Kamis, 22 Januari 2015

[FF] I'M SORRY : Chapter 1 - He's Still Your Brother


Title : I'm Sorry

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Luhan as Oh Luhan.
  2. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  3. Kim Jong In (EXO) as Kim Jong In.
  4. Wu Yi Fan / Kris as Kris.

Genre : Brothership, Sad, Family

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita milik saya, Luhan juga milik saya *plak. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L.

WARNING!!! Cerita gaje, typo, dan penulisan tidak menggunakan EYD.

.
.
.
.
.

“Se-Sehun—“ Suara namja -pelayan cafe- itu terdengar sedikit bergetar.

“Setelah ini, kuharap kau tak akan pernah menggangguku lagi” Ucap Sehun lalu pergi tanpa memesan apapun di cafe itu. Ia pergi meninggalkan namja manis yang masih mematung disana. Sepasang mata namja manis bersurai cokelat itu kini berkaca-kaca. Ia sedang bersusah payah menahan butiran-butiran kristal yang mungkin akan terjatuh kapan saja.

“Mianhae...” Ucap namja manis itu dengan lirih. Ia pun mengusap air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya. Ia pun berjalan sambil menundukkan kepalanya menuju toilet di cafe itu. Ia tak sadar bahwa sebenarnya ada sepasang mata yang memperhatikannya sejak tadi.

‘Semoga masalahmu bisa terselesaikan dengan cepat, Luhan!’ Batin seseorang yang sejak tadi memperhatikan Sehun dan namja manis yang bernama Luhan itu.

.
.
.
.
.

I'M SORRY : CHAPTER 1 - He's Still Your Brother

.
.
.
.
.

Luhan berdiri tepat dihadapan sebuah wastafel. Kedua telapak tangannya menampung air dari kran yang tengah menyala itu. Lalu membasuh air itu ke seluruh wajahnya. Ia menatap dirinya di cermin besar itu. Kedua matanya sembab dan hidungnya pun memerah. “Sehunie, apakah sekarang aku terlihat begitu menjijikan dimatamu? Apa kau benar-benar sudah membenciku?”

“Sehun masih marah padamu?” Tanya seorang namja tampan yang memiliki postur tubuh jauh lebih tinggi dari Luhan. Ia berjalan mendekati Luhan yang masih terdiam disana. “Saat tadi aku sedang melayani pengunjung, tak sengaja aku melihat kalian. Menurutku, Sehun benar-benar keterlaluan padamu” Ucapnya lagi.

Luhan menatap namja itu melalui cermin besar dihadapannya. “Kris, kurasa aku memang pantas mendapatkan semua ini. Andai saja—“
“Berhenti mengatakan itu! Berhenti untuk menyalahkan dirimu sendiri, Luhan!” Ucap Kris –namja yang sejak tadi memperhatikan Luhan dan Sehun-. Wu Yifan atau yang lebih dikenal dengan Kris, ia adalah sahabat baik Luhan. Saat ini mereka kuliah dan bekerja di tempat yang sama.

Luhan membalik tubuhnya menghadap ke arah Kris. “Kris, sepertinya Sehun benar-benar sudah membenciku. Kurasa dia tak akan mau memaafkan aku. Aku, aku benar-benar merasa bodoh. Aku tak bisa men—“ Ucap Luhan sambil menundukkan kepalanya.

“Cukup, cukup! Jangan katakan apapun lagi. Bukankah sudah kubilang jangan menyalahkan dirimu? Kau harus percaya padaku! Sehun, pasti akan memaafkanmu! Semuanya hanya butuh waktu”

Luhan menganggukan kepalanya sambil tersenyum tipis. “Ne, kuharap juga seperti itu. Aku harap dia mau memaafkanku”

“Nah, sebaiknya sekarang kau kembali bekerja! Aku tak mau nantinya kau dimarahi karena terus berdiri disini. Kkkk—“ Ucap Kris lalu beranjak meninggalkan toilet.

‘Kuharap juga begitu, Kris! Tapi apa mungkin itu akan terjadi? Dia bahkan sudah terlanjur membenciku’ Tanya Luhan dalam batinnya.

.
.
.

Sehun berjalan gontai menuju pintu rumahnya. Ah! Tidak, bukan rumah miliknya, lebih tepatnya rumah milik ayah Kim Jong In –sahabat Sehun-. Sebelum ia sempat meraih kenop pintu rumah itu, pintu rumahnya telah terbuka dengan sendirinya. Dan munculah sesosok namja manis bersurai hitam dari balik pintu itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Kim Jong In atau yang biasa di sapa Kai.

“Sehun-ah, kenapa wajahmu kacau sekali?” Ucap Kai yang masih setia berdiri di ambang pintu.

