Cast :
- Kim Jongin / Kai (EXO) as Kim Jongin / Kai.
- Kim Hyora (OC).
- Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
- Kim Kibum / Key (SHINee) as Kim Kibum / Key.
- Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
- Do Kyungsoo (EXO) as Do Kyungsoo.
- Kim Myungsoo / L (Infinite) as Kim Myungsoo.
- Park Hyunae (OC).
Genre : Humor, Brothership, Family , Friendship, School Life
Rating : T
Lenght : Chaptered
Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni karangan author. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L, Shawol
A/N : Fanfiction ini juga aku publish di akun wattpadku. Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi ya! Dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak! ^^
Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.
Chapter sebelumnya => Chapter 4 : Rumah Taemin
-
-
Destiny
-
-
"Hyora, ini sudah sore. Ayo kita pulang!" Ucap seseorang yang ku kenali suaranya itu.
Aku pun menoleh ke sumber suara itu. Kulihat disana ada dua namja yang tadi meninggalkanku di ruang tengah ini bersama Kai menyebalkan itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Key dan Myungsoo oppa. "Ah, sejak kapan kalian ada disini?"
"Baru saja... Ayo kita pulang! Ini sudah sore..." Ajak Myungsoo oppa.
Aku mengangguk pelan. "Ne, kajja!" Aku dan Myungsoo oppa berpamitan kepada Taemin, Kai dan Key oppa. Kemudian kami berdua pun pulang ke rumah.
-
-
Destiny (Chapter 5)
-
-
Pukul 07.00 PM KST
Di kediaman Keluarga Kim
Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar itu, terlihat lah seorang wanita paruh baya beserta anak perempuannya tengah sibuk mempersiapkan berbagai macam hidangan untuk makan malam. "Hyora-ya..." Panggil wanita paruh baya itu.
"Ada apa, eomma?"
"Lebih baik kau pergi ke atas! Panggilkan kakakmu! Suruh dia cepat turun untuk makan malam..."
"Ne, eomma. Aku pergi ke atas dulu" Ucapnya sembari mengangguk.
.
.
.
.
Hyora Pov
"Ne, eomma. Aku pergi ke atas dulu" Aku pun mengangguk setuju ketika eomma memintaku untuk memanggil Myungsoo Oppa dikamarnya. Aku pun segera beranjak dari ruangan yang dinamakan dapur dan juga merangkap sebagai ruang makan ini.
Tap Tap Tap
Kamar Myungsoo Oppa terletak di lantai 2 rumahku. Hal itu mengharuskanku untuk menaiki beberapa anak tangga sebelum tiba dikamarnya. Kini langkahku terhenti tepat di depan pintu kamar Myungsoo Oppa. Tangan kananku langsung kudekatkan kearah pintu berwarna putih ini.
Tok... Tok... Tok...
Aku mengetuk pintu kamar Myungsoo Oppa dengan cukup keras. Namun, tak ada jawaban dari dalam kamar.
Tok... Tok... Tok...
Aku mengetuk pintu itu lagi. Kali ini aku mengetuknya dengan lebih keras dari sebelumnya. Namun, tetap sama. Tak ada jawaban dari Myungsoo Oppa. "Oppa, apa kau ada di dalam sana?" Tanyaku sambil merapatkan pendengaranku pada pintu ini. Namun, hasilnya tetap sama. Oppa tidak menjawabku. Huh, sebenarnya apa yang sedang dia lakukan di dalam sana? Apa kucoba untuk membuka pintunya saja?
Kuraih kenop pintu itu untuk membukanya. Benar, ternyata pintunya tidak terkunci. Kulangkahkan kedua kakiku untuk masuk ke dalam kamar Myungsoo Oppa. Ya, aku dapat melihat Oppa-ku sedang duduk di depan meja belajarnya sambil membelakangiku yang masih berdiri di depan pintu. Aku pun mulai berjalan menuju tempat dimana Oppa-ku berada. Aku melihat headset berwarna putih tersangkut di kedua indera pendengarannya. Pantas saja sejak tadi ia tidak menjawab panggilanku. "Oppa, ayo turun! Eomma dan appa sudah menunggu untuk makan malam..." Ucapku setelah berhasil melepaskan kedua headset putih itu dari belakang.
