Tampilkan postingan dengan label Exo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Exo. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 06 Februari 2016

[Link] Daftar Fanfiction Buatanku!

Assalamu'alaikum ^^

Halloooo kawan-kawan!

Apakah di antara kalian ada yang suka membaca fanfiction? Yup, aku juga suka membaca fanfiction, terutama FF K-Pop (BTS, EXO dan Seventeen). Tapi, selain membaca ff, aku juga sudah menulis beberapa ff. Dan pada postingan kali ini, aku hanya ingin membagikan link fanfiction yang udah aku tulis itu. Jadi bagi kalian yang ingin membaca bisa cek link di bawah ya! ^^


FF BTS

1. THIS IS OUR LIFE.

Main Cast :
- Kim Seokjin
- Jeon Yoora (OC)
- BTS & BAP Member

Rating : T

Genre : Humor, Romance, Friendship



2. MEMORIES. [NEW FF]

Main Cast :
- Kim Taehyung
- Byun Baekhyun
- Min Yoongi
- Park Chanyeol
- BTS Member

Rating : M (M untuk adegan pembunuhan!)

Genre : Tragedy, Family, Brothership



2. Because of You. [NEW FF]

Main Cast :
- Min Yoongi
- Park Jimin
- Kim Taehyung
- Jeon Jungkook

Pairing : MinYoon, VKook

Rating : T

Genre : Romance, Humor, Friendship

Link : fanfiction.net


FF EXO

1. DESTINY.

Main Cast :
- Kim Jongin
- Kim Hyora (OC)
- EXO, Infinite & SHINEE Member

Rating : T

Genre : Romance, Humor, Friendship, School Life



2. I'M SORRY.

Main Cast :
- Luhan
- Oh sehun
- EXO & BTS Member

Rating : T

Genre : Hurt, Comfort, Family, Brothership



FF SEVENTEEN

1. ONE LOVE. [NEW FF]

Main Cast :
- Jeon Wonwoo
- Kim Mingyu
- Jeon Jungkook
- Seventeen & BTS

Pairing :
- Meanie

Rating : T

Genre : Romance, Humor



FF JUSTIN BIEBER

1. THE BAD BOY

Main Cast :
- Justin Bieber
- Lily Madison (OC)

Rating : T

Genre : Romance, Humor, Friendship

Note! FF ini udah aku update sampai chapter 14. Tapi, ff ini sudah terhenti cukup lama dan aku bingung untuk melanjutkan. Aku berniat untuk melanjutkan, hanya saja kemungkinan akan aku remake dari ulang. 

Link : wattpad


FF ONE DIRECTION

1. CHANGE MY MIND

Main Cast :
- Zayn Malik
- Selena Falkner (OC)
- One Direction Member

Rating : T

Genre : Romance

Link : wattpad



Nah, itu adalah daftar ff yang aku tulis. Dan semuanya belum ada yang tamat. Ini gila, padahal aku nulis FF The Bad Boy (Justin Bieber) itu sejak 2013, tapi sampai sekarang belum kelar juga *mewek*. Dan jika banyak peminatnya, aku ada rencana untuk remake ulang ff itu. Untuk saat ini, aku lagi fokus sama tiga ff (ONE LOVE, I'M SORRY dan MEMORIES). Tapi ff yang paling banyak peminatnya akan aku usahakan untuk update dengan segera.

Yang sudah membaca silahkan tinggalkan jejak! ^^


Minggu, 22 Maret 2015

[FF] I'M SORRY : Chapter 2 - I Hate You


Title : I'm Sorry

Author : Park Myung Hee / Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Luhan as Oh Luhan.
  2. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  3. Kim Jong In (EXO) as Kim Jong In.
  4. Byun Baekhyun (EXO) as Byun Baekhyun.
Genre : Brothership, Sad, Family

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita milik saya, Luhan juga milik saya *plak. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L.

WARNING!!! Cerita gaje, typo bertebaran, mungkin OOC dan penulisan tidak menggunakan EYD.

.
.
.
.
.

Setelah beberapa menit Luhan berjalan kaki. Ia pun tiba di halaman rumahnya. Ia berjalan menuju pintu depan rumahnya. Tangan kanannya meraih kenop pintu itu, lalu membukanya. “Sehunie, aku pulang!” Ucapnya sambil tersenyum. Ia berharap Sehunnya itu akan membalas ucapannya. Ia berharap Sehunnya itu akan datang padanya lalu memeluknya. Namun, senyuman manisnya itu perlahan memudar begitu saja. Apakah kalian tahu? Ia sangat merindukan Sehun. Ya, Luhan sangat merindukan Sehun –adiknya-. Luhan pun menutup dan mengunci pintu rumahnya. Lalu berjalan menuju kamar miliknya.

.
.
.
.
.

I'M SORRY : CHAPTER 2 - I Hate You

.
.
.
.
.

Di sebuah kamar tidur. Terlihatlah dua sosok namja dengan keadaan yang jauh berbeda. Namja pertama terlihat sudah sangat rapi dan juga tampan. Sedangkan namja kedua, ia masih terlelap di balik selimut hangat miliknya.

“Kai-ya, cepat bangun!” Ucap Sehun –namja pertama- sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Kai dengan rapat. Namun, Kai tidak menghiraukan sahabatnya itu. Ia justru memeluk bantal guling miliknya semakin erat.

Sehun tak menyerah begitu saja. Ia pun merebut bantal guling yang tengah dipeluk oleh Kai. Lalu memukulnya keras ke tubuh sang pemilik yang masih terlelap itu. “Kai, ayo bangun!!!”

Kai pun mulai terusik oleh kelakuan Sehun. Ia mulai membuka kedua matanya perlahan. “Apa yang kau lakukan, Oh Sehun?! Kau ini mengganggu tidurku saja!” Ucapnya kesal sambil menggaruk surai hitam miliknya.

“Cepat bangun, bodoh! Lihatlah, ini sudah jam berapa!”

“Huh? Memangnya sekarang jam berapa?” Tanya Kai yang masih setengah sadar.

“Jam setengah delapan”

“Masih setengah delapan? Kita kan masuk jam sembilan. Kau ini... Sudah sana! Aku ingin tidur lagi” Ucap Kai lalu kembali memejamkan kedua matanya.

Sehun hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat kelakuan namja dihadapannya itu. Ia terdiam sejenak, lalu...

“APA KAU BILANG? MASUK JAM SEMBILAN? KAU PIKIR INI HARI APA?” Teriak Sehun kesal.

Kai membuka kedua matanya perlahan. Sedangkan tangannya menutup rapat kedua pendengarannya. “Aish—Kau ini, kenapa hobi sekali mengganggu tidurku huh?” Ucap Kai kesal. “Ini kan hari Jum’at—“

“Apa? Jum’at katamu?” Sehun menatap tajam ke arah Kai yang masih terduduk di tepi kasurnya.

Kai mengangguk pelan. “Ne, ini hari Jum’at. Memangnya kenapa?”

“Apa kau yakin? Bagaimana kalau kubilang ini bukan hari Jum’at?” Tanya Sehun sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

“Tapi—“

“Ini hari Kamis, bodoh! Kelas pertama kita dimulai pukul delapan pagi”

“Hari Kam—MWO? Kamis katamu?” Ucap Kai dengan kedua bola matanya yang membulat sempurna.

Sehun mengangguk. “Ne, cepat mandi atau kau mau kita telat lagi seperti hari sebelumnya?”

.
.
.

Luhan sedang merapikan tas hitam miliknya. Ia tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kampusnya. Biasanya ia mempersiapkan semuanya sepulang bekerja. Namun, kali ini ia hanya bisa merutuki dirinya sendiri karena tak mempersiapkannya sejak tadi malam. Ia terlalu sibuk mengkhawatirkan adiknya dan harus tertidur hingga larut malam karena ulah dua adiknya yang tak pulang ke rumahnya. Ya, dua adik manisnya. Terutama, Oh Sehun.


Tok... Tok... Tok...


Luhan menghentikan aktivitasnya, ketika ia mendengar suara ketukan pintu rumahnya. Ia tahu itu pasti adiknya. Entah adiknya yang mana. Tapi kali ini, ia berharap bahwa itu adalah Oh Sehun, adiknya yang sudah lama tak menginjakan kaki di rumah itu. Ia pun segera berjalan menuju pintu depan rumahnya.


Cklek...


“Se—“ Ucapannya terhenti ketika melihat namja yang datang dihadapannya. Bukan, bukan Sehun yang diharapkannya, melainkan adik manisnya yang lain. Ia pun tersenyum manis pada namja itu.

“Hyung, kau baik-baik saja?” Tanya namja itu dengan khawatir.

“Aku baik-baik saja” Luhan mengangguk lalu tersenyum.

“Uhm—Apakah Sehun belum kembali?”

Namun bukan jawaban yang didapat, melainkan pertanyaan lain yang Luhan lontarkan pada namja imut itu. “Baekhyun-ah, kenapa semalam kau tak pulang?” Tanyanya khawatir.

Byun Baekhyun. Namja imut itu adalah adik sepupu Luhan. Usianya hanya terpaut dua tahun lebih muda dari Luhan dan dua tahun lebih tua dari Sehun. Kalian tahu? Sudah beberapa minggu Baekhyun tinggal di rumah Luhan dan Sehun. Tidak, bukan karena Baekhyun kehilangan rumahnya. Orang tua Baekhyun sebenarnya memiliki rumah dan Baekhyun juga memiliki dua orang adik laki-laki. Namun, ia tak tinggal bersama mereka. Kenapa? Alasannya hanya satu. Ia ingin menemani Luhan dan Sehun.

“Jadi hyung khawatir padaku?” Godanya.

Luhan memberi Baekhyun sebuah death glare. “Tentu saja aku khawatir. Bahkan kau tak memberiku kabar. Kau tahu? Aku menunggumu semalaman” Ucapnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Baekhyun menggaruk leher belakangnya. “Uhm—Maaf hyung, aku harus mengerjakan tugas kelompokku hingga larut malam. Jadi aku menginap di rumah Chanyeol”

“Kau tahu? Kupikir kau kembali ke rumahmu tanpa sepengetahuanku atau mungkin kabur—“

“Hyung—“

Luhan menatap Baekhyun dalam-dalam. Menantikan ucapan yang akan dilontarkan selanjutnya.

“Hyung, aku tak akan melakukan hal yang sama seperti yang Sehun lakukan. Hyung tenang saja!” Ucap Baekhyun sambil menepuk pundak Luhan pelan.