Sehun menatap namja dihadapannya dengan datar. “Menurutmu apa yang bisa membuat wajahku kacau seperti ini, Kai?” Ucapnya kesal. Ia pun langsung melesat masuk ke dalam, tanpa menunggu jawaban selanjutnya.



BRAAKKK...



Terdengar suara bantingan pintu yang cukup keras. Kai yang masih berdiri di tempat semula pun sangat terkejut. Dan siapa lagi tersangka utamanya, kalau bukan Oh Sehun. “YAK! OH SEHUN! LAMA-LAMA PINTU KAMARKU BISA HANCUR OLEHMU!” Teriak Kai dengan kesal. Rasanya ingin sekali ia meninju wajah sahabatnya itu.

.
.
.

Sehun Pov



BRAAKKK...



Aku menutup pintu kamar Kai dengan sangat keras. Dan langsung terdengar suara ocehan Kai dari luar kamar. Sepertinya ia mendengar suara bantingan pintu itu. Tapi, biar sajalah. Aku tak peduli dengan bocah yang satu itu. Aku pun berjalan menuju tempat tidurku dan Kai. Lalu merebahkan tubuhku di tempat tidur yang nyaman ini. Aku pun memejamkan kedua mataku.

“Sehunie?”

Baru beberapa detik aku memejamkan mata. Kedua mataku ini terbuka lagi, setelah aku mendengarkan suara itu lagi. Kenapa suara namja sialan itu terus menghantuiku huh? Aku pun berusaha memejamkan mataku lagi.

“Sehunie? Kau kah itu?”

Aku membuka kedua mataku lagi. Kali ini justru semakin jelas. Aku dapat melihat bayangan wajah namja sialan itu dan jangan lupakan mengenai suaranya yang juga ikut menghantuiku. Kenapa? Kenapa suara dan bayangan wajah namja bernama Luhan itu terus ada? Tak bisakah ia tak menghantuiku sehari saja? Ckckck! Dasar menyebalkan...


Cklek...


Terdengar suara seseorang membuka pintu. Oh tidak! Jangan bilang bahwa itu adalah Luhan! Sungguh aku tak pernah mengharapkan kehadiran namja itu lagi. Aku tak ingin melihat namja itu.

“Sehun-ah—“

Aku menghela napas lega ketika tahu yang berbicara itu bukan Luhan. Melainkan si bocah menyebalkan bernama Kim Jong In. Tapi kenapa dia ada disini? “Hmm—Kai-ya, bukankah tadi kau mau pergi ke luar?”

“Itu—Tak jadi” Ucapnya lalu berjalan mendekati meja belajar. Lalu menempatkan dirinya di kursi dekat meja belajarnya.

Dasar namja aneh, tadi aku bertanya dan dia hanya menjawab seperti itu? “Kenapa kau tak jadi pergi keluar?” Tanyaku.

“Aku—“ Ia terdiam sejenak. Sepertinya ia sedang berpikir. “Entahlah, setelah melihat wajahmu yang begitu kacau aku jadi malas untuk pergi ke luar”

Aku memutar bola mataku kesal. “Cih! Bodoh sekali! Alasan macam apa itu huh?”

“Sepertinya kau sedang banyak masalah. Jadi kupikir tak baik jika meninggalkanmu di rumah sendirian” Ucapnya lagi sambil memutar kursi itu menghadapku. “Kau sedang ada masalah apa? Ayo, cerita padaku! Mungkin bisa kubantu”

“Tak ada—“ Ucapku.

Ia menatapku lekat. “Tak ada? Benarkah seperti itu?” Tanyanya lagi.

Aku hanya menganggukan kepalaku tanpa menjawab pertanyaannya.

“Ayolah, Oh Sehun! Aku ini sahabatmu. Ceritakan saja padaku! Tak baik jika terus-terusan memendam masalah seperti itu. Kau tahu? Aku hanya—“

“Hanya apa?” Ucapku sambil menatap tajam Kai.

“Aku hanya takut kau menjadi frustasi dan berakhir di rumah sakit jiwa” Ucapnya dengan tampang polos.

“Tapi kupikir tak semua masalah harus kuceritakan pada sahabat bodoh macam kau kan?”

“Aish—Kau ini benar-benar menyebalkan! Apa kau mau ku usir dari rumahku huh?” Ucap Kai kesal sambil mempoutkan bibirnya. Aku hanya terkekeh melihat ekspresi wajahnya. Yaampun! Dia benar-benar menggelikan.

“Kenapa tertawa? Apanya yang lucu?” Tanyanya sembari cemberut.

“Tak ada, tak ada—“ Ucapku masih terkekeh.