"......" Ia tak merespon ucapanku. Aish! Oppa-ku ini kenapa sih? Dari tadi tidak menghiraukan ucapanku. Menyebalkan sekali dia! "Myungsoo oppa? Kenapa kau tak menghiraukan semua ucapanku?" Ucapku kesal sambil melihat wajahnya yang agak menunduk itu. Hah? Dia memejamkan kedua matanya? Aigo! Jadi sejak tadi dia tertidur pulas? Err... Menyebalkan!!! "Myungsoo oppa, ayo bangunlah!" Ucapku sambil mengguncangkan tubuhnya.
"Hmm..." Ia menggumam tak jelas, namun kedua matanya masih terpejam rapat.
"Oppa, ayo bangun! Eomma dan appa sudah menyuruh kita untuk makan malam!" Kataku sedikit berteriak.
"Apa katamu? Makan malam? Memangnya ini sudah jam berapa?" Tanyanya dengan setengah sadar.
"Jam setengah delapan.."
"Mwo? Jam setengah delapan?" Ucapnya terkejut. "Omo! Bagaimana dengan tugasku ini?" Ia melihat buku tulis dihadapannya. Lembaran kertas itu baru terisi setengah halaman.
"Oppa, kenapa tulisanmu berantakan sekali?" Ucapku sambil terkekeh.
Ia menoleh kearahku. Kedua bola matanya membulat sempurna. "Enak saja kau bicara! Tadi kan aku menulis sambil mengantuk..."
Aku hanya terkekeh melihat tingkah laku oppa-ku ini. "Ah, sudahlah tidak usah membela diri lagi! Akui saja kalau tulisan oppa memang jelek"
"Yak! Kim Hyora babo, seenaknya saja kau menghinaku!" Ucapnya sambil menjitak kepalaku.
"Aku kan hanya bercanda. Kkk~ Ayo kita ke bawah! Eomma dan appa sudah menunggu!" Ajakku sembari menarik lengan oppa-ku, memaksanya untuk cepat pergi ke ruang makan.
.
.
.
Kini aku dan Myungsoo oppa telah berada di ruang makan yang juga merangkap sebagai dapur ini. Kami berdua pun langsung duduk, menempati tempat duduk yang masih kosong itu.
"Maaf karena telah membuat eomma dan appa menunggu lama. Tapi ini semua gara-gara Myungsoo oppa..." Ucapku sambil melirik kearah Myungsoo oppa yang saat ini duduk disebelahku.
"Apa kau bilang? Kenapa kau menyalahkanku?" Ucapnya sambil memberiku sebuah death glare.
"Tapi memang itu kenyataannya. Seandainya saja oppa tidak susah dibangun-"
"Kim Hyora, Kim Myungsoo. Bukankah ini adalah meja makan? Kalian berdua pasti tahu kan fungsi dari meja makan ini?" Appa menyela ucapanku. Ia memberi kode agar kami berdua tidak memulai lagi sebuah pertengkaran mulut. Oh ayolah, bukankah hal ini sudah biasa terjadi. Bukankah itu sebuah hal yang wajar, jika saudara kandung saling bertengkar? Lagipula, semua ini kan gara-gara oppa-ku.
"Baiklah, sebelum kita makan sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dimulai.." Ucap oppa-ku. "Selesai..." Ucapnya lagi.
"Selamat makan...." Ucapku bersemangat, mulai menyantap hidangan lezat yang ada di meja makan ini. Makan malam kali ini berjalan dengan tenang. Tak ada keributan sedikit pun, yang ada hanya suara garpu dan sendok yang beradu dengan piring.
"Ah... Lezatnya..." Ucap Myungsoo oppa setelah menghabiskan makanannya.
Aku mengangguk sembari tersenyum. "Masakan eomma memang yang paling lezat!" Ucapku sambil mengangkat kedua ibu jariku.
"Kalian berdua ini, memang paling pandai kalau memuji eomma" Ucap eomma-ku. Ia tersipu malu karena ulah kami berdua. Eomma-ku selalu saja begitu, selalu tersipu malu meski kami bertiga (aku, oppa, dan appa) sering memujinya.
"Myungsoo, Hyora, lebih baik kalian berdua cepat tidur! Besok appa dan eomma akan pergi ke New York..." Ucap appa-ku.
"MWO?" Teriakku dan Myungsoo oppa bersamaan. Eomma dan appa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kami. "Apa harus berangkat besok?" Tanyaku.
"Berapa lama kalian disana?" Tanya oppa-ku.
"Seminggu..." Ucap appa-ku.
"Myungsoo, kau harus menjaga adikmu baik-baik ne?" Pinta eomma-ku. Myungsoo oppa hanya mengangguk.
"Baiklah, sekarang kalian pergi tidur ne!" Pinta eomma-ku.
Aku dan Myungsoo oppa pun mengangguk. Kami berdua pun beranjak dari ruang makan ini. Kami kembali ke kamar masing-masing.
.
.
Kini aku telah berada tepat di depan pintu kamarku. Aku pun membuka pintu ini dan masuk ke dalam kamar. Lalu berjalan menuju ranjangku dan langsung merebahkan diri disana. Namun, baru saja aku memejamkan kedua mataku ini. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Pertanda ada sebuah panggilan masuk. Tapi siapa yang menelpon malam-malam begini?
Kim Taemin?
Apa? Taemin? Ada apa dia menelponku malam-malam? Hah, tumben sekali...
.
.
.
-Percakapan di telepon-
"Yeoboseyo..." Sapaku setelah mengangkat panggilan. "Taemin?" Sapaku lagi. Kau tahu? Taemin tak menjawab sapaanku. "Taemin-ah?" Aish! Sebenarnya apa yang sedang dilakukan oleh Taemin? Kenapa dia menelponku jika tidak mau berbicara? Dasar namja aneh!
"Taemin-ah, kau sedang apa eoh? Kenapa kau diam saja? Dengarkan aku! Kalau kau tetap diam saja seperti itu, aku akan menutup..." Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Taemin sudah menyelanya.
"Mianhae! Salahkan saja saudaraku yang menyebalkan ini..."
"Eh? Saudaramu? Apakah Kai yang kau maksud?"
"Tentu saja, memangnya siapa lagi saudaraku yang suka membuat kerusuhan?"
"Huh... Rupanya dia lagi, memangnya apa yang dia lakukan padamu huh?"
"Dia menjewerku dengan keras. Sakit sekali rasanya..."
"Jinjja? Kenapa dia menjewermu?"
"Tadi dia sedang bermain game, lalu pergi ke toilet. Lalu saat Kai di toilet, diam-diam aku memainkan game yang dimainkannya tadi. Dan kau tahu, game itu game over!"
"Taemin, pabo! Pantas saja dia kesal padamu. Lagipula salahmu sendiri, kau kan tahu dirimu itu sangat payah dalam bermain game. Kkk~" Ucapku terkekeh.
"Aish! Sahabat macam kau itu? Bukannya membela, kau malah mengejekku" Ucapnya. Aku hanya tertawa mendengar ucapannya itu. "Hyora-ya, masalah tadi... Aku belum menemukan novelnya"
"Hah! Sudahlah, tidak masalah..."
"Benar tidak apa-apa?"
"Iya, aku baik-baik saja. Aku tidak akan memakanmu, walaupun kau belum menemukan novel itu"
"Baiklah, sebagai gantinya... Bagaimana kalau besok aku traktir kau makan ice cream?"
"Woah! Ne, aku mau! Hmm... Taemin, sudah dulu ne? Aku mengantuk..."
"Baiklah... Sampai bertemu besok!"
Tuutt... Tuutt... Tuutt...
Sambungan telepon itu pun akhirnya terputus. Aku pun meletakan ponselku ini di meja belajar yang berada di dekat ranjangku. Setelah itu aku memejamkan kedua mataku ini.
-To Be Continued-
Akhirnya chapter 5 selesai juga...
Buat kalian yang udah baca jangan lupa tinggalin jejak ya! Terima kasih... :)
bagus sekali informasi yg agan berikan sangat menarik dan bermanfaat thanks gan, ijin share berbagi info :)
BalasHapusMakasih udah mampir ^^
Hapusteirma kasih banyak karena sudah berbagi berita yang sangat menarik. terima kasih banyak atas beritanya.
BalasHapus