“Hyunie, aku rindu pada Sehun”

“Aku tahu kau rindu padanya. Hyung tenang saja. Jika aku bertemu dengannya aku akan menghabisinya”

“Baekhyun—“

“Eh, ma—maksudku aku akan membawanya kembali ke rumah ini”

“Ah—Sudahlah. Sekarang masuklah, kau pasti lelah” Ucap Luhan. Baekhyun mengangguk dan mengikuti Luhan yang masuk ke dalam rumahnya terlebih dahulu. “Di dapur tak ada makanan. Kau mau kubuatkan apa?”

“Um—Tidak usah hyung”

Luhan menghentikan langkah kakinya. Ia membalik badan dan menatap Baekhyun yang berada dibelakangnya. “Cepat katakan saja”

“Tidak hyung, nanti kau bisa telat”

“Apa?”

“Nanti kau bisa telat ke kampus”

“Dari mana kau tahu kalau aku mau ke kampus?”

“Tentu saja aku tahu. Hyung, bahkan kau sudah rapi dan sangat wangi”

“Eh begitukah? Jadi kau tak mau kubuatkan sesuatu?”

“Tidak. Um—Terima kasih hyung”

Luhan membulatkan kedua matanya. “Terima kasih untuk apa?”

“Karena kau telah menjadi hyung yang baik”

“Baekhyun—“

“Ne, Luhan hyung”

“Kau ini memuji atau—“

“Aku memujimu hyung. Kau memang hyung terbaik”

“Huft! Andai saja Sehun mengatakan itu juga” Ucap Luhan. Raut wajahnya kini berubah menjadi sedih.

“Eh? Hyung, kenapa wajahmu menjadi seperti itu? Um—Mian”

“Tak apa”

“Hyung, kecelakaan itu bukan kesalahanmu. Jadi, kupikir tidak seharusnya Sehun marah atau mungkin membencimu”

“Itu salahku. Andai saja kubiarkan Sehun menyuruh eomma dan appa untuk naik taksi. Mungkin kecelakaan itu tak akan pernah terjadi. Ah—Sudahlah, aku sudah telat. Aku mau pergi ke kampus dulu“ Ucap Luhan lalu beranjak ke kamarnya.

‘Hyung, kau tenang aja. Aku akan membantumu menjelaskan semuanya pada Sehun’

.
.
.
.
.

Kim Jongin dan Oh Sehun.

Lihatlah kedua bocah berusia 18 tahun yang sudah lama bersahabat itu. Sifat mereka sungguh kekanakan. Sehun yang kini sudah berdiri tepat di halte bus hanya mampu menggumam kesal. Kedua tangannya terlipat manis di depan dada. “Cih! Lambat sekali bocah itu” Gumamnya sambil menatap Kai yang masih berlari menuju ke arahnya.

Kalian tentu masih ingat dengan kejadian di rumah Kai bukan? Ya, setelah lama menunggu Kai yang super santai itu, akhirnya Sehun pun memutuskan untuk meninggalkan Kai yang masih mengikat tali sepatunya. Ia memilih untuk berangkat ke kampusnya terlebih dahulu.

“Lelah? Hmm—“ Tanya Sehun saat Kai tiba di halte bus itu.

Kai memutar bola matanya malas. “Cih! Nada bicaramu sungguh mengejekku”

“Makanya lain kali jangan lupa hari seperti tadi!” Ucap Sehun sambil terkekeh.

“Apa katamu?”

“Ah—Tidak, aku tak mengatakan apapun” Ucap Sehun. “Hey, lihat! Busnya sudah datang” Ucapnya lalu berjalan perlahan menuju bus.

Bukannya menaiki bus. Kai justru melihat seseorang yang tengah berlari kecil menuju halte bus. “Sehun, lihatlah! Bukankah itu Luhan hyu—“

“Cepat naik atau kau mau tertinggal?” Ucap Sehun sebelum ia benar-benar melesat masuk ke dalam bus itu.

“Huft—Kau benar-benar menyebalkan, Oh Sehun!” Gumam Kai sambil menggelengkan kepalanya. Ia pun menunggu Luhan yang berlari menuju kearahnya.

“SEHUN, KAI TUNGGU AKU!“ Teriak Luhan sambil berlari sekuat tenaga. Ia harus berlari cepat agar bisa berada satu bus dengan Sehun.

“Hyung, akhirnya kau sampai juga” Ucap Kai sambil terkekeh.

“Huft! Melelahkan” Ucap Luhan sambil mengelap keringat yang mengucur di dahinya.

“Anggap saja olahraga pagi, hyung. Kkkk—“ Ucap Kai sambil terkekeh pelan. Luhan pun mengangguk sambil tersenyum.

“Kai, bagaimana kabarmu dan Sehun?” Tanya Luhan.

“Aku baik-baik saja, hyung. Sedangkan Sehun—“


Tiiiinn... Tiiiinn...


“Kai, sepertinya pak supir sudah menyuruh kita untuk cepat naik”

Kai mengangguk. “Ah—Benar juga. Hyung, ayo naik! Nanti kita bisa tertinggal” Ucap Kai.

“Ne, kajja!”

“Oh iya, hyung. Nanti kau saja yang duduk bersama Sehun. Aku tau kau merindukannya” Ucap Kai lalu menaiki bus itu terlebih dahulu. Luhan hanya terdiam sebentar lalu mengikuti Kai masuk ke dalam bus itu.

.
.
.

Setelah Kai dan Luhan naik, bus yang ditumpangi mereka pun segera berjalan menuju tempat perhentian selanjutnya. Di saat Luhan sedang mencari-cari tempat duduk Sehun. Kai yang sedang duduk di bangku paling belakang pun memberitahunya dengan berbisik.

“Pssttt! Luhan hyung, disana” Bisiknya sambil melirik tempat duduk Sehun.

“Ah? Baiklah” Ucapnya sambil mengangguk.

“Semoga berhasil hyung”

Luhan pun berjalan menuju Sehun dan langsung duduk disampingnya. Ia melihat adiknya yang tengah memandang ke arah luar kaca. Sudah lama ia tak duduk di dekat Sehun. Ia sangat rindu pada adiknya. “Sehunie” Ucap Luhan pelan.

Namun, Sehun tak mendengarnya. Hal itu jelas saja terjadi karena saat ini Sehun sedang memakai earphone. Ia sedang mendengarkan musik dengan volume yang sangat keras. “Kai-ya, sepulang dari kampus temani aku ne?” Ucapnya sambil mengalungkan earphone ke lehernya.

“Sehun, ini aku—“ Ucap Luhan sambil menundukkan kepalanya. Ia sedang mengumpulkan keberanian untuk berbicara pada adiknya itu.

Merasa tak asing dengan suara orang disampingnya. Sehun pun menoleh ke arah orang itu. Dan betapa terkejutnya ketika ia mendapati Luhan yang tengah duduk menunduk disampingnya. 'Luhan hyung—‘ Batinnya.

“Sehunie. Umm—aku ingin meminta maaf padamu. Aku, aku tahu kau masih marah padaku atau mungkin kau membenciku. Ya, aku memang pantas mendapatkan itu semua. Tapi kau perlu tahu satu hal, bahwa aku, aku tak pernah menginginkan kecelakaan itu terjadi. Apalagi—“

“Cukup! Aku tak mau dengar apapun lagi darimu”

“Tapi—“

“Lagi pula siapa yang menyuruhmu duduk disini? Dimana Kai?”

“Kai yang menyuruhku untuk duduk disini”

“Lalu kenapa kau menuruti kemauan bocah itu huh? Bukankah sudah kukatakan sebelumnya agar kau tak pernah lagi menggangguku? Tak bisakah kau mengerti bahwa sampai kapanpun aku tak ingin bertemu lagi denganmu?” Ucap Sehun kesal. Ia pun bangkit dari tempat duduknya. “Minggir!”

“Tidak” Ucap Luhan sambil menatap Sehun lekat. Kedua bola matanya mulai berkaca-kaca.

“Kubilang minggir! Aku mau turun!”

“Tidak, sebelum kau memaafkan aku” Sahut Luhan sambil tetap menatap Sehun.

“Aku tak akan pernah memaafkanmu dan aku... Sangat membencimu!” Bisiknya. Sehun pun mendorong kaki Luhan yang menghalanginya dengan kasar. Lalu berjalan ke depan menuju pintu bus yang masih tertutup. Ia menunggu bus itu terhenti.

“Kau membenciku?” Ucapnya bergetar. Tangisnya mulai pecah. Luhan pun mengusap kasar air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya. Ia pun pindah ke pojokan. Tempat duduk yang tadi ditempati oleh Sehun.

“Sehun, apa yang dia lakukan?” Ucap Kai yang langsung berlari kecil menuju tempat duduk Luhan. “Hyung kau baik-baik saja?” Ucapnya lalu duduk disamping Luhan.

Luhan mengangguk sambil tersenyum tipis. “Ne, aku baik-baik saja” Sahutnya sambil menatap ke arah luar kaca bus itu.

.
.
.

Setelah dua menit menunggu, akhirnya bus itu terhenti di sebuah halte. Sehun pun langsung turun begitu saja. Meninggalkan Kai dan Luhan yang masih berada di dalam bus. Ia sudah tak peduli lagi dengan jam kuliahnya yang sebentar lagi akan dimulai. Dadanya sangat sesak. Sesak saat mengatakan sesuatu yang mungkin akan membuat hyungnya menangis begitu saja.

“Kau bodoh—“ Ucap Sehun dengan suara yang nyaris tak terdengar oleh siapapun. Ia kembali menatap bus yang telah kembali berjalan menuju perhentian berikutnya.



-To Be Continued-

.
.
.

:::NEXT CHAPTER:::

“Tolong berikan ini pada Sehun”

“Sehunie, ini ice cream yang kau minta”

“Kenapa kau sendirian? Dimana Oh Sehun?”

“Tapi kau harus berjanji untuk menjawabnya!”

“Janji?”

"Luhan hyung, tolong maafkan aku” 

.
.
.

Yo, yang udah baca jangan main kabur aja yo! Lu, lu pada harus ninggalin jejak dulu yo! Karena gue butuh banget saran dari lu semua yo! *ngerapp bareng Chanyeol* 

Oke, gomawo ne yang udah bersedia membaca fanfic ini. Jangan lupa ditunggu komentarnya! Sekian dan terima Kai ^_^

Pai pai . . . . .


Kamis, 22 Januari 2015

[FF] I'M SORRY : Chapter 1 - He's Still Your Brother


Title : I'm Sorry

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Luhan as Oh Luhan.
  2. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  3. Kim Jong In (EXO) as Kim Jong In.
  4. Wu Yi Fan / Kris as Kris.