“Diamlah, Oh Sehun!” Ucapnya sambil melempar sebuah pulpen ke arahku. Aku pun pura-pura meringis kesakitan karena wajahku terkena lemparan pulpen itu. “Apa tadi kau bertemu dengan hyungmu lagi?” Tebaknya.

Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Kai. Aku pun hanya menatap langit-langit kamar ini, aku tak berniat sedikitpun untuk menatap Kai.

Kai pun segera berjalan menghampiriku yang masih terbaring di kasur. Ia mendudukan dirinya di tepi kasur ini. “Sehun-ah, jawab aku! Apa tadi kau bertemu dengan hyungmu lagi?”

Aku hanya diam. Tak berniat menjawab pertanyaannya sedikitpun.

“Hey, bodoh! Jawab aku! Apa kau bertemu dengan hyungmu?” Ucapnya sambil mengguncangkan tubuhku dengan keras.

Aku mengangguk. “Ne, tadi aku bertemu dengan Luhan” Ucapku malas.

“Panggil dia hyung!!!”

“Tak mau” Ucapku sambil meliriknya tajam.

“Panggil dia hyung atau—“

“Atau kau akan mengusirku dari rumahmu? Itu kan yang mau kau katakan?” Ucapku sambil menyeringai. Kai hanya menggumam kesal. “Tak apa jika kau mengusirku, tapi jangan pernah menyuruhku untuk menyebutnya dengan kata hyung lagi!”

“Sehun-ah, kau ini benar-benar namja bodoh sekaligus idiot ya? Kau tahu? Bagaimanapun juga Luhan itu tetap hyungmu! Hyung kandungmu!!!”

“Tidak! Dia bukan hyungku lagi. Aku membencinya”

“Terserah kau mau berkata apa. Tapi Luhan itu tetaplah hyungmu, bodoh!”

“Diamlah!!! Kau ini berisik sekali. Aku lelah dan sekarang aku mau tidur. Good night...” Ucapku lalu menarik selimut sampai menutupi wajahku seluruhnya.

.
.
.

Author Pov


Sebuah bus tampak terhenti tepat di depan sebuah halte kecil. Lalu, terlihatlah sesosok namja manis yang turun dari dalam bus itu. “Sampai bertemu besok, Kris!” Ucapnya sambil melambaikan tangan pada Kris yang masih berada di dalam bus itu.

Luhan pun berjalan menuju rumahnya yang berada tak jauh dari halte itu.

.
.
.

Setelah beberapa menit Luhan berjalan kaki. Ia pun tiba di halaman rumahnya. Ia berjalan menuju pintu depan rumahnya. Tangan kanannya meraih kenop pintu itu, lalu membukanya. “Sehunie, aku pulang!” Ucapnya sambil tersenyum. Ia berharap Sehunnya itu akan membalas ucapannya. Ia berharap Sehunnya itu akan datang padanya lalu memeluknya. Namun, senyuman manisnya itu perlahan memudar begitu saja. Apakah kalian tahu? Ia sangat merindukan Sehun. Ya, Luhan sangat merindukan Sehun –adiknya-. Luhan pun menutup dan mengunci pintu rumahnya. Lalu berjalan menuju kamar miliknya.


-To Be Continued-

.
.
.

:::NEXT CHAPTER:::

“Hari Kam—MWO? Kamis katamu?”

“Jadi hyung khawatir padaku?” 

“Tidak. Um—Terima kasih hyung”

“Cukup! Aku tak mau dengar apapun lagi darimu”

“Kau bodoh—“ 

.
.
.

Hayo, yang udah baca jangan kabur dulu! Tinggalkan jejak sebelum kabur, karena aku butuh banget kritik dan saran dari kalian. Atau kalo kalian punya akun ffnet, bisa juga baca dan review disana. Langsung aja klik --> I'M SORRY (via ffnet).

Oke deh, cukup sekian dan terima Kai ^^





Ditulis Oleh : Dyan // 1/22/2015 11:24:00 PM
Kategori:

0 Komentar:

Posting Komentar

WARNING!!!
- Diharapkan memberi nama saat berkomentar!
- Pergunakan bahasa yang sopan untuk berkomentar.
- Jika ada yang berkomentar tidak sopan, maka admin berhak menghapus komentar tersebut.
- Jika kalian mau copas dari sini, sertakan nama blog ini sebagai sumbernya.
- Jika ada link mati, mohon diberitahukan melalui komentar.
- Author juga tinggal di dunia nyata dan tidak akan selalu online, jika komentar kalian tidak dibalas mohon dimaklumi ^^

 

Statistik

Statistik

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Berlangganan Melalui

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner