Title : I'm Sorry
Author : Dyan Rosdiana
Cast :
- Luhan as Oh Luhan.
- Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
- Kim Jong In (EXO) as Kim Jong In.
- Wu Yi Fan / Kris as Kris.
Genre : Brothership, Sad, Family
Rating : T
Lenght : Chaptered
Disclaimer : Ide cerita milik author, Luhan juga milik author *plak. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L.
A/N : Annyeong! Entah kenapa, bukannya ngelanjutin FF yang udah ada, malah bikin FF dengan judul baru -_- Tapi aku harap banyak yang baca dan suka dengan ff ini. So, yang udah baca jangan lupa buat tinggalin jejak yah! Kritik dan saran sangat dibutuhkan ^^
A/N : Annyeong! Entah kenapa, bukannya ngelanjutin FF yang udah ada, malah bikin FF dengan judul baru -_- Tapi aku harap banyak yang baca dan suka dengan ff ini. So, yang udah baca jangan lupa buat tinggalin jejak yah! Kritik dan saran sangat dibutuhkan ^^
WARNING!!! Cerita gaje, typo, dan penulisan tidak menggunakan EYD.
.
.
.
.
.
Sore itu...
Seorang namja berkulit putih susu, tengah berjalan sendirian di tengah keramaian Kota Seoul. Ia berjalan sembari menggosokan kedua telapak tangannya yang dibalut oleh sarung tangan hitam yang ia kenakan. Ya, cuaca di Kota Seoul saat ini begitu dingin. Butiran-butiran salju pun terus turun ke bumi dengan lebatnya. Membuat kota itu dihiasi oleh warna putih sepenuhnya. Kalian tahu? Ini adalah bulan Desember. Seoul sedang memasuki musim dingin.
Klontang...
Suara lonceng berbunyi, ketika namja berkulit putih susu itu berhasil membuka pintu cafe. Ia pun masuk ke dalam cafe itu. Sepasang matanya sibuk menelusuri setiap sudut cafe ini, hingga tatapan matanya terhenti tepat di sebuah meja kosong di pojok ruangan itu. Ia pun langsung menempati meja kosong itu.
Belum lama namja itu duduk, seorang pelayan cafe tengah berjalan menghampirinya. “Mau pesan apa?” Tanyanya pada namja dihadapannya.
Namja yang ditanya segera meraih daftar menu yang tergeletak diatas meja itu. Ia pun segera melihat-lihat isi dari daftar menu itu. “Aku ingin—“ Ucapannya terpotong. Pelayan cafe itu menyela ucapannya.
“Sehunie?” Tanya pelayan cafe itu pada namja yang kini masih melihat daftar menu. Ya, namja jangkung berkulit putih susu yang tengah duduk itu bernama lengkap Oh Sehun.
‘Sehunie?’ Ucap Sehun dalam batinnya. Ya, Sehun bisa mengenali suara itu.
“Sehunie? Kau kah itu?” Tanya pelayan cafe itu lagi.
Sehun pun menatap malas pelayan cafe itu. Ada sebuah kebencian yang tersirat di dalam sorotan mata Sehun. “Sepertinya dunia ini begitu sempit. Bisa-bisanya aku bertemu denganmu lagi”
“Sehun, aku ingin menjelaskan—“
“Bukankah sudah cukup jelas, bahwa kau telah membuatku kehilangan mereka?” Tanyanya dengan suara yang pelan namun terdengar menakutkan. Dan satu lagi, tak ada sedikitpun ekspresi di wajah namja bernama Oh Sehun itu.
“Se-Sehun—“ Suara namja -pelayan cafe- itu terdengar sedikit bergetar.
“Setelah ini, kuharap kau tak akan pernah menggangguku lagi” Ucap Sehun lalu pergi tanpa memesan apapun di cafe itu. Ia pergi meninggalkan namja manis yang masih mematung disana. Sepasang mata namja manis bersurai cokelat itu kini berkaca-kaca. Ia sedang bersusah payah menahan butiran-butiran kristal yang mungkin akan terjatuh kapan saja.
“Mianhae...” Ucap namja manis itu dengan lirih. Ia pun mengusap air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya. Ia pun berjalan sambil menundukkan kepalanya menuju toilet di cafe itu. Ia tak sadar bahwa sebenarnya ada sepasang mata yang memperhatikannya sejak tadi.
‘Semoga masalahmu bisa terselesaikan dengan cepat, Luhan!’ Batin seseorang yang sejak tadi memperhatikan Sehun dan namja manis yang bernama Luhan itu.
Seorang namja berkulit putih susu, tengah berjalan sendirian di tengah keramaian Kota Seoul. Ia berjalan sembari menggosokan kedua telapak tangannya yang dibalut oleh sarung tangan hitam yang ia kenakan. Ya, cuaca di Kota Seoul saat ini begitu dingin. Butiran-butiran salju pun terus turun ke bumi dengan lebatnya. Membuat kota itu dihiasi oleh warna putih sepenuhnya. Kalian tahu? Ini adalah bulan Desember. Seoul sedang memasuki musim dingin.
Klontang...
Suara lonceng berbunyi, ketika namja berkulit putih susu itu berhasil membuka pintu cafe. Ia pun masuk ke dalam cafe itu. Sepasang matanya sibuk menelusuri setiap sudut cafe ini, hingga tatapan matanya terhenti tepat di sebuah meja kosong di pojok ruangan itu. Ia pun langsung menempati meja kosong itu.
Belum lama namja itu duduk, seorang pelayan cafe tengah berjalan menghampirinya. “Mau pesan apa?” Tanyanya pada namja dihadapannya.
Namja yang ditanya segera meraih daftar menu yang tergeletak diatas meja itu. Ia pun segera melihat-lihat isi dari daftar menu itu. “Aku ingin—“ Ucapannya terpotong. Pelayan cafe itu menyela ucapannya.
“Sehunie?” Tanya pelayan cafe itu pada namja yang kini masih melihat daftar menu. Ya, namja jangkung berkulit putih susu yang tengah duduk itu bernama lengkap Oh Sehun.
‘Sehunie?’ Ucap Sehun dalam batinnya. Ya, Sehun bisa mengenali suara itu.
“Sehunie? Kau kah itu?” Tanya pelayan cafe itu lagi.
Sehun pun menatap malas pelayan cafe itu. Ada sebuah kebencian yang tersirat di dalam sorotan mata Sehun. “Sepertinya dunia ini begitu sempit. Bisa-bisanya aku bertemu denganmu lagi”
“Sehun, aku ingin menjelaskan—“
“Bukankah sudah cukup jelas, bahwa kau telah membuatku kehilangan mereka?” Tanyanya dengan suara yang pelan namun terdengar menakutkan. Dan satu lagi, tak ada sedikitpun ekspresi di wajah namja bernama Oh Sehun itu.
“Se-Sehun—“ Suara namja -pelayan cafe- itu terdengar sedikit bergetar.
“Setelah ini, kuharap kau tak akan pernah menggangguku lagi” Ucap Sehun lalu pergi tanpa memesan apapun di cafe itu. Ia pergi meninggalkan namja manis yang masih mematung disana. Sepasang mata namja manis bersurai cokelat itu kini berkaca-kaca. Ia sedang bersusah payah menahan butiran-butiran kristal yang mungkin akan terjatuh kapan saja.
“Mianhae...” Ucap namja manis itu dengan lirih. Ia pun mengusap air mata yang mulai mengalir dari sudut matanya. Ia pun berjalan sambil menundukkan kepalanya menuju toilet di cafe itu. Ia tak sadar bahwa sebenarnya ada sepasang mata yang memperhatikannya sejak tadi.
‘Semoga masalahmu bisa terselesaikan dengan cepat, Luhan!’ Batin seseorang yang sejak tadi memperhatikan Sehun dan namja manis yang bernama Luhan itu.
-To Be Continued-
.
.
.
A/N : Aku lagi kangen banget sama Abang Luhan dan Abang Kris. Sebenernya aku mau lanjutin FF yang lain, tapi entah kenapa yang ada di otakku tuh malah ide buat cerita FF baru. Ya, sudahlah aku buat FF ini. Maaf ya, kalo feelnya kurang dapet. Tapi kritik dan sarannya dari kalian aku tunggu! ^^
0 Komentar:
Posting Komentar
WARNING!!!
- Diharapkan memberi nama saat berkomentar!
- Pergunakan bahasa yang sopan untuk berkomentar.
- Jika ada yang berkomentar tidak sopan, maka admin berhak menghapus komentar tersebut.
- Jika kalian mau copas dari sini, sertakan nama blog ini sebagai sumbernya.
- Jika ada link mati, mohon diberitahukan melalui komentar.
- Author juga tinggal di dunia nyata dan tidak akan selalu online, jika komentar kalian tidak dibalas mohon dimaklumi ^^