Genre : Brothership, Sad, Family

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita milik saya, Luhan juga milik saya *plak. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L.

WARNING!!! Cerita gaje, typo, dan penulisan tidak menggunakan EYD.

.
.
.
.
.

“Se-Sehun—“ Suara namja -pelayan cafe- itu terdengar sedikit bergetar.

“Setelah ini, kuharap kau tak akan pernah menggangguku lagi” Ucap Sehun lalu pergi tanpa memesan apapun di cafe itu. Ia pergi meninggalkan namja manis yang masih mematung disana. Sepasang mata namja manis bersurai cokelat itu kini berkaca-kaca. Ia sedang bersusah payah menahan butiran-butiran kristal yang mungkin akan terjatuh kapan saja.

“Mianhae...” Ucap namja manis itu dengan lirih. Ia pun mengusap air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya. Ia pun berjalan sambil menundukkan kepalanya menuju toilet di cafe itu. Ia tak sadar bahwa sebenarnya ada sepasang mata yang memperhatikannya sejak tadi.

‘Semoga masalahmu bisa terselesaikan dengan cepat, Luhan!’ Batin seseorang yang sejak tadi memperhatikan Sehun dan namja manis yang bernama Luhan itu.

.
.
.
.
.

I'M SORRY : CHAPTER 1 - He's Still Your Brother

.
.
.
.
.

Luhan berdiri tepat dihadapan sebuah wastafel. Kedua telapak tangannya menampung air dari kran yang tengah menyala itu. Lalu membasuh air itu ke seluruh wajahnya. Ia menatap dirinya di cermin besar itu. Kedua matanya sembab dan hidungnya pun memerah. “Sehunie, apakah sekarang aku terlihat begitu menjijikan dimatamu? Apa kau benar-benar sudah membenciku?”

“Sehun masih marah padamu?” Tanya seorang namja tampan yang memiliki postur tubuh jauh lebih tinggi dari Luhan. Ia berjalan mendekati Luhan yang masih terdiam disana. “Saat tadi aku sedang melayani pengunjung, tak sengaja aku melihat kalian. Menurutku, Sehun benar-benar keterlaluan padamu” Ucapnya lagi.

Luhan menatap namja itu melalui cermin besar dihadapannya. “Kris, kurasa aku memang pantas mendapatkan semua ini. Andai saja—“
“Berhenti mengatakan itu! Berhenti untuk menyalahkan dirimu sendiri, Luhan!” Ucap Kris –namja yang sejak tadi memperhatikan Luhan dan Sehun-. Wu Yifan atau yang lebih dikenal dengan Kris, ia adalah sahabat baik Luhan. Saat ini mereka kuliah dan bekerja di tempat yang sama.

Luhan membalik tubuhnya menghadap ke arah Kris. “Kris, sepertinya Sehun benar-benar sudah membenciku. Kurasa dia tak akan mau memaafkan aku. Aku, aku benar-benar merasa bodoh. Aku tak bisa men—“ Ucap Luhan sambil menundukkan kepalanya.

“Cukup, cukup! Jangan katakan apapun lagi. Bukankah sudah kubilang jangan menyalahkan dirimu? Kau harus percaya padaku! Sehun, pasti akan memaafkanmu! Semuanya hanya butuh waktu”

Luhan menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis. “Ne, kuharap juga seperti itu. Aku harap dia mau memaafkanku”

“Nah, sebaiknya sekarang kau kembali bekerja! Aku tak mau nantinya kau dimarahi karena terus berdiri disini. Kkkk—“ Ucap Kris lalu beranjak meninggalkan toilet.

‘Kuharap juga begitu, Kris! Tapi apa mungkin itu akan terjadi? Dia bahkan sudah terlanjur membenciku’ Tanya Luhan dalam batinnya.

.
.
.

Sehun berjalan gontai menuju pintu rumahnya. Ah! Tidak, bukan rumah miliknya, lebih tepatnya rumah milik ayah Kim Jong In –sahabat Sehun-. Sebelum ia sempat meraih kenop pintu rumah itu, pintu rumahnya telah terbuka dengan sendirinya. Dan munculah sesosok namja manis bersurai hitam dari balik pintu itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Kim Jong In atau yang biasa di sapa Kai.

“Sehun-ah, kenapa wajahmu kacau sekali?” Ucap Kai yang masih setia berdiri di ambang pintu.

Sehun menatap namja dihadapannya dengan datar. “Menurutmu apa yang bisa membuat wajahku kacau seperti ini, Kai?” Ucapnya kesal. Ia pun langsung melesat masuk ke dalam, tanpa menunggu jawaban selanjutnya.



BRAAKKK...



Terdengar suara bantingan pintu yang cukup keras. Kai yang masih berdiri di tempat semula pun sangat terkejut. Dan siapa lagi tersangka utamanya, kalau bukan Oh Sehun. “YAK! OH SEHUN! LAMA-LAMA PINTU KAMARKU BISA HANCUR OLEHMU!” Teriak Kai dengan kesal. Rasanya ingin sekali ia meninju wajah sahabatnya itu.

.
.
.

Sehun Pov



BRAAKKK...



Aku menutup pintu kamar Kai dengan sangat keras. Dan langsung terdengar suara ocehan Kai dari luar kamar. Sepertinya ia mendengar suara bantingan pintu itu. Tapi, biar sajalah. Aku tak peduli dengan bocah yang satu itu. Aku pun berjalan menuju tempat tidurku dan Kai. Lalu merebahkan tubuhku di tempat tidur yang nyaman ini. Aku pun memejamkan kedua mataku.

“Sehunie?”

Baru beberapa detik aku memejamkan mata. Kedua mataku ini terbuka lagi, setelah aku mendengarkan suara itu lagi. Kenapa suara namja sialan itu terus menghantuiku huh? Aku pun berusaha memejamkan mataku lagi.

“Sehunie? Kau kah itu?”

Aku membuka kedua mataku lagi. Kali ini justru semakin jelas. Aku dapat melihat bayangan wajah namja sialan itu dan jangan lupakan mengenai suaranya yang juga ikut menghantuiku. Kenapa? Kenapa suara dan bayangan wajah namja bernama Luhan itu terus ada? Tak bisakah ia tak menghantuiku sehari saja? Ckckck! Dasar menyebalkan...


Cklek...


Terdengar suara seseorang membuka pintu. Oh tidak! Jangan bilang bahwa itu adalah Luhan! Sungguh aku tak pernah mengharapkan kehadiran namja itu lagi. Aku tak ingin melihat namja itu.

“Sehun-ah—“

Aku menghela napas lega ketika tahu yang berbicara itu bukan Luhan. Melainkan si bocah menyebalkan bernama Kim Jong In. Tapi kenapa dia ada disini? “Hmm—Kai-ya, bukankah tadi kau mau pergi ke luar?”

“Itu—Tak jadi” Ucapnya lalu berjalan mendekati meja belajar. Lalu menempatkan dirinya di kursi dekat meja belajarnya.

Dasar namja aneh, tadi aku bertanya dan dia hanya menjawab seperti itu? “Kenapa kau tak jadi pergi keluar?” Tanyaku.

“Aku—“ Ia terdiam sejenak. Sepertinya ia sedang berpikir. “Entahlah, setelah melihat wajahmu yang begitu kacau aku jadi malas untuk pergi ke luar”

Aku memutar bola mataku kesal. “Cih! Bodoh sekali! Alasan macam apa itu huh?”

“Sepertinya kau sedang banyak masalah. Jadi kupikir tak baik jika meninggalkanmu di rumah sendirian” Ucapnya lagi sambil memutar kursi itu menghadapku. “Kau sedang ada masalah apa? Ayo, cerita padaku! Mungkin bisa kubantu”

“Tak ada—“ Ucapku.

Ia menatapku lekat. “Tak ada? Benarkah seperti itu?” Tanyanya lagi.

Aku hanya menganggukan kepalaku tanpa menjawab pertanyaannya.

“Ayolah, Oh Sehun! Aku ini sahabatmu. Ceritakan saja padaku! Tak baik jika terus-terusan memendam masalah seperti itu. Kau tahu? Aku hanya—“

“Hanya apa?” Ucapku sambil menatap tajam Kai.

“Aku hanya takut kau menjadi frustasi dan berakhir di rumah sakit jiwa” Ucapnya dengan tampang polos.

“Tapi kupikir tak semua masalah harus kuceritakan pada sahabat bodoh macam kau kan?”

“Aish—Kau ini benar-benar menyebalkan! Apa kau mau ku usir dari rumahku huh?” Ucap Kai kesal sambil mempoutkan bibirnya. Aku hanya terkekeh melihat ekspresi wajahnya. Yaampun! Dia benar-benar menggelikan.

“Kenapa tertawa? Apanya yang lucu?” Tanyanya sembari cemberut.

“Tak ada, tak ada—“ Ucapku masih terkekeh.

“Diamlah, Oh Sehun!” Ucapnya sambil melempar sebuah pulpen ke arahku. Aku pun pura-pura meringis kesakitan karena wajahku terkena lemparan pulpen itu. “Apa tadi kau bertemu dengan hyungmu lagi?” Tebaknya.

Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Kai. Aku pun hanya menatap langit-langit kamar ini, aku tak berniat sedikitpun untuk menatap Kai.

Kai pun segera berjalan menghampiriku yang masih terbaring di kasur. Ia mendudukan dirinya di tepi kasur ini. “Sehun-ah, jawab aku! Apa tadi kau bertemu dengan hyungmu lagi?”

Aku hanya diam. Tak berniat menjawab pertanyaannya sedikitpun.

“Hey, bodoh! Jawab aku! Apa kau bertemu dengan hyungmu?” Ucapnya sambil mengguncangkan tubuhku dengan keras.

Aku mengangguk. “Ne, tadi aku bertemu dengan Luhan” Ucapku malas.

“Panggil dia hyung!!!”

“Tak mau” Ucapku sambil meliriknya tajam.

“Panggil dia hyung atau—“

“Atau kau akan mengusirku dari rumahmu? Itu kan yang mau kau katakan?” Ucapku sambil menyeringai. Kai hanya menggumam kesal. “Tak apa jika kau mengusirku, tapi jangan pernah menyuruhku untuk menyebutnya dengan kata hyung lagi!”

“Sehun-ah, kau ini benar-benar namja bodoh sekaligus idiot ya? Kau tahu? Bagaimanapun juga Luhan itu tetap hyungmu! Hyung kandungmu!!!”

“Tidak! Dia bukan hyungku lagi. Aku membencinya”

“Terserah kau mau berkata apa. Tapi Luhan itu tetaplah hyungmu, bodoh!”

“Diamlah!!! Kau ini berisik sekali. Aku lelah dan sekarang aku mau tidur. Good night...” Ucapku lalu menarik selimut sampai menutupi wajahku seluruhnya.

.
.
.

Author Pov


Sebuah bus tampak terhenti tepat di depan sebuah halte kecil. Lalu, terlihatlah sesosok namja manis yang turun dari dalam bus itu. “Sampai bertemu besok, Kris!” Ucapnya sambil melambaikan tangan pada Kris yang masih berada di dalam bus itu.

Luhan pun berjalan menuju rumahnya yang berada tak jauh dari halte itu.

.
.
.

Setelah beberapa menit Luhan berjalan kaki. Ia pun tiba di halaman rumahnya. Ia berjalan menuju pintu depan rumahnya. Tangan kanannya meraih kenop pintu itu, lalu membukanya. “Sehunie, aku pulang!” Ucapnya sambil tersenyum. Ia berharap Sehunnya itu akan membalas ucapannya. Ia berharap Sehunnya itu akan datang padanya lalu memeluknya. Namun, senyuman manisnya itu perlahan memudar begitu saja. Apakah kalian tahu? Ia sangat merindukan Sehun. Ya, Luhan sangat merindukan Sehun –adiknya-. Luhan pun menutup dan mengunci pintu rumahnya. Lalu berjalan menuju kamar miliknya.


-To Be Continued-

.
.
.

:::NEXT CHAPTER:::

“Hari Kam—MWO? Kamis katamu?”

“Jadi hyung khawatir padaku?” 

“Tidak. Um—Terima kasih hyung”

“Cukup! Aku tak mau dengar apapun lagi darimu”

“Kau bodoh—“ 

.
.
.

Hayo, yang udah baca jangan kabur dulu! Tinggalkan jejak sebelum kabur, karena aku butuh banget kritik dan saran dari kalian. Atau kalo kalian punya akun ffnet, bisa juga baca dan review disana. Langsung aja klik --> I'M SORRY (via ffnet).

Oke deh, cukup sekian dan terima Kai ^^





Jumat, 19 Desember 2014

[FF] I'M SORRY : Prolog


Title : I'm Sorry

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Luhan as Oh Luhan.
  2. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  3. Kim Jong In (EXO) as Kim Jong In.
  4. Wu Yi Fan / Kris as Kris.
Genre : Brothership, Sad, Family

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita milik author, Luhan juga milik author *plak. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L.

A/N : Annyeong! Entah kenapa, bukannya ngelanjutin FF yang udah ada, malah bikin FF dengan judul baru -_- Tapi aku harap banyak yang baca dan suka dengan ff ini. So, yang udah baca jangan lupa buat tinggalin jejak yah! Kritik dan saran sangat dibutuhkan ^^

WARNING!!! Cerita gaje, typo, dan penulisan tidak menggunakan EYD.


.
.
.
.
.


Sore itu...



Seorang namja berkulit putih susu, tengah berjalan sendirian di tengah keramaian Kota Seoul. Ia berjalan sembari menggosokan kedua telapak tangannya yang dibalut oleh sarung tangan hitam yang ia kenakan. Ya, cuaca di Kota Seoul saat ini begitu dingin. Butiran-butiran salju pun terus turun ke bumi dengan lebatnya. Membuat kota itu dihiasi oleh warna putih sepenuhnya. Kalian tahu? Ini adalah bulan Desember. Seoul sedang memasuki musim dingin.



Klontang...



Suara lonceng berbunyi, ketika namja berkulit putih susu itu berhasil membuka pintu cafe. Ia pun masuk ke dalam cafe itu. Sepasang matanya sibuk menelusuri setiap sudut cafe ini, hingga tatapan matanya terhenti tepat di sebuah meja kosong di pojok ruangan itu. Ia pun langsung menempati meja kosong itu.

Belum lama namja itu duduk, seorang pelayan cafe tengah berjalan menghampirinya. “Mau pesan apa?” Tanyanya pada namja dihadapannya.

Namja yang ditanya segera meraih daftar menu yang tergeletak diatas meja itu. Ia pun segera melihat-lihat isi dari daftar menu itu. “Aku ingin—“ Ucapannya terpotong. Pelayan cafe itu menyela ucapannya.

“Sehunie?” Tanya pelayan cafe itu pada namja yang kini masih melihat daftar menu. Ya, namja jangkung berkulit putih susu yang tengah duduk itu bernama lengkap Oh Sehun.

‘Sehunie?’ Ucap Sehun dalam batinnya. Ya, Sehun bisa mengenali suara itu.

“Sehunie? Kau kah itu?” Tanya pelayan cafe itu lagi.

Sehun pun menatap malas pelayan cafe itu. Ada sebuah kebencian yang tersirat di dalam sorotan mata Sehun. “Sepertinya dunia ini begitu sempit. Bisa-bisanya aku bertemu denganmu lagi”

“Sehun, aku ingin menjelaskan—“

“Bukankah sudah cukup jelas, bahwa kau telah membuatku kehilangan mereka?” Tanyanya dengan suara yang pelan namun terdengar menakutkan. Dan satu lagi, tak ada sedikitpun ekspresi di wajah namja bernama Oh Sehun itu.

“Se-Sehun—“ Suara namja -pelayan cafe- itu terdengar sedikit bergetar.

“Setelah ini, kuharap kau tak akan pernah menggangguku lagi” Ucap Sehun lalu pergi tanpa memesan apapun di cafe itu. Ia pergi meninggalkan namja manis yang masih mematung disana. Sepasang mata namja manis bersurai cokelat itu kini berkaca-kaca. Ia sedang bersusah payah menahan butiran-butiran kristal yang mungkin akan terjatuh kapan saja.

“Mianhae...” Ucap namja manis itu dengan lirih. Ia pun mengusap air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya. Ia pun berjalan sambil menundukkan kepalanya menuju toilet di cafe itu. Ia tak sadar bahwa sebenarnya ada sepasang mata yang memperhatikannya sejak tadi.

‘Semoga masalahmu bisa terselesaikan dengan cepat, Luhan!’ Batin seseorang yang sejak tadi memperhatikan Sehun dan namja manis yang bernama Luhan itu.




-To Be Continued-

.
.
.

A/N : Aku lagi kangen banget sama Abang Luhan dan Abang Kris. Sebenernya aku mau lanjutin FF yang lain, tapi entah kenapa yang ada di otakku tuh malah ide buat cerita FF baru. Ya, sudahlah aku buat FF ini. Maaf ya, kalo feelnya kurang dapet. Tapi kritik dan sarannya dari kalian aku tunggu! ^^



Rabu, 17 Desember 2014

[FF] Destiny - Chapter 6 : Bad Morning


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin / Kai (EXO) as Kim Jongin / Kai.
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum / Key (SHINee) as Kim Kibum / Key.
  5. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  6. Do Kyungsoo (EXO) as Do Kyungsoo.
  7. Kim Myungsoo / L (Infinite) as Kim Myungsoo.
  8. Park Hyunae (OC).
  9. Byun Baekhyun (EXO) as Byun Baekhyun.
Genre : Humor, Brothership, Family , Friendship, School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni karangan author. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L, Shawol

A/N : Fanfiction ini juga aku publish di akun wattpadku. Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi ya! Dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak! ^^


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 5






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


"Baiklah, sebagai gantinya... Bagaimana kalau besok aku traktir kau makan ice cream?"

"Woah! Ne, aku mau! Hmm... Taemin, sudah dulu ne? Aku mengantuk..."

"Baiklah... Sampai bertemu besok!"


Tuutt... Tuutt... Tuutt...


Sambungan telepon itu pun akhirnya terputus. Aku pun meletakan ponselku ini di meja belajar yang berada di dekat ranjangku. Setelah itu aku memejamkan kedua mataku ini.

-
-

Destiny (Chapter 6 : Bad Morning)

-
-


"Eugh~" Gadis itu sedikit terusik karena seberkas cahaya matahari pagi menembus jendela kamarnya, menerpa wajah cantiknya yang tengah terlelap dengan damainya. Kedua matanya mulai membuka secara perlahan. Jemari tangannya meraba meja yang terletak di dekat tempat tidurnya, mencari barang berharga miliknya yang terletak disana. "Mwo? Setengah enam?" Jeritnya dengan kedua mata terbelalak. "MYUNGSOO OPPA!!!!!!" Kali ini ia benar-benar berteriak dengan sangat kencang. Jika ini adalah film kartun atau anime, mungkin kalian akan melihat keadaan rumah Hyora yang akan terguncang seketika.

.
.
.
.
.

Di sebuah kamar tidur, terlihatlah seorang pemuda tampan berambut hitam tengah duduk sambil menulis. Oh tidak, sepertinya bukan sedang menulis. Lebih tepatnya ia sedang duduk di kursi, dengan tangan kanan yang menggenggam pulpen. Ya, pemuda itu -Kim Myungsoo- sedang berkutat dengan tugas sekolahnya yang semalam belum sempat ia selesaikan. "Aish~ Bagaimana lagi ini? Aku sudah tidak tau kelanjutannya" Ucapnya kesal lalu tanpa sengaja ia melempar pulpen hitam miliknya. Dan pulpen itu sukses terjatuh di kolong meja belajarnya.

"Aish! Ada-ada saja sih. Kenapa pulpennya malah terlempar?" Gerutunya. Ia pun segera menunduk untuk mengambil pulpen itu. Namun, belum sempat ia mengambil pulpen itu...

"MYUNGSOO OPPA!!!!" Tiba-tiba saja terdengar suara jeritan yang sangat kencang memanggil namanya. Hal itu tentu saja membuat Myungsoo terkejut.


DUKKK...


"Appo!!!" Ringisnya saat kepalanya sukses mencium meja belajar miliknya. Ia pun mengelus-elus kepalanya dan langsung berjalan menuju kamar adik perempuannya -Kim Hyora-.

Belum sempat Myungsoo membuka kenop pintu kamar Hyora, ternyata sang pemilik kamar sudah membukanya terlebih dahulu. "Kyaa~ Hantu!!!" Jerit Hyora.


Pletak...


Satu jitakan sukses mendarat di kepala gadis itu. Hal ini membuat gadis itu langsung mengelus kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya. "Aish~ Oppa kenapa memukulku?" Tanyanya kesal.

"Yak! Hyora, babo! Harusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa pagi-pagi begini kau sudah membuat masalah?" Myungsoo memberi death glare pada Hyora.

"Mwo? Masalah? Memangnya aku membuat masalah apa? Jangan seenaknya saja menuduh seperti itu!" Hyora pun tak mau kalah dari Oppanya.

"Kenapa kau harus berteriak seperti tadi huh?"

“Itu karena... Apa Eomma dan Appa sudah berangkat ke New York?” Tanya Hyora.

Myungsoo hanya mengangguk pelan. “Ne, mereka sudah berangkat sejak tadi”

“Aish~ Kenapa oppa tidak membangunkanku?” Ucap Hyora sembari mengerucutkan bibirnya lucu.

Myungsoo hanya menggelengkan kepalanya. “Ternyata kau tidak sadar huh? Sejak tadi aku sudah membangunkanmu, tapi kau tetap tertidur pulas. Jadi jangan salahkan aku!” Ucap Myungsoo sambil beranjak dari kamar Hyora. Ia berjalan menuju tangga rumahnya.

“Yak! Kau mau kemana? Aku belum selesai bicara” Tanya Hyora sambil mengikuti Myungsoo yang tengah menuruni tangga.

“Kau mau mengoceh apalagi huh? Dari pada kau mengoceh, lebih baik cepat mandi lalu siapkan sarapan untuk kita!” Pinta Myungsoo dengan seenaknya.

“Aish~ Apa-apaan dia? Seenaknya saja menyuruhku seperti itu!” Ucap Hyora kesal sambil berkacak pinggang. Ia pun berjalan menuju dapur. Membuka kulkas untuk melihat persediaan bahan makanan. Dan... “OPPA!!!” Lagi dan lagi, ia berteriak sekencang mungkin. Membuat seseorang yang dipanggil namanya berdecak kesal.

“Ada apa lagi huh? Tidak bisakah kau tidak berteriak sekali saja?” Ucap Myungsoo setelah tiba di dapur.

“Mianhae, tapi kurasa tidak bisa” Ucap Hyora sambil terkekeh pelan. Membuat Myungsoo semakin kesal pada adik manisnya itu.

“Memangnya ada apa lagi?”

“Kurasa takan ada sarapan untuk pagi ini...” Ucap Hyora berterus terang.

“Tidak ada sarapan? Apa maksudmu?” Myungsoo mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti apa yang sedang dibicarakan adiknya itu.

Hyora pun membuka pintu kulkas yang berada didekatnya itu. Lalu jari tangannya menunjuk kearah kulkas. “Lihatlah! Tidak ada persediaan apapun didalam sini”

Kedua bola mata namja manis itu membulat sempurna. “MWO? J-Jadi Eomma dan Appa pergi ke New York tanpa meninggalkan persediaan makanan apapun?”

Hyora menganggukan kepalanya. “Ne, lalu bagaimana?”

Myungsoo hanya mengangkat bahunya. “Aku tak tau. Ah, sudahlah! Lebih baik kita segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah”

Hyora mengangguk pasrah. “Baiklah...”

Myungsoo dan Hyora pun segera pergi menuju ke kamar mereka masing-masing untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

.
.
.
.
.

TOK... TOK... TOK...


Seorang namja tengah mengetuk pintu sebuah kamar tidur. Ia menunggu di depan pintu itu dengan setia. Dalam hatinya, ia berharap sang penghuni kamar akan membuka pintu untuknya. Namun, kali ini harapannya tak terwujud. Terbukti setelah beberapa menit menunggu, tak satu pun penghuni kamar membuka pintu untuknya. Akhirnya ia pun membuka kenop pintu itu.


Cklek...


Ia pun masuk ke dalam kamar itu dengan perlahan. Sepasang matanya menangkap sosok penghuni kamar yang masih terlelap di alam mimpi. “Ckck... Dasar pemalas!” Ucapnya sambil berkacak pinggang. Ia pun menarik napas dalam-dalam, lalu...

“TAEMIN-AH! KAI-YA! CEPAT BANGUN!!!!” Teriaknya dengan sekeras mungkin. Membuat sang penghuni kamar terusik.

“Hyung, berisik! Jangan berteriak seperti itu!” Ucap Taemin sambil mengerjapkan kedua matanya.

“Lima menit lagi hyung...” Sahut Kai dengan kedua mata yang masih terpejam.

“YAK! KIM JONGIN, CEPAT BANGUN!!!!” Teriak Key.

“Sebentar lagi hyung...” Ucap Kai. Ia menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Key pun semakin kesal dengan aksi dongsaengnya itu. Ia pun berjalan menuju tempat tidur Kai. Taemin yang masih setengah sadar pun bergidik ngeri melihat hyungnya itu. “KIM JONGIN, CEPAT BANGUN!” Teriaknya lagi.

“Aish~ Sebentar lagi hyung! Aku masih meng—“

“CEPAT BANGUN ATAU KAU MAU KUSIRAM SEPERTI KEMARIN HUH?” Teriak Key sambil menarik selimut yang dipakai oleh Kai.

“Hyung, kau sungguh menyebalkan!” Gerutu Kai sambil mengerucutkan bibirnya.

“Kau bicara apa?” Tanya Key.

“Ah—Tidak, tidak. Aku tidak mengatakan apapun. Sudahlah sana, hyung lebih baik keluar dari kamarku!!!” Usir Kai dengan seenaknya.

Key memutar bola matanya malas. “Dasar dongsaeng kurang ajar! Seenaknya saja kau mengusirku” Ucapnya kesal. Membuat kedua dongasengnya terkekeh pelan. Key pun segera beranjak dari kamar Taemin dan Kai.

.
.
.
.
.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup sebentar, kini Hyora dan Myungsoo telah tiba di parkiran sekolah mereka.

“Oppa, aku lapar. Kita ke kantin dulu ne?” Tanya Hyora. Myungsoo mengangguk setuju. Ia menerima tawaran adiknya karena memang perutnya terasa lapar.

.
.
.
.
.

“Disini masih sepi sekali...” Ucap Hyora sambil menatap sekelilingnya. Ia pun menempatkan dirinya di salah satu kursi kosong yang berada di kantin itu.

Myungsoo mengangguk pelan. “Tentu saja, pedagang pun belum banyak yang buka. Hmm—Jadi kau mau pesan apa?” Tanya Myungsoo pada Hyora.

Hyora pun diam sampai beberapa menit, ia tampak sedang berpikir keras.

“Yak! Kenapa kau diam saja huh? Aku bertanya padamu, bodoh! Kau mau pesan apa?”

Hyora memutar bola matanya malas. “Aku ingin nasi goreng kimchi saja”

“Baiklah, aku akan pesan makanan dulu. Kau tunggu disini!” Ucap Myungsoo. Sedangkan Hyora hanya mengangguk tanpa menjawab apapun. Dan tentu saja hal itu membuat Myungsoo –Kakaknya- mendengus kesal. “Kau mendengarku tidak?!” Tanyanya lagi.

“Ne, oppa tersayang! Aku mendengarmu, sudah sana cepat pesankan aku makanan!” Perintah Hyora dengan seenaknya saja.

“Cih! Menyebalkan!!!” Ucap Myungsoo dengan kesal. Ia pun segera beranjak dari tempatnya.

.
.
.
.
.

Setelah beberapa menit menunggu, sepertinya Hyora mulai bosan. Ia masih duduk sendirian, ya karena Myungsoo belum juga kembali. Ia pun menopang dagunya sambil sesekali tangan yang lain mengetuk-ngetuk jarinya pada meja.

“Annyeong! Pagi-pagi begini kenapa sudah melamun eoh?” Sapa seorang namja yang baru datang pada Hyora. Ia pun duduk dibangku kosong yang berada disamping kanan Hyora.

“Aish—Memangnya siapa yang melamun?”

“Kau Hyora-ya! Memangnya siapa lagi?” Tanya namja itu. “Kenapa kau disini sendirian?”
Hyora menggeleng pelan. “Tidak, aku bersama Myungsoo oppa”

“Benarkah? Kau mengigau ya? Sepertinya aku hanya melihatmu disini”

“Aku tidak mengigau, sunbae! Myungsoo oppa sedang memesan nasi goreng kimchi. Sunbae sendiri sedang apa disini?”

“Berhenti memanggilku formal seperti itu, Kim Hyora!” Ucap namja itu kesal.

Hyora hanya terkekeh pelan. “Ne, Baekhyun oppa. Jadi, kenapa kau ada disini?“

“Oh, ini tadi aku baru saja membeli air mineral. Tak sengaja, aku melihatmu duduk sendirian disini” Ucapnya sambil menunjukkan botol mineral di tangannya.

Byun Baekhyun adalah teman sekaligus sahabat dari Myungsoo. Mereka sudah bersahabat sejak kelas 10. Ia juga cukup dekat dengan Hyora, karena ia sering berkunjung ke rumah Myungsoo.

“Baekhyun-ah, kau sudah sampai ne? Sejak kapan kau ada disini?” Tanya Myungsoo yang baru saja kembali dengan membawa dua piring nasi goreng kimchi pesanannya.

“Yak! Myungsoo, kenapa kau hanya memesan dua makanan huh? Cepat pesankan untukku juga!”

“Aish~ Apa-apaan kau ini? Baru datang sudah menyuruhku seenaknya saja!”

“Sahabat macam apa kau ini? Pelit sekali dengan sahabatmu yang tampan ini” Ucap Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.

“Biar saja aku pelit, lagi pula aku kan hanya pelit padamu. Dan satu lagi, kau itu tidak tampan. Tapi... Kau imut!” Ucap Myungsoo sambil tertawa geli. Sedangkan Baekhyun –sahabatnya- memberinya death glare yang sama sekali tak menyeramkan.

“Kau tak percaya kalau kau imut?” Tanya Myungsoo pada Baekhyun.

Baekhyun menggeleng. “Tidak, aku tidak percaya”

“Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada Hyora” Myungsoo melirik Hyora.

Hyora mengangguk menyetujui pendapat Myungsoo. “Ne, Baekhyunie oppa memang sangat imut. Aku iri pada wajah imut oppa”

“YAK! KIM HYORA! KIM MYUNGSOO!!!” Baekhyun berteriak kesal pada dua orang itu.




-To Be Continued-


.
.
.

Next Chapter


“Ne, Baekhyun-ah...”

“Oh iya, dimana Chanyeol?”

.
.

"Taemin-ah, nanti jadi kan kita beli ice cream?"

"Memangnya siapa yang mau membelikanmu ice cream?"



Jumat, 29 Agustus 2014

Destiny (Chapter 5)


Title : Destiny

Author : Park Myunghee aka Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin / Kai (EXO) as Kim Jongin / Kai.
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum / Key (SHINee) as Kim Kibum / Key.
  5. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  6. Do Kyungsoo (EXO) as Do Kyungsoo.
  7. Kim Myungsoo / L (Infinite) as Kim Myungsoo.
  8. Park Hyunae (OC).

Genre : Humor, Brothership, Family , Friendship, School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni karangan author. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L, Shawol

A/N : Fanfiction ini juga aku publish di akun wattpadku. Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi ya! Dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak! ^^


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 4 : Rumah Taemin



"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


"Hyora, ini sudah sore. Ayo kita pulang!" Ucap seseorang yang ku kenali suaranya itu.

Aku pun menoleh ke sumber suara itu. Kulihat disana ada dua namja yang tadi meninggalkanku di ruang tengah ini bersama Kai menyebalkan itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Key dan Myungsoo oppa. "Ah, sejak kapan kalian ada disini?"

"Baru saja... Ayo kita pulang! Ini sudah sore..." Ajak Myungsoo oppa.

Aku mengangguk pelan. "Ne, kajja!" Aku dan Myungsoo oppa berpamitan kepada Taemin, Kai dan Key oppa. Kemudian kami berdua pun pulang ke rumah.


-
-

Destiny (Chapter 5)

-
-


Pukul 07.00 PM KST


Di kediaman Keluarga Kim


Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar itu, terlihat lah seorang wanita paruh baya beserta anak perempuannya tengah sibuk mempersiapkan berbagai macam hidangan untuk makan malam. "Hyora-ya..." Panggil wanita paruh baya itu.

"Ada apa, eomma?"

"Lebih baik kau pergi ke atas! Panggilkan kakakmu! Suruh dia cepat turun untuk makan malam..."

"Ne, eomma. Aku pergi ke atas dulu" Ucapnya sembari mengangguk.


.
.
.
.


Hyora Pov


"Ne, eomma. Aku pergi ke atas dulu" Aku pun mengangguk setuju ketika eomma memintaku untuk memanggil Myungsoo Oppa dikamarnya. Aku pun segera beranjak dari ruangan yang dinamakan dapur dan juga merangkap sebagai ruang makan ini.


Tap Tap Tap


Kamar Myungsoo Oppa terletak di lantai 2 rumahku. Hal itu mengharuskanku untuk menaiki beberapa anak tangga sebelum tiba dikamarnya. Kini langkahku terhenti tepat di depan pintu kamar Myungsoo Oppa. Tangan kananku langsung kudekatkan kearah pintu berwarna putih ini.


Tok... Tok... Tok...


Aku mengetuk pintu kamar Myungsoo Oppa dengan cukup keras. Namun, tak ada jawaban dari dalam kamar.


Tok... Tok... Tok...


Aku mengetuk pintu itu lagi. Kali ini aku mengetuknya dengan lebih keras dari sebelumnya. Namun, tetap sama. Tak ada jawaban dari Myungsoo Oppa. "Oppa, apa kau ada di dalam sana?" Tanyaku sambil merapatkan pendengaranku pada pintu ini. Namun, hasilnya tetap sama. Oppa tidak menjawabku. Huh, sebenarnya apa yang sedang dia lakukan di dalam sana? Apa kucoba untuk membuka pintunya saja?

Kuraih kenop pintu itu untuk membukanya. Benar, ternyata pintunya tidak terkunci. Kulangkahkan kedua kakiku untuk masuk ke dalam kamar Myungsoo Oppa. Ya, aku dapat melihat Oppa-ku sedang duduk di depan meja belajarnya sambil membelakangiku yang masih berdiri di depan pintu. Aku pun mulai berjalan menuju tempat dimana Oppa-ku berada. Aku melihat headset berwarna putih tersangkut di kedua indera pendengarannya. Pantas saja sejak tadi ia tidak menjawab panggilanku. "Oppa, ayo turun! Eomma dan appa sudah menunggu untuk makan malam..." Ucapku setelah berhasil melepaskan kedua headset putih itu dari belakang.

"......" Ia tak merespon ucapanku. Aish! Oppa-ku ini kenapa sih? Dari tadi tidak menghiraukan ucapanku. Menyebalkan sekali dia! "Myungsoo oppa? Kenapa kau tak menghiraukan semua ucapanku?" Ucapku kesal sambil melihat wajahnya yang agak menunduk itu. Hah? Dia memejamkan kedua matanya? Aigo! Jadi sejak tadi dia tertidur pulas? Err... Menyebalkan!!! "Myungsoo oppa, ayo bangunlah!" Ucapku sambil mengguncangkan tubuhnya.

"Hmm..." Ia menggumam tak jelas, namun kedua matanya masih terpejam rapat.


"Oppa, ayo bangun! Eomma dan appa sudah menyuruh kita untuk makan malam!" Kataku sedikit berteriak.

"Apa katamu? Makan malam? Memangnya ini sudah jam berapa?" Tanyanya dengan setengah sadar.

"Jam setengah delapan.."

"Mwo? Jam setengah delapan?" Ucapnya terkejut. "Omo! Bagaimana dengan tugasku ini?" Ia melihat buku tulis dihadapannya. Lembaran kertas itu baru terisi setengah halaman.

"Oppa, kenapa tulisanmu berantakan sekali?" Ucapku sambil terkekeh.

Ia menoleh kearahku. Kedua bola matanya membulat sempurna. "Enak saja kau bicara! Tadi kan aku menulis sambil mengantuk..."

Aku hanya terkekeh melihat tingkah laku oppa-ku ini. "Ah, sudahlah tidak usah membela diri lagi! Akui saja kalau tulisan oppa memang jelek"

"Yak! Kim Hyora babo, seenaknya saja kau menghinaku!" Ucapnya sambil menjitak kepalaku.

"Aku kan hanya bercanda. Kkk~ Ayo kita ke bawah! Eomma dan appa sudah menunggu!" Ajakku sembari menarik lengan oppa-ku, memaksanya untuk cepat pergi ke ruang makan.

.
.
.

Kini aku dan Myungsoo oppa telah berada di ruang makan yang juga merangkap sebagai dapur ini. Kami berdua pun langsung duduk, menempati tempat duduk yang masih kosong itu.

"Maaf karena telah membuat eomma dan appa menunggu lama. Tapi ini semua gara-gara Myungsoo oppa..." Ucapku sambil melirik kearah Myungsoo oppa yang saat ini duduk disebelahku.

"Apa kau bilang? Kenapa kau menyalahkanku?" Ucapnya sambil memberiku sebuah death glare.

"Tapi memang itu kenyataannya. Seandainya saja oppa tidak susah dibangun-"

"Kim Hyora, Kim Myungsoo. Bukankah ini adalah meja makan? Kalian berdua pasti tahu kan fungsi dari meja makan ini?" Appa menyela ucapanku. Ia memberi kode agar kami berdua tidak memulai lagi sebuah pertengkaran mulut. Oh ayolah, bukankah hal ini sudah biasa terjadi. Bukankah itu sebuah hal yang wajar, jika saudara kandung saling bertengkar? Lagipula, semua ini kan gara-gara oppa-ku.

"Baiklah, sebelum kita makan sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dimulai.." Ucap oppa-ku. "Selesai..." Ucapnya lagi.

"Selamat makan...." Ucapku bersemangat, mulai menyantap hidangan lezat yang ada di meja makan ini. Makan malam kali ini berjalan dengan tenang. Tak ada keributan sedikit pun, yang ada hanya suara garpu dan sendok yang beradu dengan piring.

"Ah... Lezatnya..." Ucap Myungsoo oppa setelah menghabiskan makanannya.

Aku mengangguk sembari tersenyum. "Masakan eomma memang yang paling lezat!" Ucapku sambil mengangkat kedua ibu jariku.

"Kalian berdua ini, memang paling pandai kalau memuji eomma" Ucap eomma-ku. Ia tersipu malu karena ulah kami berdua. Eomma-ku selalu saja begitu, selalu tersipu malu meski kami bertiga (aku, oppa, dan appa) sering memujinya.

"Myungsoo, Hyora, lebih baik kalian berdua cepat tidur! Besok appa dan eomma akan pergi ke New York..." Ucap appa-ku.

"MWO?" Teriakku dan Myungsoo oppa bersamaan. Eomma dan appa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kami. "Apa harus berangkat besok?" Tanyaku.

"Berapa lama kalian disana?" Tanya oppa-ku.

"Seminggu..." Ucap appa-ku.

"Myungsoo, kau harus menjaga adikmu baik-baik ne?" Pinta eomma-ku. Myungsoo oppa hanya mengangguk.

"Baiklah, sekarang kalian pergi tidur ne!" Pinta eomma-ku.

Aku dan Myungsoo oppa pun mengangguk. Kami berdua pun beranjak dari ruang makan ini. Kami kembali ke kamar masing-masing.

.
.

Kini aku telah berada tepat di depan pintu kamarku. Aku pun membuka pintu ini dan masuk ke dalam kamar. Lalu berjalan menuju ranjangku dan langsung merebahkan diri disana. Namun, baru saja aku memejamkan kedua mataku ini. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Pertanda ada sebuah panggilan masuk. Tapi siapa yang menelpon malam-malam begini?

Kim Taemin?

Apa? Taemin? Ada apa dia menelponku malam-malam? Hah, tumben sekali...

.
.
.

-Percakapan di telepon-

"Yeoboseyo..." Sapaku setelah mengangkat panggilan. "Taemin?" Sapaku lagi. Kau tahu? Taemin tak menjawab sapaanku. "Taemin-ah?" Aish! Sebenarnya apa yang sedang dilakukan oleh Taemin? Kenapa dia menelponku jika tidak mau berbicara? Dasar namja aneh!

"Taemin-ah, kau sedang apa eoh? Kenapa kau diam saja? Dengarkan aku! Kalau kau tetap diam saja seperti itu, aku akan menutup..." Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Taemin sudah menyelanya.

"Mianhae! Salahkan saja saudaraku yang menyebalkan ini..."

"Eh? Saudaramu? Apakah Kai yang kau maksud?"

"Tentu saja, memangnya siapa lagi saudaraku yang suka membuat kerusuhan?"

"Huh... Rupanya dia lagi, memangnya apa yang dia lakukan padamu huh?"

"Dia menjewerku dengan keras. Sakit sekali rasanya..."

"Jinjja? Kenapa dia menjewermu?"

"Tadi dia sedang bermain game, lalu pergi ke toilet. Lalu saat Kai di toilet, diam-diam aku memainkan game yang dimainkannya tadi. Dan kau tahu, game itu game over!"

"Taemin, pabo! Pantas saja dia kesal padamu. Lagipula salahmu sendiri, kau kan tahu dirimu itu sangat payah dalam bermain game. Kkk~" Ucapku terkekeh.

"Aish! Sahabat macam kau itu? Bukannya membela, kau malah mengejekku" Ucapnya. Aku hanya tertawa mendengar ucapannya itu. "Hyora-ya, masalah tadi... Aku belum menemukan novelnya"

"Hah! Sudahlah, tidak masalah..."

"Benar tidak apa-apa?"

"Iya, aku baik-baik saja. Aku tidak akan memakanmu, walaupun kau belum menemukan novel itu"

"Baiklah, sebagai gantinya... Bagaimana kalau besok aku traktir kau makan ice cream?"

"Woah! Ne, aku mau! Hmm... Taemin, sudah dulu ne? Aku mengantuk..."

"Baiklah... Sampai bertemu besok!"


Tuutt... Tuutt... Tuutt...


Sambungan telepon itu pun akhirnya terputus. Aku pun meletakan ponselku ini di meja belajar yang berada di dekat ranjangku. Setelah itu aku memejamkan kedua mataku ini.





-To Be Continued-





Akhirnya chapter 5 selesai juga...
Buat kalian yang udah baca jangan lupa tinggalin jejak ya! Terima kasih... :)




Sabtu, 12 Juli 2014

Destiny (Chapter 4 : Rumah Taemin)


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin / Kai (EXO) as Kim Jongin / Kai.
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum / Key (SHINee) as Kibum / Key.
  5. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  6. Do Kyungsoo (EXO) as Do Kyungsoo.
  7. Kim Myungsoo / L (Infinite) as Kim Myungsoo.
  8. Park Hyunae (OC).
Genre : Humor, Brothership, Family, Friendship, School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni hasil karangan author. Seluruh cast milik allah, orang tua, agensi, EXO-L, Inspirit, Shawol, diri mereka sendiri dan yang berhak saja (termasuk author *plaak! ._.).

A/N : Fanfic ini juga dipublish di akun wattpad author. Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi, karena itu hanya kebetulan semata! Jangan lupa untuk tinggalkan jejak!!! ^^


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 3 : Late.






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


Kriing.... Kriing..... Kriing...


"Akhirnya bel itu berbunyi juga..." Ucap Do yang memang sudah sangat suntuk.

"Ayo, kita ambil tas ke kelas lalu pulang!" Ajak Sehun sambil mulai berjalan menuju kelasnya. Ketiga temannya yang lain pun mengangguk setuju dan mengikuti Sehun dari belakang.


-
-

Destiny (Chapter 4 : Rumah Taemin)

-
-


Sore itu, seorang namja tengah duduk santai di sofa. Kedua matanya memandang ke arah tv dengan tatapan 'bosan'. Sudah berkali-kali ia mengganti channel tv itu dengan remote hitam ditangannya sambil berharap ada acara tv yang ia sukai. Namun, tetap saja hasilnya nihil. Tak ada satu pun acara tv yang ia sukai.

"Ah... Membosankan sekali acara tv itu. Lebih baik aku pergi ke kamar untuk bermain ps" Ucap Kai sambil mematikan tv dihadapannya.


TING TONG TING TONG . . .


Terdengar suara bel yang berbunyi dari arah pintu depan rumahnya. Kai yang hendak pergi menuju kamarnya pun hanya bisa mendengus kesal. "Aish~ Siapa sih yang datang?" Tanyanya pada diri sendiri.


TING TONG TING TONG . . .


Suara bel itu terdengar lagi. "Kai-ya, tolong bukakan pintunya! Aku sedang mencuci piring!" Teriak Key dari dalam dapur.

"Ne, hyung! Aku akan buka pintunya" Teriak Kai. Ia pun beranjak dari ruang tengah dengan malas. Ia langsung membukakan pintu untuk tamu yang sudah menunggu. "Mwo?" Kai terkejut ketika melihat kehadiran tamu itu, seorang yeoja yang baru ia kenal bersama dengan seorang namja yang nampak asing baginya.

"Kau? Sedang apa kau disini?" Tanya yeoja yang bernama Kim Hyora itu.

"Aish! Dasar pabo! Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu! Mau apa kau kemari huh?" Tanya Kai sambil menatap Hyora tajam.

"Ah, tentu saja karena aku ingin berkunjung kemari"

"Kau ini..." Ucap Kai kesal sambil menatap Hyora tajam.

"Yak! Kim Hyora, bukankah sudah sering aku katakan bahwa jangan membuat ulah? Bersikaplah sopan sedikit! Ingat ini bukan dirumah!" Ucap namja yang tengah berdiri disamping Hyora. Sedangkan Kai malah tersenyum penuh kemenangan setelah melihat yeoja dihadapannya itu di ceramahi panjang lebar.

"Kenapa? Kau senang ya melihat aku diceramahi?" Tanya Hyora sambil menatap Kai dengan kesal.

"KIM HYORA!" Ucap namja tadi dengan nada agak meninggi.

"Eh? Mi-Mianhae oppa..." Sahut Hyora sambil nyengir-nyengir gaje. "Kai-ssi, apakah ada Taemin, Key Oppa dan Ahjumma?"

"Taemin? Dia sedang keluar sebentar, sepertinya tadi Key hyung menyuruhnya ke supermarket. Ahjumma juga sedang pergi keluar, kalau Key hyung ada di dalam. Sebaiknya kalian masuk saja kedalam!" Ucap Kai.

.
.
.
.
.

Kai Pov



Kini aku telah kembali ke ruang tengah bersama sepasang kekasih yang baru saja datang itu. "Kai, siapa yang datang?" Tanya Key hyung yang baru saja keluar dari dapur. Ia berjalan ke arah kami bertiga.

"Ini aku, hyung..." Ucap namja berambut hitam itu. Sepertinya namja itu sudah mengenal Key hyung sangat dekat. Apa dia teman satu kampusnya ya? Maybe!

"Oh, kau datang bersama Hyora?" Ucap Key hyung yang kini sudah duduk di sofa kosong yang ada disampingku.

"Ne, oppa..."

"Kenapa Taemin tidak pernah cerita padaku kalau dia punya kembaran ya?" Tanya namja itu sambil melirik kearahku.

"A-Aku bukan kembaran Taemin" Ucapku. Aish~ Sudah berapa banyak orang yang bilang bahwa aku dan Taemin anak kembar huh? ._.

"Myungsoo-ya, dia ini saudara sepupuku. Bukan saudara kembar Taemin" Kali ini Key hyung yang bersuara.

"Mianhae! Kupikir kalian berdua adalah saudara kembar, habis wajah kalian terlihat sangat mirip" Ucap namja yang kuketahui bernama Myungsoo itu.

"Tak apa, memang banyak yang bilang seperti itu. Bahkan teman kekasih hyung juga bilang seperti itu" Ucapku. Mereka bertiga menatapku heran, lalu kemudian mereka tertawa bersamaan. "Apanya yang lucu?" Tanyaku heran.

"Kau, sungguh aneh..." Ucap Hyora.

"Apanya yang aneh?"

"Tentu saja kami tertawa, karena mereka berdua tidak seperti apa yang kau pikirkan" Ucap Key hyung sambil tetap terkekeh pelan.

"Apa maksudmu hyung? Aku tidak mengerti..."

"Kau tahu? Dia ini bukan namjachinguku!" Ucap Hyora.

"Mwo? La-Lalu siapa?" Aish~ Pabo! Aku salah sangka. Duh, malu sekali aku. Mau taruh dimana wajah tampanku ini. Pabo, Kai pabo! Ini memalukan -_-

"Oppa kandungku..." Ucap Hyora sambil melemparkan senyuman.

"Mi-Mianhae sudah salah sangka. Aku tidak tau" Ucapku sambil menggarung tengkuk leherku yang tak gatal ini.

"Makanya jangan asal tebak!" Ucap Hyora sambil memberikan sebuah seringaian padaku.

"Tak masalah, oh ya kenalkan aku Kim Myungsoo" Ucap namja itu sambil mengulurkan tangannya padaku.

"Kim Jongin imnida. Cukup panggil aku Kai saja!" Ucapku sambil bersalaman dengannya. "Apa hyung itu teman kuliahnya Key hyung?"

Ia menggeleng cepat. "Setua itu kah aku?"

"Aish~ Apa maksudmu Myungsoo?!" Key hyung memberikan tatapan tajam kepada Myungsoo hyung. Sedangkan yang ditatap sepertinya pura-pura tidak melihatnya.

"Aku satu angkatan diatasmu" Ucapnya sambil mencoba mengalihkan perhatian.

Apa katanya? Satu angkatan diatasku? Itu berarti sekarang dia kelas 12. Tapi bagaimana ia bisa tahu bahwa aku kelas 11. Bukankah kita baru bertemu sekarang dan ini dirumah, bukan disekolah?

"Tidak usah dipikirkan seperti itu! Key hyung sudah menceritakan tentang sepupunya padaku. Dan ternyata itu adalah kau. Kupikir kau tak akan semirip itu dengan Taemin, tapi ternyata kau mirip sekali dengan Taemin" Ujarnya. Aku hanya mengangguk sembari tersenyum. "Key hyung, mana majalah fashion yang baru kau beli kemarin? Aku mau lihat!"

"Itu ada dikamarku. Ayo kita ke kamar saja!" Ajak Key hyung. Mereka berdua pun bangkit dari tempat duduknya.

"Hyora, kau tunggu disini saja ne?" Ucap Myungsoo hyung pada dongsaengnya.

"Tapi oppa, Taemin kan belum datang dan ahjumma Kim juga sedang pergi?"

"Sudah kau disini saja bersama Kai" Pinta Key Hyung sambil melirikku. Apa-apaan ini? Mereka berdua akan meninggalkanku disini bersama gadis  yang super menyebalkan seperti Kim Hyora.

"Dan ingat! Jangan macam-macam pada dongsaengku! Dia itu gadis yang galak" Ucap Myungsoo hyung. Kini mereka berdua mulai beranjak dari ruang tengah dan meninggalkan kami berdua.



Satu menit . . .


Tiga menit . . . 


Sepuluh menit . . .


Kriik, kriik, kriiik...
Hening, hening dan hening...


Ya, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana yang tengah terjadi di ruang tengah ini. Aku pun mengakhiri games diponselku yang sedari tadi kumainkan ini. Kini aku beralih untuk mencari nomor ponsel seseorang dan mengirim sebuah pesan teks untuknya.


To : Kim Taemin

Hey, Taemin! Apa kau masih berada di supermarket? Disini ada yeoja menyebalkan itu lagi dan dia sedang menunggumu. Jadi cepatlah kembali kerumah! Oke?

SEND

.
.
.
.
.

Hyora Pov


Kulirik jam digital yang tengah melingkar dilengan kiriku ini. 15 menit sudah aku menunggu Taemin yang tak kunjung datang. Bosan? Tentu saja! Aku menunggu tanpa melakukan kegiatan apapun. Apalagi jika aku harus menunggu dengan namja aneh itu. Sepertinya ia asik sendiri dengan ponselnya. Kalau Myungsoo dan Key oppa jangan ditanya lagi! Mereka masih berada dikamar Key oppa. Biasalah sepasang sahabat yang sudah bertemu pasti tak akan ingat waktu. Apalagi jika mereka berbincang mengenai hal yang sama-sama mereka sukai. Yap, mereka berdua sama-sama menyukai fashion. Makanya jangan heran jika mereka penampilan mereka berdua terlihat sangat menarik.

"Kai-ssi bisakah kau menyalakan tv itu untukku? Sepertinya aku mulai bosan" Ucapku ragu dan tentu saja berusaha memecahkan keheningan yang telah berlangsung lama itu.

"Kenapa kau tidak nyalakan tvnya sendiri saja huh?" Namja itu menatapku sinis. Aish~ Menyebalkan sekali sih manusia yang satu itu. Selalu saja menatapku seperti itu.

"Tapi kan remotenya ada didekatmu..." Aku menunjuk remote tv yang memang ada disamping Kai. Ia pun menyalakan tvnya dengan malas. Eh? Acara apa itu? Tidak seru sekali. "Kai-ssi tolong ganti chanel tvnya ne!"

Ia pun mengganti channelnya. Iklan! Ia mengganti channelnya lagi. Iklan! Lagi-lagi ia mengganti channelya, hingga ia tertuju pada satu acara tv. Hah? Sepak bola? Aish~ Aku sedang tidak ingin menonton sepak bola! "Eum, tolong ganti channel yang lain ne! Jebaaal....." Rengekku. Oke, baguslah! Namja itu tidak menghiraukan perkataanku lagi. Menyebalkan! "Kai--"

"Huh! Kau ini merepotkan sekali sih! Lebih baik kau ganti channelnya sendiri saja!" Ucapnya kesal. "Dan satu lagi, jangan pernah memanggilku secara formal seperti itu lagi. Umur kita sama, bukan? Jadi kau tidak perlu formal seperti itu"
Ia melemparkan remote tv itu kearahku.


PLETAK!!!


Aish~ Kai pabo! Melemparnya tidak kira-kira! Dia pasti sengaja berbuat begitu. "Hey, kau sengaja melemparnya ke arah kepalaku eoh?" Ucapku seraya mengusap kepalaku yang sakit. Sial sekali namja ini.

"Tidak, aku tidak sengaja! Salahkan remotenya saja!!!" Ucapnya sambil terkekeh. Dasar pembohong! Aku tahu dia sengaja melakukan itu. Baiklah, namja itu benar-benar membuatku badmood. Aku pun mematikan tv yang menyala itu.

"Kau bosan ya menunggu Taemin disini? Kenapa kau tidak pulang saja?" Tanya Kai yang masih duduk dihadapanku.

"Aku memang bosan, tapi apa hakmu menyuruhku pulang huh?" Ucapku kesal.

"Aku kan hanya bertanya! Kenapa kau terlihat kesal? Perempuan itu memang sensitif sekali.." Ucapnya. Aigo! Hanya bertanya katanya? Padahal jelas-jelas dari nada bicaranya tadi, ia sedang mengusirku.

"Annyeong! Sudah lama menunggu ne?" Terdengar suara seseorang dari belakangku. Aku pun langsung menoleh ke sumber suara itu.

"Taemin-ah! Kemana saja kau ini eoh? Aku menunggumu sejak tadi..." Gerutuku. Ia hanya terkekeh pelan.

"Mianhae, tadi aku pergi ke supermarket" Ucap Taemin sambil menunjukkan belanjaan yang ada di dalam kantung plastik berwarna putih itu.

"Ini buku catatan matematika milikku. Oh ya, dimana novel yang kau bilang itu?" Aku memberikan buku catatan matematikaku pada Taemin. Aku memang sudah biasa meminjamkan buku catatanku pada Taemin, terutama buku catatan matematika milikku. Semua itu karena, ya kau tau sendiri kan bagaimana kejadian tadi di sekolah pada saat jam Taeyeon sonsaengnim mengajar.

"Ah... Novel itu--"

Taemin sepertinya terlihat gugup. Ah, aku tahu apa yang membuatnya menjadi gugup seperti itu. "Jangan bilang kau lupa tempat menyimpan novel itu!" Tanyaku.

Taemin terkekeh pelan. "Mianhae! Tapi memang begitulah kenyataanya. Aku lupa menyimpan novelnya dimana"

Benarkan dugaanku tadi! Aku sudah paham betul bahwa sahabatku yang satu ini adalah seorang pelupa. Huh, padahal usianya masih belasan tahun. Tapi kenapa penyakit pikunnya itu sungguh akut? "Huh, kau ini... Dasar pelupa!"

"Hyora, ini sudah sore. Ayo kita pulang!" Ucap seseorang yang ku kenali suaranya itu.

Aku pun menoleh ke sumber suara itu. Kulihat disana ada dua namja yang tadi meninggalkanku di ruang tengah ini bersama Kai menyebalkan itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Key dan Myungsoo oppa. "Ah, sejak kapan kalian ada disini?"

"Baru saja... Ayo kita pulang! Ini sudah sore..." Ajak Myungsoo oppa.

Aku mengangguk pelan. "Ne, kajja!" Aku dan Myungsoo oppa berpamitan kepada Taemin, Kai dan Key oppa. Kemudian kami berdua pun pulang ke rumah.





-To Be Continued-


-
--

>> Next Chapter <<


"Myungsoo oppa, ayo bangunlah!"

"Mwo? Jam setengah delapan? Omo! Bagaimana dengan tugasku ini?"

-
-

"Yeoboseyo..."

"Taemin-ah, kau sedang apa eoh? Kenapa kau diam saja?"






Sabtu, 05 Juli 2014

Fakta Unik Oh Sehun (Part 1)

Assalamu'alaikum ^^

Annyeonghaseyo ^^ Aku mau berbagi fakta unik tentang member exo nih. Tapi aku mau mulai dari sang maknae exo yang menurut aku wajahnya itu tampan nan imut. Siapa dia? Hmm~ Siapa lagi kalo bukan Sehun oppa :D

Okelah daripada banyak omong mending langsung dibaca aja fakta-faktanya! :)



  1. Nama asli manusia yang satu ini adalah Oh Sehun (오세훈).
  2. Dia lahir di Seoul, Korea Selatan.
  3. Dia lahir pada tanggal 12 April 1994.
  4. Sehun ditemukan oleh agensi SM saat umurnya masih 12 tahun.
  5. Sehun suka melakukan aegyo.
  6. Bibir sehun adalah kunci utama saat dia melakukan aegyo.
  7. Berada di kelas 10 saat bergabung dengan SM.
  8. Sehun adalah maknae EXO-K dan juga EXO.
  9. Sehun itu tingkahnya paling kekanak-kanakan.
  10. Ia diperkenalkan sebagai anggota EXO pada tanggal 10 Januari 2012.
  11. Sehun suka makan, tapi badannya tetep kurus.
  12. Sehun kalo udah ngumpul bareng BaekYeol bakalan ikutan gila. lol :D
  13. Nama fans Sehun adalah Whirlwinds.
  14. Sehun suka pake topi.
  15. Golongan darahnya adalah O.
  16. Sehun takut kalo berada di lift sendirian.
  17. Ia lulus dari Seoul Arts High School pada awal tahun 2013.
  18. Sehun training selama 5 tahun.
  19. Sehun suka chocho buble tea.
  20. Di MV Mama, kekuatan Sehun adalah angin.
  21. Telinga Sehun akan berubah menjadi merah saat dia malu.
  22. Waktu kecil, Sehun ingin jadi pilot.
  23. Dia suka jilat bibirnya kalo lagi ngomong.
  24. Sehun suka anjing galak, tapi suka sama anak anjing. :)
  25. Sehun sering ganti gaya rambut.
  26. Sehun suka bercermin. (Udah ganteng kok bang!) -__- 
  27. Sehun suka aegyo ke DO, biar dia mau masakin buat Sehun.
  28. Zodiak Sehun adalah aries.
  29. Sehun suka pasang wajah innocent.
  30. Sehun paling susah diatur.
  31. Kalo Sehun lagi malu, dia bakalan diem.
  32. Sehun pernah menjadi partner BOA di lagu "Only One".
  33. Sehun dan Baekhyun suka mandi bareng selesai latihan.
  34. Kai bilang, "aku gak tahu Sehun ganteng 3 tahun lalu, tapi sekarang aku sadar dia ganteng". (Kalian berdua sama-sama ganteng kok. Serius deh aku) -_-
  35. Sehun suka video call sama Luhan, kalo Luhan lagi di China.
  36. Sehun kesulitan melafalkan huruf "S".
  37. Dia suka film action.
  38. Sehun tidak terlalu menyukai fans noonanya memanggilnya dengan sebutan "Oppa", dia lebih suka dipanggil "Sehun-ah". (Kalo aku manggil oppa boleh dong? Kan aku lebih muda 2 tahun dari Sehun) :D.
  39. Sehun suka lagunya Justin Bieber - Baby.
  40. Sehun muji kalo masakan Do itu enak, tapi Kai malah bilang gak enak. (Yang bener yang mana nih? Enak apa enggak?) -_-

Nih, aku kasih bonus foto Sehun ^^

Sehun sama Baekhyun. Dibelakang ada Chanyeol Oppa :D

Kai, Taemin dan Sehun ^^

Luhan dan Sehun ^^

Hunhan ^^ Kalo ngeliat mereka berdua kayak kakak-adik :D

Sehun Oppa ^^ Imut banget! 

Nah, sampai disitu dulu postingan kali ini. Untuk fakta member Exo yang selanjutnya adalah Kai Oppa. Oke, deh sampai jumpa di artikel berikutnya ya! Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menjalankan! Daaahhhh ^^



Sumber :


 

Statistik

Statistik

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Berlangganan Melalui

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner