Tampilkan postingan dengan label SHINee. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SHINee. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 Desember 2014

[FF] Destiny - Chapter 6 : Bad Morning


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin / Kai (EXO) as Kim Jongin / Kai.
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum / Key (SHINee) as Kim Kibum / Key.
  5. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  6. Do Kyungsoo (EXO) as Do Kyungsoo.
  7. Kim Myungsoo / L (Infinite) as Kim Myungsoo.
  8. Park Hyunae (OC).
  9. Byun Baekhyun (EXO) as Byun Baekhyun.
Genre : Humor, Brothership, Family , Friendship, School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni karangan author. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L, Shawol

A/N : Fanfiction ini juga aku publish di akun wattpadku. Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi ya! Dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak! ^^


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 5






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


"Baiklah, sebagai gantinya... Bagaimana kalau besok aku traktir kau makan ice cream?"

"Woah! Ne, aku mau! Hmm... Taemin, sudah dulu ne? Aku mengantuk..."

"Baiklah... Sampai bertemu besok!"


Tuutt... Tuutt... Tuutt...


Sambungan telepon itu pun akhirnya terputus. Aku pun meletakan ponselku ini di meja belajar yang berada di dekat ranjangku. Setelah itu aku memejamkan kedua mataku ini.

-
-

Destiny (Chapter 6 : Bad Morning)

-
-


"Eugh~" Gadis itu sedikit terusik karena seberkas cahaya matahari pagi menembus jendela kamarnya, menerpa wajah cantiknya yang tengah terlelap dengan damainya. Kedua matanya mulai membuka secara perlahan. Jemari tangannya meraba meja yang terletak di dekat tempat tidurnya, mencari barang berharga miliknya yang terletak disana. "Mwo? Setengah enam?" Jeritnya dengan kedua mata terbelalak. "MYUNGSOO OPPA!!!!!!" Kali ini ia benar-benar berteriak dengan sangat kencang. Jika ini adalah film kartun atau anime, mungkin kalian akan melihat keadaan rumah Hyora yang akan terguncang seketika.

.
.
.
.
.

Di sebuah kamar tidur, terlihatlah seorang pemuda tampan berambut hitam tengah duduk sambil menulis. Oh tidak, sepertinya bukan sedang menulis. Lebih tepatnya ia sedang duduk di kursi, dengan tangan kanan yang menggenggam pulpen. Ya, pemuda itu -Kim Myungsoo- sedang berkutat dengan tugas sekolahnya yang semalam belum sempat ia selesaikan. "Aish~ Bagaimana lagi ini? Aku sudah tidak tau kelanjutannya" Ucapnya kesal lalu tanpa sengaja ia melempar pulpen hitam miliknya. Dan pulpen itu sukses terjatuh di kolong meja belajarnya.

"Aish! Ada-ada saja sih. Kenapa pulpennya malah terlempar?" Gerutunya. Ia pun segera menunduk untuk mengambil pulpen itu. Namun, belum sempat ia mengambil pulpen itu...

"MYUNGSOO OPPA!!!!" Tiba-tiba saja terdengar suara jeritan yang sangat kencang memanggil namanya. Hal itu tentu saja membuat Myungsoo terkejut.


DUKKK...


"Appo!!!" Ringisnya saat kepalanya sukses mencium meja belajar miliknya. Ia pun mengelus-elus kepalanya dan langsung berjalan menuju kamar adik perempuannya -Kim Hyora-.

Belum sempat Myungsoo membuka kenop pintu kamar Hyora, ternyata sang pemilik kamar sudah membukanya terlebih dahulu. "Kyaa~ Hantu!!!" Jerit Hyora.


Pletak...


Satu jitakan sukses mendarat di kepala gadis itu. Hal ini membuat gadis itu langsung mengelus kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya. "Aish~ Oppa kenapa memukulku?" Tanyanya kesal.

"Yak! Hyora, babo! Harusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa pagi-pagi begini kau sudah membuat masalah?" Myungsoo memberi death glare pada Hyora.

"Mwo? Masalah? Memangnya aku membuat masalah apa? Jangan seenaknya saja menuduh seperti itu!" Hyora pun tak mau kalah dari Oppanya.

"Kenapa kau harus berteriak seperti tadi huh?"

“Itu karena... Apa Eomma dan Appa sudah berangkat ke New York?” Tanya Hyora.

Myungsoo hanya mengangguk pelan. “Ne, mereka sudah berangkat sejak tadi”

“Aish~ Kenapa oppa tidak membangunkanku?” Ucap Hyora sembari mengerucutkan bibirnya lucu.

Myungsoo hanya menggelengkan kepalanya. “Ternyata kau tidak sadar huh? Sejak tadi aku sudah membangunkanmu, tapi kau tetap tertidur pulas. Jadi jangan salahkan aku!” Ucap Myungsoo sambil beranjak dari kamar Hyora. Ia berjalan menuju tangga rumahnya.

“Yak! Kau mau kemana? Aku belum selesai bicara” Tanya Hyora sambil mengikuti Myungsoo yang tengah menuruni tangga.

“Kau mau mengoceh apalagi huh? Dari pada kau mengoceh, lebih baik cepat mandi lalu siapkan sarapan untuk kita!” Pinta Myungsoo dengan seenaknya.

“Aish~ Apa-apaan dia? Seenaknya saja menyuruhku seperti itu!” Ucap Hyora kesal sambil berkacak pinggang. Ia pun berjalan menuju dapur. Membuka kulkas untuk melihat persediaan bahan makanan. Dan... “OPPA!!!” Lagi dan lagi, ia berteriak sekencang mungkin. Membuat seseorang yang dipanggil namanya berdecak kesal.

“Ada apa lagi huh? Tidak bisakah kau tidak berteriak sekali saja?” Ucap Myungsoo setelah tiba di dapur.

“Mianhae, tapi kurasa tidak bisa” Ucap Hyora sambil terkekeh pelan. Membuat Myungsoo semakin kesal pada adik manisnya itu.

“Memangnya ada apa lagi?”

“Kurasa takan ada sarapan untuk pagi ini...” Ucap Hyora berterus terang.

“Tidak ada sarapan? Apa maksudmu?” Myungsoo mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti apa yang sedang dibicarakan adiknya itu.

Hyora pun membuka pintu kulkas yang berada didekatnya itu. Lalu jari tangannya menunjuk kearah kulkas. “Lihatlah! Tidak ada persediaan apapun didalam sini”

Kedua bola mata namja manis itu membulat sempurna. “MWO? J-Jadi Eomma dan Appa pergi ke New York tanpa meninggalkan persediaan makanan apapun?”

Hyora menganggukan kepalanya. “Ne, lalu bagaimana?”

Myungsoo hanya mengangkat bahunya. “Aku tak tau. Ah, sudahlah! Lebih baik kita segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah”

Hyora mengangguk pasrah. “Baiklah...”

Myungsoo dan Hyora pun segera pergi menuju ke kamar mereka masing-masing untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah.

.
.
.
.
.

TOK... TOK... TOK...


Seorang namja tengah mengetuk pintu sebuah kamar tidur. Ia menunggu di depan pintu itu dengan setia. Dalam hatinya, ia berharap sang penghuni kamar akan membuka pintu untuknya. Namun, kali ini harapannya tak terwujud. Terbukti setelah beberapa menit menunggu, tak satu pun penghuni kamar membuka pintu untuknya. Akhirnya ia pun membuka kenop pintu itu.


Cklek...


Ia pun masuk ke dalam kamar itu dengan perlahan. Sepasang matanya menangkap sosok penghuni kamar yang masih terlelap di alam mimpi. “Ckck... Dasar pemalas!” Ucapnya sambil berkacak pinggang. Ia pun menarik napas dalam-dalam, lalu...

“TAEMIN-AH! KAI-YA! CEPAT BANGUN!!!!” Teriaknya dengan sekeras mungkin. Membuat sang penghuni kamar terusik.

“Hyung, berisik! Jangan berteriak seperti itu!” Ucap Taemin sambil mengerjapkan kedua matanya.

“Lima menit lagi hyung...” Sahut Kai dengan kedua mata yang masih terpejam.

“YAK! KIM JONGIN, CEPAT BANGUN!!!!” Teriak Key.

“Sebentar lagi hyung...” Ucap Kai. Ia menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya.

Key pun semakin kesal dengan aksi dongsaengnya itu. Ia pun berjalan menuju tempat tidur Kai. Taemin yang masih setengah sadar pun bergidik ngeri melihat hyungnya itu. “KIM JONGIN, CEPAT BANGUN!” Teriaknya lagi.

“Aish~ Sebentar lagi hyung! Aku masih meng—“

“CEPAT BANGUN ATAU KAU MAU KUSIRAM SEPERTI KEMARIN HUH?” Teriak Key sambil menarik selimut yang dipakai oleh Kai.

“Hyung, kau sungguh menyebalkan!” Gerutu Kai sambil mengerucutkan bibirnya.

“Kau bicara apa?” Tanya Key.

“Ah—Tidak, tidak. Aku tidak mengatakan apapun. Sudahlah sana, hyung lebih baik keluar dari kamarku!!!” Usir Kai dengan seenaknya.

Key memutar bola matanya malas. “Dasar dongsaeng kurang ajar! Seenaknya saja kau mengusirku” Ucapnya kesal. Membuat kedua dongasengnya terkekeh pelan. Key pun segera beranjak dari kamar Taemin dan Kai.

.
.
.
.
.

Setelah melakukan perjalanan yang cukup sebentar, kini Hyora dan Myungsoo telah tiba di parkiran sekolah mereka.

“Oppa, aku lapar. Kita ke kantin dulu ne?” Tanya Hyora. Myungsoo mengangguk setuju. Ia menerima tawaran adiknya karena memang perutnya terasa lapar.

.
.
.
.
.

“Disini masih sepi sekali...” Ucap Hyora sambil menatap sekelilingnya. Ia pun menempatkan dirinya di salah satu kursi kosong yang berada di kantin itu.

Myungsoo mengangguk pelan. “Tentu saja, pedagang pun belum banyak yang buka. Hmm—Jadi kau mau pesan apa?” Tanya Myungsoo pada Hyora.

Hyora pun diam sampai beberapa menit, ia tampak sedang berpikir keras.

“Yak! Kenapa kau diam saja huh? Aku bertanya padamu, bodoh! Kau mau pesan apa?”

Hyora memutar bola matanya malas. “Aku ingin nasi goreng kimchi saja”

“Baiklah, aku akan pesan makanan dulu. Kau tunggu disini!” Ucap Myungsoo. Sedangkan Hyora hanya mengangguk tanpa menjawab apapun. Dan tentu saja hal itu membuat Myungsoo –Kakaknya- mendengus kesal. “Kau mendengarku tidak?!” Tanyanya lagi.

“Ne, oppa tersayang! Aku mendengarmu, sudah sana cepat pesankan aku makanan!” Perintah Hyora dengan seenaknya saja.

“Cih! Menyebalkan!!!” Ucap Myungsoo dengan kesal. Ia pun segera beranjak dari tempatnya.

.
.
.
.
.

Setelah beberapa menit menunggu, sepertinya Hyora mulai bosan. Ia masih duduk sendirian, ya karena Myungsoo belum juga kembali. Ia pun menopang dagunya sambil sesekali tangan yang lain mengetuk-ngetuk jarinya pada meja.

“Annyeong! Pagi-pagi begini kenapa sudah melamun eoh?” Sapa seorang namja yang baru datang pada Hyora. Ia pun duduk dibangku kosong yang berada disamping kanan Hyora.

“Aish—Memangnya siapa yang melamun?”

“Kau Hyora-ya! Memangnya siapa lagi?” Tanya namja itu. “Kenapa kau disini sendirian?”
Hyora menggeleng pelan. “Tidak, aku bersama Myungsoo oppa”

“Benarkah? Kau mengigau ya? Sepertinya aku hanya melihatmu disini”

“Aku tidak mengigau, sunbae! Myungsoo oppa sedang memesan nasi goreng kimchi. Sunbae sendiri sedang apa disini?”

“Berhenti memanggilku formal seperti itu, Kim Hyora!” Ucap namja itu kesal.

Hyora hanya terkekeh pelan. “Ne, Baekhyun oppa. Jadi, kenapa kau ada disini?“

“Oh, ini tadi aku baru saja membeli air mineral. Tak sengaja, aku melihatmu duduk sendirian disini” Ucapnya sambil menunjukkan botol mineral di tangannya.

Byun Baekhyun adalah teman sekaligus sahabat dari Myungsoo. Mereka sudah bersahabat sejak kelas 10. Ia juga cukup dekat dengan Hyora, karena ia sering berkunjung ke rumah Myungsoo.

“Baekhyun-ah, kau sudah sampai ne? Sejak kapan kau ada disini?” Tanya Myungsoo yang baru saja kembali dengan membawa dua piring nasi goreng kimchi pesanannya.

“Yak! Myungsoo, kenapa kau hanya memesan dua makanan huh? Cepat pesankan untukku juga!”

“Aish~ Apa-apaan kau ini? Baru datang sudah menyuruhku seenaknya saja!”

“Sahabat macam apa kau ini? Pelit sekali dengan sahabatmu yang tampan ini” Ucap Baekhyun sambil mempoutkan bibirnya.

“Biar saja aku pelit, lagi pula aku kan hanya pelit padamu. Dan satu lagi, kau itu tidak tampan. Tapi... Kau imut!” Ucap Myungsoo sambil tertawa geli. Sedangkan Baekhyun –sahabatnya- memberinya death glare yang sama sekali tak menyeramkan.

“Kau tak percaya kalau kau imut?” Tanya Myungsoo pada Baekhyun.

Baekhyun menggeleng. “Tidak, aku tidak percaya”

“Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada Hyora” Myungsoo melirik Hyora.

Hyora mengangguk menyetujui pendapat Myungsoo. “Ne, Baekhyunie oppa memang sangat imut. Aku iri pada wajah imut oppa”

“YAK! KIM HYORA! KIM MYUNGSOO!!!” Baekhyun berteriak kesal pada dua orang itu.




-To Be Continued-


.
.
.

Next Chapter


“Ne, Baekhyun-ah...”

“Oh iya, dimana Chanyeol?”

.
.

"Taemin-ah, nanti jadi kan kita beli ice cream?"

"Memangnya siapa yang mau membelikanmu ice cream?"



Jumat, 29 Agustus 2014

Destiny (Chapter 5)


Title : Destiny

Author : Park Myunghee aka Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin / Kai (EXO) as Kim Jongin / Kai.
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum / Key (SHINee) as Kim Kibum / Key.
  5. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  6. Do Kyungsoo (EXO) as Do Kyungsoo.
  7. Kim Myungsoo / L (Infinite) as Kim Myungsoo.
  8. Park Hyunae (OC).

Genre : Humor, Brothership, Family , Friendship, School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni karangan author. Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, EXO-L, Shawol

A/N : Fanfiction ini juga aku publish di akun wattpadku. Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi ya! Dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak! ^^


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 4 : Rumah Taemin



"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


"Hyora, ini sudah sore. Ayo kita pulang!" Ucap seseorang yang ku kenali suaranya itu.

Aku pun menoleh ke sumber suara itu. Kulihat disana ada dua namja yang tadi meninggalkanku di ruang tengah ini bersama Kai menyebalkan itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Key dan Myungsoo oppa. "Ah, sejak kapan kalian ada disini?"

"Baru saja... Ayo kita pulang! Ini sudah sore..." Ajak Myungsoo oppa.

Aku mengangguk pelan. "Ne, kajja!" Aku dan Myungsoo oppa berpamitan kepada Taemin, Kai dan Key oppa. Kemudian kami berdua pun pulang ke rumah.


-
-

Destiny (Chapter 5)

-
-


Pukul 07.00 PM KST


Di kediaman Keluarga Kim


Di dalam sebuah ruangan yang cukup besar itu, terlihat lah seorang wanita paruh baya beserta anak perempuannya tengah sibuk mempersiapkan berbagai macam hidangan untuk makan malam. "Hyora-ya..." Panggil wanita paruh baya itu.

"Ada apa, eomma?"

"Lebih baik kau pergi ke atas! Panggilkan kakakmu! Suruh dia cepat turun untuk makan malam..."

"Ne, eomma. Aku pergi ke atas dulu" Ucapnya sembari mengangguk.


.
.
.
.


Hyora Pov


"Ne, eomma. Aku pergi ke atas dulu" Aku pun mengangguk setuju ketika eomma memintaku untuk memanggil Myungsoo Oppa dikamarnya. Aku pun segera beranjak dari ruangan yang dinamakan dapur dan juga merangkap sebagai ruang makan ini.


Tap Tap Tap


Kamar Myungsoo Oppa terletak di lantai 2 rumahku. Hal itu mengharuskanku untuk menaiki beberapa anak tangga sebelum tiba dikamarnya. Kini langkahku terhenti tepat di depan pintu kamar Myungsoo Oppa. Tangan kananku langsung kudekatkan kearah pintu berwarna putih ini.


Tok... Tok... Tok...


Aku mengetuk pintu kamar Myungsoo Oppa dengan cukup keras. Namun, tak ada jawaban dari dalam kamar.


Tok... Tok... Tok...


Aku mengetuk pintu itu lagi. Kali ini aku mengetuknya dengan lebih keras dari sebelumnya. Namun, tetap sama. Tak ada jawaban dari Myungsoo Oppa. "Oppa, apa kau ada di dalam sana?" Tanyaku sambil merapatkan pendengaranku pada pintu ini. Namun, hasilnya tetap sama. Oppa tidak menjawabku. Huh, sebenarnya apa yang sedang dia lakukan di dalam sana? Apa kucoba untuk membuka pintunya saja?

Kuraih kenop pintu itu untuk membukanya. Benar, ternyata pintunya tidak terkunci. Kulangkahkan kedua kakiku untuk masuk ke dalam kamar Myungsoo Oppa. Ya, aku dapat melihat Oppa-ku sedang duduk di depan meja belajarnya sambil membelakangiku yang masih berdiri di depan pintu. Aku pun mulai berjalan menuju tempat dimana Oppa-ku berada. Aku melihat headset berwarna putih tersangkut di kedua indera pendengarannya. Pantas saja sejak tadi ia tidak menjawab panggilanku. "Oppa, ayo turun! Eomma dan appa sudah menunggu untuk makan malam..." Ucapku setelah berhasil melepaskan kedua headset putih itu dari belakang.

"......" Ia tak merespon ucapanku. Aish! Oppa-ku ini kenapa sih? Dari tadi tidak menghiraukan ucapanku. Menyebalkan sekali dia! "Myungsoo oppa? Kenapa kau tak menghiraukan semua ucapanku?" Ucapku kesal sambil melihat wajahnya yang agak menunduk itu. Hah? Dia memejamkan kedua matanya? Aigo! Jadi sejak tadi dia tertidur pulas? Err... Menyebalkan!!! "Myungsoo oppa, ayo bangunlah!" Ucapku sambil mengguncangkan tubuhnya.

"Hmm..." Ia menggumam tak jelas, namun kedua matanya masih terpejam rapat.


"Oppa, ayo bangun! Eomma dan appa sudah menyuruh kita untuk makan malam!" Kataku sedikit berteriak.

"Apa katamu? Makan malam? Memangnya ini sudah jam berapa?" Tanyanya dengan setengah sadar.

"Jam setengah delapan.."

"Mwo? Jam setengah delapan?" Ucapnya terkejut. "Omo! Bagaimana dengan tugasku ini?" Ia melihat buku tulis dihadapannya. Lembaran kertas itu baru terisi setengah halaman.

"Oppa, kenapa tulisanmu berantakan sekali?" Ucapku sambil terkekeh.

Ia menoleh kearahku. Kedua bola matanya membulat sempurna. "Enak saja kau bicara! Tadi kan aku menulis sambil mengantuk..."

Aku hanya terkekeh melihat tingkah laku oppa-ku ini. "Ah, sudahlah tidak usah membela diri lagi! Akui saja kalau tulisan oppa memang jelek"

"Yak! Kim Hyora babo, seenaknya saja kau menghinaku!" Ucapnya sambil menjitak kepalaku.

"Aku kan hanya bercanda. Kkk~ Ayo kita ke bawah! Eomma dan appa sudah menunggu!" Ajakku sembari menarik lengan oppa-ku, memaksanya untuk cepat pergi ke ruang makan.

.
.
.

Kini aku dan Myungsoo oppa telah berada di ruang makan yang juga merangkap sebagai dapur ini. Kami berdua pun langsung duduk, menempati tempat duduk yang masih kosong itu.

"Maaf karena telah membuat eomma dan appa menunggu lama. Tapi ini semua gara-gara Myungsoo oppa..." Ucapku sambil melirik kearah Myungsoo oppa yang saat ini duduk disebelahku.

"Apa kau bilang? Kenapa kau menyalahkanku?" Ucapnya sambil memberiku sebuah death glare.

"Tapi memang itu kenyataannya. Seandainya saja oppa tidak susah dibangun-"

"Kim Hyora, Kim Myungsoo. Bukankah ini adalah meja makan? Kalian berdua pasti tahu kan fungsi dari meja makan ini?" Appa menyela ucapanku. Ia memberi kode agar kami berdua tidak memulai lagi sebuah pertengkaran mulut. Oh ayolah, bukankah hal ini sudah biasa terjadi. Bukankah itu sebuah hal yang wajar, jika saudara kandung saling bertengkar? Lagipula, semua ini kan gara-gara oppa-ku.

"Baiklah, sebelum kita makan sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa dimulai.." Ucap oppa-ku. "Selesai..." Ucapnya lagi.

"Selamat makan...." Ucapku bersemangat, mulai menyantap hidangan lezat yang ada di meja makan ini. Makan malam kali ini berjalan dengan tenang. Tak ada keributan sedikit pun, yang ada hanya suara garpu dan sendok yang beradu dengan piring.

"Ah... Lezatnya..." Ucap Myungsoo oppa setelah menghabiskan makanannya.

Aku mengangguk sembari tersenyum. "Masakan eomma memang yang paling lezat!" Ucapku sambil mengangkat kedua ibu jariku.

"Kalian berdua ini, memang paling pandai kalau memuji eomma" Ucap eomma-ku. Ia tersipu malu karena ulah kami berdua. Eomma-ku selalu saja begitu, selalu tersipu malu meski kami bertiga (aku, oppa, dan appa) sering memujinya.

"Myungsoo, Hyora, lebih baik kalian berdua cepat tidur! Besok appa dan eomma akan pergi ke New York..." Ucap appa-ku.

"MWO?" Teriakku dan Myungsoo oppa bersamaan. Eomma dan appa hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kami. "Apa harus berangkat besok?" Tanyaku.

"Berapa lama kalian disana?" Tanya oppa-ku.

"Seminggu..." Ucap appa-ku.

"Myungsoo, kau harus menjaga adikmu baik-baik ne?" Pinta eomma-ku. Myungsoo oppa hanya mengangguk.

"Baiklah, sekarang kalian pergi tidur ne!" Pinta eomma-ku.

Aku dan Myungsoo oppa pun mengangguk. Kami berdua pun beranjak dari ruang makan ini. Kami kembali ke kamar masing-masing.

.
.

Kini aku telah berada tepat di depan pintu kamarku. Aku pun membuka pintu ini dan masuk ke dalam kamar. Lalu berjalan menuju ranjangku dan langsung merebahkan diri disana. Namun, baru saja aku memejamkan kedua mataku ini. Tiba-tiba ponselku berbunyi. Pertanda ada sebuah panggilan masuk. Tapi siapa yang menelpon malam-malam begini?

Kim Taemin?

Apa? Taemin? Ada apa dia menelponku malam-malam? Hah, tumben sekali...

.
.
.

-Percakapan di telepon-

"Yeoboseyo..." Sapaku setelah mengangkat panggilan. "Taemin?" Sapaku lagi. Kau tahu? Taemin tak menjawab sapaanku. "Taemin-ah?" Aish! Sebenarnya apa yang sedang dilakukan oleh Taemin? Kenapa dia menelponku jika tidak mau berbicara? Dasar namja aneh!

"Taemin-ah, kau sedang apa eoh? Kenapa kau diam saja? Dengarkan aku! Kalau kau tetap diam saja seperti itu, aku akan menutup..." Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Taemin sudah menyelanya.

"Mianhae! Salahkan saja saudaraku yang menyebalkan ini..."

"Eh? Saudaramu? Apakah Kai yang kau maksud?"

"Tentu saja, memangnya siapa lagi saudaraku yang suka membuat kerusuhan?"

"Huh... Rupanya dia lagi, memangnya apa yang dia lakukan padamu huh?"

"Dia menjewerku dengan keras. Sakit sekali rasanya..."

"Jinjja? Kenapa dia menjewermu?"

"Tadi dia sedang bermain game, lalu pergi ke toilet. Lalu saat Kai di toilet, diam-diam aku memainkan game yang dimainkannya tadi. Dan kau tahu, game itu game over!"

"Taemin, pabo! Pantas saja dia kesal padamu. Lagipula salahmu sendiri, kau kan tahu dirimu itu sangat payah dalam bermain game. Kkk~" Ucapku terkekeh.

"Aish! Sahabat macam kau itu? Bukannya membela, kau malah mengejekku" Ucapnya. Aku hanya tertawa mendengar ucapannya itu. "Hyora-ya, masalah tadi... Aku belum menemukan novelnya"

"Hah! Sudahlah, tidak masalah..."

"Benar tidak apa-apa?"

"Iya, aku baik-baik saja. Aku tidak akan memakanmu, walaupun kau belum menemukan novel itu"

"Baiklah, sebagai gantinya... Bagaimana kalau besok aku traktir kau makan ice cream?"

"Woah! Ne, aku mau! Hmm... Taemin, sudah dulu ne? Aku mengantuk..."

"Baiklah... Sampai bertemu besok!"


Tuutt... Tuutt... Tuutt...


Sambungan telepon itu pun akhirnya terputus. Aku pun meletakan ponselku ini di meja belajar yang berada di dekat ranjangku. Setelah itu aku memejamkan kedua mataku ini.





-To Be Continued-





Akhirnya chapter 5 selesai juga...
Buat kalian yang udah baca jangan lupa tinggalin jejak ya! Terima kasih... :)




Sabtu, 12 Juli 2014

Destiny (Chapter 4 : Rumah Taemin)


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin / Kai (EXO) as Kim Jongin / Kai.
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum / Key (SHINee) as Kibum / Key.
  5. Oh Sehun (EXO) as Oh Sehun.
  6. Do Kyungsoo (EXO) as Do Kyungsoo.
  7. Kim Myungsoo / L (Infinite) as Kim Myungsoo.
  8. Park Hyunae (OC).
Genre : Humor, Brothership, Family, Friendship, School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni hasil karangan author. Seluruh cast milik allah, orang tua, agensi, EXO-L, Inspirit, Shawol, diri mereka sendiri dan yang berhak saja (termasuk author *plaak! ._.).

A/N : Fanfic ini juga dipublish di akun wattpad author. Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi, karena itu hanya kebetulan semata! Jangan lupa untuk tinggalkan jejak!!! ^^


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 3 : Late.






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


Kriing.... Kriing..... Kriing...


"Akhirnya bel itu berbunyi juga..." Ucap Do yang memang sudah sangat suntuk.

"Ayo, kita ambil tas ke kelas lalu pulang!" Ajak Sehun sambil mulai berjalan menuju kelasnya. Ketiga temannya yang lain pun mengangguk setuju dan mengikuti Sehun dari belakang.


-
-

Destiny (Chapter 4 : Rumah Taemin)

-
-


Sore itu, seorang namja tengah duduk santai di sofa. Kedua matanya memandang ke arah tv dengan tatapan 'bosan'. Sudah berkali-kali ia mengganti channel tv itu dengan remote hitam ditangannya sambil berharap ada acara tv yang ia sukai. Namun, tetap saja hasilnya nihil. Tak ada satu pun acara tv yang ia sukai.

"Ah... Membosankan sekali acara tv itu. Lebih baik aku pergi ke kamar untuk bermain ps" Ucap Kai sambil mematikan tv dihadapannya.


TING TONG TING TONG . . .


Terdengar suara bel yang berbunyi dari arah pintu depan rumahnya. Kai yang hendak pergi menuju kamarnya pun hanya bisa mendengus kesal. "Aish~ Siapa sih yang datang?" Tanyanya pada diri sendiri.


TING TONG TING TONG . . .


Suara bel itu terdengar lagi. "Kai-ya, tolong bukakan pintunya! Aku sedang mencuci piring!" Teriak Key dari dalam dapur.

"Ne, hyung! Aku akan buka pintunya" Teriak Kai. Ia pun beranjak dari ruang tengah dengan malas. Ia langsung membukakan pintu untuk tamu yang sudah menunggu. "Mwo?" Kai terkejut ketika melihat kehadiran tamu itu, seorang yeoja yang baru ia kenal bersama dengan seorang namja yang nampak asing baginya.

"Kau? Sedang apa kau disini?" Tanya yeoja yang bernama Kim Hyora itu.

"Aish! Dasar pabo! Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu! Mau apa kau kemari huh?" Tanya Kai sambil menatap Hyora tajam.

"Ah, tentu saja karena aku ingin berkunjung kemari"

"Kau ini..." Ucap Kai kesal sambil menatap Hyora tajam.

"Yak! Kim Hyora, bukankah sudah sering aku katakan bahwa jangan membuat ulah? Bersikaplah sopan sedikit! Ingat ini bukan dirumah!" Ucap namja yang tengah berdiri disamping Hyora. Sedangkan Kai malah tersenyum penuh kemenangan setelah melihat yeoja dihadapannya itu di ceramahi panjang lebar.

"Kenapa? Kau senang ya melihat aku diceramahi?" Tanya Hyora sambil menatap Kai dengan kesal.

"KIM HYORA!" Ucap namja tadi dengan nada agak meninggi.

"Eh? Mi-Mianhae oppa..." Sahut Hyora sambil nyengir-nyengir gaje. "Kai-ssi, apakah ada Taemin, Key Oppa dan Ahjumma?"

"Taemin? Dia sedang keluar sebentar, sepertinya tadi Key hyung menyuruhnya ke supermarket. Ahjumma juga sedang pergi keluar, kalau Key hyung ada di dalam. Sebaiknya kalian masuk saja kedalam!" Ucap Kai.

.
.
.
.
.

Kai Pov



Kini aku telah kembali ke ruang tengah bersama sepasang kekasih yang baru saja datang itu. "Kai, siapa yang datang?" Tanya Key hyung yang baru saja keluar dari dapur. Ia berjalan ke arah kami bertiga.

"Ini aku, hyung..." Ucap namja berambut hitam itu. Sepertinya namja itu sudah mengenal Key hyung sangat dekat. Apa dia teman satu kampusnya ya? Maybe!

"Oh, kau datang bersama Hyora?" Ucap Key hyung yang kini sudah duduk di sofa kosong yang ada disampingku.

"Ne, oppa..."

"Kenapa Taemin tidak pernah cerita padaku kalau dia punya kembaran ya?" Tanya namja itu sambil melirik kearahku.

"A-Aku bukan kembaran Taemin" Ucapku. Aish~ Sudah berapa banyak orang yang bilang bahwa aku dan Taemin anak kembar huh? ._.

"Myungsoo-ya, dia ini saudara sepupuku. Bukan saudara kembar Taemin" Kali ini Key hyung yang bersuara.

"Mianhae! Kupikir kalian berdua adalah saudara kembar, habis wajah kalian terlihat sangat mirip" Ucap namja yang kuketahui bernama Myungsoo itu.

"Tak apa, memang banyak yang bilang seperti itu. Bahkan teman kekasih hyung juga bilang seperti itu" Ucapku. Mereka bertiga menatapku heran, lalu kemudian mereka tertawa bersamaan. "Apanya yang lucu?" Tanyaku heran.

"Kau, sungguh aneh..." Ucap Hyora.

"Apanya yang aneh?"

"Tentu saja kami tertawa, karena mereka berdua tidak seperti apa yang kau pikirkan" Ucap Key hyung sambil tetap terkekeh pelan.

"Apa maksudmu hyung? Aku tidak mengerti..."

"Kau tahu? Dia ini bukan namjachinguku!" Ucap Hyora.

"Mwo? La-Lalu siapa?" Aish~ Pabo! Aku salah sangka. Duh, malu sekali aku. Mau taruh dimana wajah tampanku ini. Pabo, Kai pabo! Ini memalukan -_-

"Oppa kandungku..." Ucap Hyora sambil melemparkan senyuman.

"Mi-Mianhae sudah salah sangka. Aku tidak tau" Ucapku sambil menggarung tengkuk leherku yang tak gatal ini.

"Makanya jangan asal tebak!" Ucap Hyora sambil memberikan sebuah seringaian padaku.

"Tak masalah, oh ya kenalkan aku Kim Myungsoo" Ucap namja itu sambil mengulurkan tangannya padaku.

"Kim Jongin imnida. Cukup panggil aku Kai saja!" Ucapku sambil bersalaman dengannya. "Apa hyung itu teman kuliahnya Key hyung?"

Ia menggeleng cepat. "Setua itu kah aku?"

"Aish~ Apa maksudmu Myungsoo?!" Key hyung memberikan tatapan tajam kepada Myungsoo hyung. Sedangkan yang ditatap sepertinya pura-pura tidak melihatnya.

"Aku satu angkatan diatasmu" Ucapnya sambil mencoba mengalihkan perhatian.

Apa katanya? Satu angkatan diatasku? Itu berarti sekarang dia kelas 12. Tapi bagaimana ia bisa tahu bahwa aku kelas 11. Bukankah kita baru bertemu sekarang dan ini dirumah, bukan disekolah?

"Tidak usah dipikirkan seperti itu! Key hyung sudah menceritakan tentang sepupunya padaku. Dan ternyata itu adalah kau. Kupikir kau tak akan semirip itu dengan Taemin, tapi ternyata kau mirip sekali dengan Taemin" Ujarnya. Aku hanya mengangguk sembari tersenyum. "Key hyung, mana majalah fashion yang baru kau beli kemarin? Aku mau lihat!"

"Itu ada dikamarku. Ayo kita ke kamar saja!" Ajak Key hyung. Mereka berdua pun bangkit dari tempat duduknya.

"Hyora, kau tunggu disini saja ne?" Ucap Myungsoo hyung pada dongsaengnya.

"Tapi oppa, Taemin kan belum datang dan ahjumma Kim juga sedang pergi?"

"Sudah kau disini saja bersama Kai" Pinta Key Hyung sambil melirikku. Apa-apaan ini? Mereka berdua akan meninggalkanku disini bersama gadis  yang super menyebalkan seperti Kim Hyora.

"Dan ingat! Jangan macam-macam pada dongsaengku! Dia itu gadis yang galak" Ucap Myungsoo hyung. Kini mereka berdua mulai beranjak dari ruang tengah dan meninggalkan kami berdua.



Satu menit . . .


Tiga menit . . . 


Sepuluh menit . . .


Kriik, kriik, kriiik...
Hening, hening dan hening...


Ya, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana yang tengah terjadi di ruang tengah ini. Aku pun mengakhiri games diponselku yang sedari tadi kumainkan ini. Kini aku beralih untuk mencari nomor ponsel seseorang dan mengirim sebuah pesan teks untuknya.


To : Kim Taemin

Hey, Taemin! Apa kau masih berada di supermarket? Disini ada yeoja menyebalkan itu lagi dan dia sedang menunggumu. Jadi cepatlah kembali kerumah! Oke?

SEND

.
.
.
.
.

Hyora Pov


Kulirik jam digital yang tengah melingkar dilengan kiriku ini. 15 menit sudah aku menunggu Taemin yang tak kunjung datang. Bosan? Tentu saja! Aku menunggu tanpa melakukan kegiatan apapun. Apalagi jika aku harus menunggu dengan namja aneh itu. Sepertinya ia asik sendiri dengan ponselnya. Kalau Myungsoo dan Key oppa jangan ditanya lagi! Mereka masih berada dikamar Key oppa. Biasalah sepasang sahabat yang sudah bertemu pasti tak akan ingat waktu. Apalagi jika mereka berbincang mengenai hal yang sama-sama mereka sukai. Yap, mereka berdua sama-sama menyukai fashion. Makanya jangan heran jika mereka penampilan mereka berdua terlihat sangat menarik.

"Kai-ssi bisakah kau menyalakan tv itu untukku? Sepertinya aku mulai bosan" Ucapku ragu dan tentu saja berusaha memecahkan keheningan yang telah berlangsung lama itu.

"Kenapa kau tidak nyalakan tvnya sendiri saja huh?" Namja itu menatapku sinis. Aish~ Menyebalkan sekali sih manusia yang satu itu. Selalu saja menatapku seperti itu.

"Tapi kan remotenya ada didekatmu..." Aku menunjuk remote tv yang memang ada disamping Kai. Ia pun menyalakan tvnya dengan malas. Eh? Acara apa itu? Tidak seru sekali. "Kai-ssi tolong ganti chanel tvnya ne!"

Ia pun mengganti channelnya. Iklan! Ia mengganti channelnya lagi. Iklan! Lagi-lagi ia mengganti channelya, hingga ia tertuju pada satu acara tv. Hah? Sepak bola? Aish~ Aku sedang tidak ingin menonton sepak bola! "Eum, tolong ganti channel yang lain ne! Jebaaal....." Rengekku. Oke, baguslah! Namja itu tidak menghiraukan perkataanku lagi. Menyebalkan! "Kai--"

"Huh! Kau ini merepotkan sekali sih! Lebih baik kau ganti channelnya sendiri saja!" Ucapnya kesal. "Dan satu lagi, jangan pernah memanggilku secara formal seperti itu lagi. Umur kita sama, bukan? Jadi kau tidak perlu formal seperti itu"
Ia melemparkan remote tv itu kearahku.


PLETAK!!!


Aish~ Kai pabo! Melemparnya tidak kira-kira! Dia pasti sengaja berbuat begitu. "Hey, kau sengaja melemparnya ke arah kepalaku eoh?" Ucapku seraya mengusap kepalaku yang sakit. Sial sekali namja ini.

"Tidak, aku tidak sengaja! Salahkan remotenya saja!!!" Ucapnya sambil terkekeh. Dasar pembohong! Aku tahu dia sengaja melakukan itu. Baiklah, namja itu benar-benar membuatku badmood. Aku pun mematikan tv yang menyala itu.

"Kau bosan ya menunggu Taemin disini? Kenapa kau tidak pulang saja?" Tanya Kai yang masih duduk dihadapanku.

"Aku memang bosan, tapi apa hakmu menyuruhku pulang huh?" Ucapku kesal.

"Aku kan hanya bertanya! Kenapa kau terlihat kesal? Perempuan itu memang sensitif sekali.." Ucapnya. Aigo! Hanya bertanya katanya? Padahal jelas-jelas dari nada bicaranya tadi, ia sedang mengusirku.

"Annyeong! Sudah lama menunggu ne?" Terdengar suara seseorang dari belakangku. Aku pun langsung menoleh ke sumber suara itu.

"Taemin-ah! Kemana saja kau ini eoh? Aku menunggumu sejak tadi..." Gerutuku. Ia hanya terkekeh pelan.

"Mianhae, tadi aku pergi ke supermarket" Ucap Taemin sambil menunjukkan belanjaan yang ada di dalam kantung plastik berwarna putih itu.

"Ini buku catatan matematika milikku. Oh ya, dimana novel yang kau bilang itu?" Aku memberikan buku catatan matematikaku pada Taemin. Aku memang sudah biasa meminjamkan buku catatanku pada Taemin, terutama buku catatan matematika milikku. Semua itu karena, ya kau tau sendiri kan bagaimana kejadian tadi di sekolah pada saat jam Taeyeon sonsaengnim mengajar.

"Ah... Novel itu--"

Taemin sepertinya terlihat gugup. Ah, aku tahu apa yang membuatnya menjadi gugup seperti itu. "Jangan bilang kau lupa tempat menyimpan novel itu!" Tanyaku.

Taemin terkekeh pelan. "Mianhae! Tapi memang begitulah kenyataanya. Aku lupa menyimpan novelnya dimana"

Benarkan dugaanku tadi! Aku sudah paham betul bahwa sahabatku yang satu ini adalah seorang pelupa. Huh, padahal usianya masih belasan tahun. Tapi kenapa penyakit pikunnya itu sungguh akut? "Huh, kau ini... Dasar pelupa!"

"Hyora, ini sudah sore. Ayo kita pulang!" Ucap seseorang yang ku kenali suaranya itu.

Aku pun menoleh ke sumber suara itu. Kulihat disana ada dua namja yang tadi meninggalkanku di ruang tengah ini bersama Kai menyebalkan itu. Ya, siapa lagi kalau bukan Key dan Myungsoo oppa. "Ah, sejak kapan kalian ada disini?"

"Baru saja... Ayo kita pulang! Ini sudah sore..." Ajak Myungsoo oppa.

Aku mengangguk pelan. "Ne, kajja!" Aku dan Myungsoo oppa berpamitan kepada Taemin, Kai dan Key oppa. Kemudian kami berdua pun pulang ke rumah.





-To Be Continued-


-
--

>> Next Chapter <<


"Myungsoo oppa, ayo bangunlah!"

"Mwo? Jam setengah delapan? Omo! Bagaimana dengan tugasku ini?"

-
-

"Yeoboseyo..."

"Taemin-ah, kau sedang apa eoh? Kenapa kau diam saja?"






Selasa, 01 Juli 2014

Destiny (Chapter 3 : Late!)


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin a.k.a Kai (EXO).
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum a.k.a Key (SHINee).
  5. Oh Sehun (EXO).
  6. Do Kyungsoo (EXO).
  7. Kim Myungsoo a.k.a L (Infinite).
  8. Park Hyunae (OC).

Support Cast :
  1. Lee Donghae (Suju).
  2. Kim Taeyeon (SNSD).

Rating : T

Genre : Brothership, Family, Friendship, School Life, Gaje ._.

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni hasil pemikiran author. Seluruh cast adalah milik allah, orang tua, dan diri mereka sendiri.

Note : Fanfic ini juga dipublish di akun wattpad author. Bagi siapapun yang udah baca fanfic ini, diharapkan untuk bisa meninggalkan jejak :D


WARNING! Gaje, OOC, typo dan penulisan tidak mengikuti EYD.




HAPPY READING! ^^






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


Kriiing . . . Kriiiing . . . Kriiiiiiiing . . . 


Jam 7 tepat, terdengar suara bel berbunyi yang menandakan bahwa jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Seluruh siswa dan siswi Kyungmin High School pun segera masuk ke dalam ruang kelasnya masing-masing. Terlihat sesosok seorang pria berstyle ala guru sedang berjalan masuk menuju ruang kelas 11-3.

"Selamat pagi anak-anak..." Sapa guru itu kepada seluruh muridnya.

"Selamat pagi pak..."

"Sepertinya hari ini kita kedatangan siswa baru. Apakah saya benar?"

"Ne, kau benar sonsaengnim!" Ucap seorang siswa berambut coklat gelap yang ternyata adalah teman sebangku Taemin.

"Aku mau kau maju ke depan untuk memperkenalkan diri kepada teman-temanmu!" Ucap pria itu. Kedua matanya melirik ke arah Kai yang sedang duduk di pojok ruangan itu.

Kai hanya menganggukan kepalanya lalu maju ke depan untuk memperkenalkan diri di hadapan teman-teman barunya. "Annyeong haseyo! Perkenalkan namaku Kai. Aku adalah siswa pindahan dari Los Angeles. Kuharap kalian bisa menerima kehadiranku disini. Terima kasih..." Kai pun membungkukan badannya.

"Terima kasih atas perkenalannya Kai-ssi. Sekarang kau boleh kembali ke tempat dudukmu!" Ucap guru itu sembari tersenyum.

"Mmm... Sonsaengnim, bolehkah aku tau namamu?"

Pria itu mengangguk. "Tentu saja. Namaku Lee Donghae. Disini aku mengajar bidang study sejarah. Apa masih ada yang ingin kau tanyakan?"

"A-Aniya...."

"Yasudah, kau bisa kembali ke tempat dudukmu!"

Kai menganggukan kepalanya sembari tersenyum. Ia pun berjalan menuju tempat duduknya.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Sudah tiga jam berlalu, namun Lee Donghae masih semangat untuk menyampaikan materi sejarah kepada seluruh muridnya. Tapi tidak dengan murid-muridnya, mereka terlihat sudah sangat jenuh dengan pelajaran itu. Bahkan Kai sudah menguap berkali-kali sampai kedua matanya berkaca-kaca karena menahan kantuk.


Kriiiiiing............ Kriiiiiiiiing.............


"YEAY!!!" Siswa-siswi kelas 11-3 bersorak bahagia setelah mendengar suara bel istirahat berbunyi. Donghae hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak muridnya itu.

"Saya rasa pelajaran hari ini cukup sampai disini. Jangan lupa untuk mengerjakan pr kalian dirumah!" Ucap guru itu lalu pergi meninggalkan ruang kelas itu.


Braaakkkkkk.........


"Yak! Apa-apaan sih kau ini?" Kai yang sedari tadi mengantuk merasa sangat terkejut, ketika Taemin menggebrak mejanya dengan keras.

"Mau pergi ke kantin bersama kami?" Tanya Taemin sambil tersenyum jahil.

"Kami? Apa maksudmu itu, huh? Jangan bilang kau mau mengajakku ke kantin bersama yeoja tadi" 

"Ah... Tenang saja, bukan bersama mereka kok"

"Lalu?"

"Bersama mereka..." Ucap Taemin. Kedua matanya melirik kearah teman sebangkunya dan teman sebangku Kai bergantian. "Bagaimana kau mau kan?"

"Ne, kajja!!!" Sahut Kai sambil mengangguk. Mereka berempat pun pergi menuju kantin sekolah.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kai dan kawan-kawannya telah tiba dikantin. Mereka pun menempati meja kosong yang cukup untuk memuat empat orang.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Taemin.

"Kau mau mentraktir kami ne?" Tanya Kai dengan mata berbinar-binar.

"Tidak! Aku sedang dalam masa pengiritan. Uang jajanku mulai menipis. Lagi pula aku kan tidak bilang mau mentraktir kalian. Aku hanya mau memesankan saja, tapi kalian bayar masing-masing..." Ucap Taemin terkekeh, sedangkan kawan-kawannya hanya bisa menggeleng-geleng kepala.

"Kalau begitu biar aku saja yang mentraktir kalian semua. Tapi hanya juice saja ne?" Ucap namja berkulit putih susu itu.

"Kau ini pelit sekali, Sehun-ah!" Celetuk Do.

"Kalau begitu, ia tidak jauh berbeda dengan Taemin!" Sahut Kai.

"Mwo? Kenapa aku?" Taemin memutar kedua bola matanya dengan kesal.

"Yak! Kau ini... Masih mending aku traktir, dari pada tidak sama sekali"

"Huh~ Yasudah, aku pesan jus mangga saja..." Ucap Do.

"Aku pesan jus alpukat..." Sahut Sehun sambil memberikan uang kepada Taemin.

"Kau mau pesan apa, huh?" Tanya Taemin sambil melirik Kai.

"Aku pesan jus alpukat juga..."

"Baiklah, kalian tunggu disini ya! Aku mau pesan jus dulu..." Ucap Taemin lalu pergi untuk memesan jus.


10 menit kemudian . . . .


Kini Taemin telah kembali dengan membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat 4 gelas jus buah yang tadi telah dipesannya.

"Kai, bukankah saat dikelas tadi kau bilang bahwa dirimu itu siswa pindahan dari LA?" Tanya Do sambil mengambil jus mangganya dari nampan.

Kai mengangguk. "Ne, aku memang siswa pindahan dari LA. Memangnya kenapa?"

"Tidak, aku hanya heran. Kenapa bahasa koreamu lancar dan bagus? Apa kau belajar bahasa korea disana?"

"Aish~ Memangnya kau tidak memperhatikan namaku tadi?" Tanya Kai.

"Apa maksudmu huh?" Do malah balik bertanya. "Bahkan kau tidak menyebutkan nama aslimu..." Sahut Sehun.

"Benarkah? Aish~ Kenapa aku bisa lupa?" Ucap Kai sambil menepuk dahinya. "Baiklah namaku adalah Kim Jongin. Kalian bisa memanggilku Kai"

"Hmm.. Kalau dari namamu-" Ucap Do namun belum selesai, karena sudah disela oleh temannya yang lain. "Kau orang korea asli ne?" Sela Sehun. Kai mengangguk sembari tersenyum. Ya, Kai memang warga korea asli. Dulu ia tinggal di Korea, hanya saja ia terpaksa pindah ke Los Angeles karena urusan bisnis orang tuanya.

"Jadi siapa namamu?" Tanya Kai pada namja berkulit putih susu itu.

"Aku Oh Sehun" Ucap namja berkulit putih susu itu.

"Aku Do Kyungsoo..." Sahut Do.

"Aku tak bertanya padamu. Lagipula kita kan sudah kenalan dikelas tadi.."

"Memangnya tidak boleh huh?" Ucap Do dengan sedikit kesal. Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat Do.


Kriiiiing..... Kriiiiiing........


Bel tanda waktu istirahat selesai telah berbunyi. Seluruh siswa dan siswi pun terlihat mulai masuk kekelasnya masing-masing. "Ayo kita kembali ke kelas! Setelah ini Taeyeon Sonsaengnim akan mengajar!" Ajak Do dan Taemin bersamaan. Mereka berdua sudah berdiri dan bersiap-siap untuk menuju ke kelas.

"Yasudah, kalian berdua duluan saja ya!" Pinta Kai. Do dan Taemin hanya melongo mendengar ucapan Kai.

"Aish~ Memangnya kau dan aku mau kemana huh?" Tanya Sehun yang juga merasa heran dengan ucapan Kai.

"Kau antar aku ke toilet dulu ne?" Ucap Kai.

Sehun hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia melirik jam tangan hitam yang melingkar di lengan kirinya itu. "Tapi sekarang-"

"Ayolah Sehun! Bersikap baik pada teman barumu tidak masalah kan?" Ucap Kai sambil menyeret Sehun menuju toilet. Sedangkan Do dan Taemin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Do, sepertinya kita harus segera ke kelas!" Seru Taemin.

"Ne, kajja!" Do dan Taemin pun berlari menuju kelas mereka yang berada di lantai 3.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kini Do dan Taemin sudah berada di depan pintu kelasnya. Mereka pun mengatur napas yang sudah tak beraturan itu. Bagaimana tidak? Mereka berdua mulai berlari dari kantin yang letaknya di lantai dasar hingga menuju kelasnya yang berada di lantai 3 itu.

"Untung saja kita tidak telat masuk..." Ucap Do setelah duduk dibangkunya. Taemin yang mendengar ucapan Do hanya mengangguk setuju.

Cklek...

Pintu kelas itu terbuka dan langsung menampakkan sosok wanita cantik sedang berjalan memasuki ruang kelas 11-3. Kehadirannya membuat seluruh penghuni kelas itu terdiam membisu.

"Ssttt..." Bisik Do kepada Taemin yang duduk didepannya. "Kemana Sehun dan Kai?"

Taemin pun menoleh kebelakang dengan santainya. Sepertinya ia tidak menyadari bahwa sonsaengnimnya sudah menatapnya tajam. "Aku tidak tau. Mungkin mereka masih ada di toilet"

"Taemin pabo! Kenapa kau malah menoleh kebelakang dan berbicara dengan keras begitu?" Ucap Do sambil menepuk dahinya. Bisa-bisanya ia punya teman yang kelewat pabo.

"Mianhae, aku lupa..." Ucap Taemin sambil nyengir. Tangannya menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal itu.

"Yak! KIM TAEMIN, DO KYUNGSOO!" Teriak wanita itu dengan suara melengking. Hal itu sontak membuat seluruh penghuni kelas menutup kedua telinganya rapat-rapat.

"Aish~ Guru itu selalu saja teriak-teriak! Membuat telingaku sakit saja.." Keluh Hyora dengan suara super pelan. Bahkan Hyunae teman sebangkunya pun tidak dapat mendengar ucapan Hyora.

"N-Ne sonsaengnim..." Ucap Do dan Taemin dengan gugup.

"APAKAH KALIAN BERDUA LUPA INI JAM MENGAJAR SIAPA HUH?" Teriak wanita yang bernama lengkap Kim Taeyeon itu. Do dan Taemin hanya menggelengkan kepalanya. "LANTAS KENAPA KALIAN MASIH MENGOBROL? SEKARANG AKU MAU KALIAN BERDUA KELUAR DARI KELAS! CEPAT!!!" Teriaknya lagi sembari menunjuk pintu keluar. Do dan Taemin pun mengangguk pasrah. Mereka pun mulai melangkahkan kakinya untuk keluar kelas.

-
-
-
-
-

Kai Pov



"Ayolah Kai, percepat langkah kakimu itu!" Rengek Sehun yang sudah berjalan agak jauh didepanku. Hey, dia kenapa sih? Sejak keluar dari toilet tadi, ia selalu saja menyuruhku untuk berlari agar kami bisa lebih cepat tiba dikelas. Tapi aku jelas menolaknya, bukannya berlari aku malah sengaja berjalan melambat. Lagi pula kelas kami kan ada dilantai 3, memangnya aku mau berlari terus melewati tangga huh?

Tidak butuh waktu yang lebih lama lagi. Kini aku dan Sehun sudah berada tepat di depan pintu kelas 11-3. Ya, itu kelas kami berdua. Tanganku pun mulai mengetuk pintu itu.


TOK . . . TOK . . . TOK . . .


Setelah mengetuk pintu, tanganku langsung meraih kenop pintu itu. Lalu kubuka pintu ini dan aku melihat sosok wanita berambut coklat panjang tengah berdiri di depan kelas. Ia menatapku dan Sehun dengan tajam. Oke, entah mengapa sepertinya aku mulai merasakan hawa yang tidak enak. Aku dan Sehun mulai melangkahkan kaki menuju sonsaengnim itu. Tapi langkah kami tiba-tiba terhenti, ketika sonsaengnim itu berbicara.

"Darimana saja kalian berdua?" Ucapnya dengan nada yang terdengar seperti menyindir.

"Kami dari toilet bu..."

"APA KAU BILANG? DARI TOILET? KENAPA LAMA SEKALI? KALIAN TIDAK TAU JAM BERAPA INI?" Teriaknya yang membuat aku dan Sehun langsung menutup kedua telinga kami rapat-rapat.

"Maafkan kami sonsaengnim" Ucap Sehun.

"KALIAN BERDUA KELUAR DARI KELASKU!!!" Teriaknya lagi.

"Ta..tapi..."

"KUBILANG KELUAR DARI KELASKU!!! CEPAT!" Aku dan Sehun pun mengangguk pasrah. Kami berdua pun langsung keluar dari kelas.

"Sebaiknya kita kemana ya?" Tanyaku pada Sehun. Ya, sejak kami diusir oleh wanita menyebalkan itu, kami hanya berjalan tanpa tujuan. Dan sekarang kami berdua sedang menyusuri lorong-lorong lantai 2 yang terbilang cukup sepi ini.

"Kita ke kantin saja ne?" Tanya Sehun. Aku hanya mengangguk dan kami pun langsung berjalan menuju kantin sekolah.

-
-
-
-
-

Author Pov


Dua orang namja sedang duduk dikantin sekolahnya. Satu diantara mereka tengah mengaduk jus alpukat tanpa meminumnya sedikitpun dan namja lainnya tengah menopang dagunya. Mereka berdua terlihat seperti sedang bosan.

"Do, mianhae..." Ucap namja yang tengah menopang dagunya itu.

"Eh? Untuk apa?" Tanya Do sambil terus mengaduk jus alpukat dihadapannya itu.

"Gara-gara aku, kau jadi ikut-ikutan dikeluarkan dari kelas"

Do terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu. "Tidak masalah, Taemin-ah! Bukankah hal seperti ini sudah biasa terjadi?" Ucap Do. Memang Do terkenal sebagai anak yang baik dan pendiam dikelasnya, tapi ini bukanlah yang pertama kalinya ia dihukum oleh sonsaengnimnya itu. Ia sering sekali dihukum oleh sonsaengnimnya, karena ulah kedua sahabatnya yang usil itu. Siapa lagi kalau bukan Taemin dan Sehun.

"Kyaa~ Hantu..." Taemin terkejut ketika seseorang menepuk bahu kanannya dengan keras. Kedua tangannya menutupi wajah imutnya itu karena saking takutnya. *eh

"Dasar kau penakut! Memangnya ada hantu yang mempunyai wajah tampan sepertiku?" Ucap seseorang yang tadi menepuk bahu Taemin.

Taemin pun menoleh ke sumber suara. Dan ternyata itu orang yang disangkanya hantu itu adalah Kai. "Jangan terlalu percaya diri, aku jauh lebih tampan darimu!" Ucapnya kesal.

"Oh ya, kenapa kalian berdua bisa disini? Bukankah seharusnya kalian sudah masuk kelas lebih dulu?" Tanya Sehun yang sudah duduk disamping Do. "Apa kalian juga dikeluarkan dari jam Taeyeon Sonsaengnim?"

Do dan Taemin mengangguk. "Ne, kau benar Sehun-ah..." Ucap Taemin.


-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Dua jam sudah Kai dan teman-temannya menghabiskan waktu bersama di kantin sekolah mereka. Itu mereka lakukan karena mereka tidak diizinkan masuk kelas untuk mengikuti jam pelajaran Taeyeon Sonsaengnim. Hingga akhirnya bel pulang sekolah berbunyi dan seluruh siswa-siswi Kyungmin High School berhamburan keluar dari kelasnya.


Kriiiing.... Kriiing..... Kriiing...


"Akhirnya bel itu berbunyi juga..." Ucap Do yang memang sudah sangat suntuk.

"Ayo, kita ambil tas ke kelas lalu pulang!" Ajak Sehun sambil mulai berjalan menuju kelasnya. Ketiga temannya yang lain pun mengangguk setuju dan mengikuti Sehun dari belakang.





-To Be Continued-


-
-
-


>>Next Chapter<<

"Mau apa kau kemari huh?"

"Ah, tentu saja karena aku ingin berkunjung kemari"

-
-
-

"Kau, sungguh aneh..."

"Apanya yang aneh?"

-
-
-

"Taemin-ah! Kemana saja kau ini eoh? Aku menunggumu sejak tadi..."

"Mianhae, tadi aku pergi ke supermarket"





Selasa, 24 Juni 2014

Destiny (Chapter 2 : New School, New Friends)


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin a.k.a Kai (EXO).
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum a.k.a Key (SHINee).
  5. Oh Sehun (EXO).
  6. Do Kyungsoo (EXO).
  7. Kim Myungsoo a.k.a L (Infinite).
  8. Park Hyunae (OC).
Rating : T

Genre : Brothership, Family, Friendship, School Life, Gaje ._.

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita dan OC yang ada dalam ff ini adalah murni hasil karangan author. Seluruh cast milik allah, orang tua, dan milik diri mereka sendiri.

Note : FF ini juga diposting di akun wattpad author.


Warning! Gaje, OOC, typo, dan penulisan tidak mengikuti EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 1 : After 4 Years.



HAPPY READING! ^^






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua itu adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


Malam hari telah berganti menjadi pagi hari yang cerah. Kicauan burung-burung terdengar sangat merdu. Sinar matahari pagi telah masuk perlahan ke dalam sebuah kamar melalui jendela yang telah terbuka itu. Membuat salah satu penghuninya sedikit terusik. 

"Hoooaaamm....." Salah satu penghuni kamar itu mulai membuka kedua bola matanya secara perlahan. Ia mengerjapkan kedua matanya itu, lalu melihat sebuah jam dinding yang menempel di dinding kamarnya itu. "Hmm~ Masih setengah enam pagi. Ini pasti kerjaan eomma, masuk ke kamarku diam-diam dan membuka jendela itu"

CKLEEKK....

Terdengar suara pintu kamar terbuka. Menampakkan sosok seorang namja yang masih berpakaian piyama tidurnya sedang masuk ke dalam kamar itu secara perlahan. "Ah... Rupanya kau sudah bangun?"

"Ne, aku memang sudah bangun. Memangnya ada apa kau kemari hyung?" Tanya Taemin dengan wajah polosnya.

"Aish~ Paboo...! Tentu saja untuk membangunkanmu dan Kai" Ucap Key. Kedua matanya melirik sesosok namja yang masih tertidur pulas sambil memeluk gulingnya erat. "Dia masih tertidur eoh?" Tanyanya lagi. Taemin hanya menganggukan kepalanya.

Key pun berjalan mendekati namja yang tengah tertidur pulas itu. "Kai, ayo bangun! Ini sudah pagi. Kau harus pergi ke sekolah barumu!" Ucap Key sambil mengguncangkan tubuh namja berambut hitam itu. Namun, namja itu tidak merespon sama sekali. Ia justru semakin terlelap dalam tidurnya.

"Kai, dongsaengku yang tercinta! Ayo bangun! Nanti kau bisa telat nak!" Ucap Key yang masih berusaha membangunkan Kai. Tapi Kai tetap saja tidak merespon. Kali ini, ia memeluk gulingnya semakin erat.

Satu kali, dua kali, tiga kali, bahkan sampai sepuluh kali lebih Key berusaha membangunkan dongsaengnya itu dengan cara yang lembut. Namun tetap saja Kai tidak merespon. Ia justru semakin terlelap dalam tidurnya (Kai pikir, Key oppa lagi dongeng kali ya? ._.). Namun bukan Key namanya, jika dia tak berhasil membangunkan dongsaengnya itu. Key pun menarik napas dalam-dalam, lalu.....

"KAI, CEPAT BANGUN! KALAU TIDAK, KAU BISA TERLAMBAT!!!" Key berteriak sangat kencang tepat di sebelah telinga kanan Kai. Taemin yang masih duduk di ranjangnya pun hanya menggeleng-geleng kepala sembari menutup kedua pendengarannya itu.

Kai pun mulai terusik dari tidurnya. "Nanti saja ya hyung! Aku masih mengantuk sekali hyung!" Ucap Kai dengan kedua mata yang masih terpejam itu. Key pun semakin geram dengan Kai yang sangat sulit untuk dibangunkan. Ia pun berlari kecil menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar Kai dan Taemin.

Hana . . .

Dul . . .

Set . . . 


BYUURRRR............


"Yaaakkk!!! Apa-apaan ini?" Kai langsung terbangun ketika mendapati seluruh tubuh dan ranjangnya basah kuyup akibat ulah hyungnya itu. Ya, setelah Key kembali dari kamar mandi, ia membawa seember air ditangannya. Lalu langsung menumpahkan seember air itu kepada Kai yang masih tertidur pulas diatas ranjangnya itu. Taemin dan Key pun tertawa puas melihat kejadian itu.

"Itu adalah hadiah spesial untukmu, Jongin! Kau mendapatnya spesial dariku, karena kau susah sekali dibangunkan!" Sahut Key sambil tersenyum kemenangan.

"Huh... Kau jahat sekali, hyung!" Ucap Kai sambil mengerucutkan bibirnya.

"Biar saja. Aku ini kan memang jahat" Ucap Key dengan santainya. Ia melirik Taemin yang masih duduk diranjangnya. "Dan kau Taemin! Cepatlah mandi atau kau mau ku siram seperti Kai, huh?" Titah Key dengan mata yang melotot.

"N-Ne, hyung! Aku, aku, aku mau mandi saja..." Ucap Taemin yang langsung mengambil langkah seribu menuju kamar mandi.

"Hyung, kau harus bertanggung jawab atas semua ini. Lihatlah! Bukan hanya tubuhku saja yang basah kuyup, tapi ranjangnya juga basah" Rengek Kai dengan wajah memelas.

"Pabo! Tidak perlu merengek seperti itu! Kau kan tinggal menjemurnya di balkon saja!" Ucap Key dengan santainya. Ia pun beranjak dari kamar kedua dongsaengnya itu.

"Huh!!! Key hyung, kau sangat menyebalkan!!!" Gerutu Kai.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kai Pov


Aku baru saja selesai mandi dan langsung bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Aku memakai seragamku lengkap karena ini adalah hari pertamaku bersekolah. Sekilas aku menoleh ke arah jam dinding di kamarku yang sudah menunjukkan pukul 06.20.

"Kai, cepatlah sedikit!!! Kita sudah telat!" Ucap Taemin yang sudah menungguku di depan pintu kamar. Aku hanya mengangguk, lalu mengambil tas hitam milikku. Aku dan Taemin pun berlari dengan tergesa-gesa menuruni beberapa anak tangga dan langsung menuju ruang makan.

"Kalian berdua kenapa?" Tanya ahjumma-ku dengan wajah penasaran. Ia menatapku dan Taemin secara bergantian.

"Kami, kami telat eomma. Ini semua gara-gara Kai" Ucap Taemin sambil melirikku. Apa-apaan dia huh? Menuduhku sembarangan.

Aku pun mendengus kesal. "Enak saja kau bicara! Ini semua gara-gara Key hyung!" Ucapku sambil menunjuk hyungku.

"MWO? Kenapa kau malah menyalahkan aku?"

"Ne, seandainya saja hyung tidak menyiram..."

"Siapa suruh kau susah dibangunkan?" Ucap Key hyung yang menyelaku berbicara.

"Hey, sudah, sudah! Hentikan!!! Ini adalah meja makan dan digunakan untuk tempat makan! Jadi ini bukan tempat untuk beradu mulut seperti ini..! Mengerti?" Ahjussi melerai kami berdua yang mulai beradu mulut. Kami pun hanya menganggukan kepala.

"Ppallii, Kai! Ini sudah jam 6.30. Mau sampai kapan kau berdiam diri seperti itu huh? Kita bisa telat..." Ucap Taemin sambil mengambil roti yang ada di meja makan.

"Aigo!!! Kau benar. Kajja kita berangkat sekarang! Ahjussi, Ahjumma, hyung kami berangkat dulu ne..." Ucapku sambil mengambil sepotong roti. Aku pun berlari mengejar Taemin yang sudah lebih dulu pergi keluar.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Author Pov


Kyungmin High School



Sebuah mobil berwarna hitam tengah berhenti di parkiran. Pintu mobil pun terbuka dan langsung menampakkan dua sosok namja tampan yang baru saja keluar dari mobil itu. "Huh, untung saja tidak telat" Ucap Taemin.

"Jadi ini sekolahmu ya?" Tanya Kai sambil melihat sekelilingnya.

"Ne, ini sekolahku. Ayo kita ke ruang guru!" Ajak Taemin. Kai hanya mengangguk lalu mengikuti Taemin yang berjalan didepannya.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

"Jadi kau ya siswa pindahan dari LA itu?" Tanya seorang wanita berkacamata pada Kai yang duduk dihadapannya.

"Ne, sonsaengnim"

"Siapa namamu?"

"Kim Jongin"

"Sebentar ya! Akan aku carikan data milikmu!" Ucap wanita itu sembari mencari data milik Kai. "Hmm.. Kim Jongin, kau masuk kelas 11-3. Kau beruntung sekali karena tidak perlu mencari kelasnya lagi"

"M-Maksudnya?"

"Kau sekelas dengan Taemin-ssi" Ucap wanita itu sambil melirik ke arah Taemin yang duduk disamping Kai. "Oh ya, kau boleh ke kelas sekarang!"

"Gamsahamnida, sonsaengnim..."

-
-
-

--SKIP--

--
-

Kai Pov


Kini aku telah tiba tepat didepan pintu biru bertuliskan 11-3 Classroom. Taemin pun membuka pintu biru itu, lalu kami berdua masuk ke dalam ruang kelas 11-3.

"Sudah cukup ramai rupanya....." Batinku. Aku terus berjalan mengikuti Taemin yang sudah berjalan didepanku. Aku berusaha bersikap senormal mungkin, walaupun sebenarnya aku merasa risih karena seluruh murid dikelas ini terus menatapku dengan wajah bertanya-tanya. Entahlah apa yang sedang mereka pikirkan saat ini. Aku tidak tau.

"Kau duduk disana saja ya!" Pinta Taemin sambil menunjuk sebuah bangku kosong dibelakangnya. Aku pun hanya menganggukan kepalaku dan menaruh tasku di atas meja yang berada di pojok ruangan ini.

"Eh, ini tas siapa?" Tanyaku sembari menunjuk tas hitam disebelahku.

"Itu tas milik seorang siswa yang akan menjadi teman sebangkumu. Namanya Do Kyungsoo. Kau tenang saja, dia adalah siswa yang baik dan tidak bodoh sepertimu"

"Aish-- Apa-apaan kau ini?" Ucapku kesal. Sedangkan ia malah terkikik.

"TAEMIN!!! Akhirnya kau datang juga. Kenapa kau datang lambat sekali eoh? Dan sejak kapan rambut coklatmu itu dicat menjadi warna hitam seperti itu?" Ucap seorang yeoja berambut hitam sambil berjalan kearahku. Hey, apa dia sedang berbicara kepadaku? Tapi, tapi kenapa dia memanggilku Taemin? Dia sedang mengigaukah? Aneh! .__.

"Hmm... Taemin ada disini nona! Bukan disana..." Ucap Taemin dengan santainya. Yeoja tadi menoleh kearah Taemin. Sepertinya ia terkejut karena telah salah memanggil orang. Dan sekarang ia menoleh lagi kearahku. Tapi raut wajahnya berbeda dengan tadi, kali ini wajahnya terlihat seperti orang kebingungan.

"Aaaaahhhh.........." Jeritnya dengan keras. Aku pun sontak menutup kedua telingaku ini. Begitupun dengan Taemin, ia melakukan hal serupa denganku. Dan seluruh murid dikelas ini menatap kami bertiga heran.

"Yakk! Pabooo! Kau ingin membuat pendengaranku rusak karena jeritanmu itu ya?" Protes Taemin.

"M-Mianhae... Ta-Tapi itu ada hantuuuu! Wajahnya mirip sekali denganmu!" Ucap yeoja aneh itu sambil menunjukku.

"Apa kau bilang?" Ucapku kesal. Huh, enak saja dia bilang aku hantu.

"Kyaa!!! Hantunya bicara padaku" Ucapnya lagi. Kulihat Taemin malah tertawa melihat ulah yeoja tadi. Huh, sepertinya dia senang aku dibilang hantu.

"Hyora bisakah kau antar aku ke--" Ucap yeoja lainnya pada yeoja aneh dihadapanku yang ia panggil dengan Hyora. Yeoja yang baru datang itu menatapku heran. Oh tidak! Jangan bilang dia akan menyebutku hantu juga! "Taemin-ah kenapa kau tidak pernah memberitahuku bahwa kau memiliki saudara kembar?" Oh baguslah, rupanya yeoja ini tidak seheboh temannya.

"Hyunae, rupanya kau bisa melihat tuan hantu juga eoh?"

"Kau ini apa-apaan sih? Aku itu bukan HANTU" Ucapku dengan sengaja menekankan kata hantu.

"Kau yang apa-apaan tuan hantu? Untuk apa kau datang kemari dengan wajah mirip Taemin, huh?"

"Sudah kubilang aku ini bukan hantu! Aku manusia! Lihatlah kakiku dapat menapak ditanah!!! Jadi berhentilah menyebutku tuan hantu!" Ucapku kesal. Seenaknya saja memanggilku seperti itu. Dia itu babo atau bagaimana sih? ._.

"Suka-suka aku dong tuan hantu" Ucapnya dengan tampang 'watados'. Aish yeoja ini benar-benar membuatku kesal ._.

"Sudah-sudah! Kalian berdua berisik sekali sih" Ucap Taemin sambil berusaha melerai kami berdua. "Baiklah nona-nona, perkenalkan ya ini adalah saudaraku yang baru saja datang dari LA kemarin"

"Oh jadi kau ini benar-benar saudara kembarnya Taemin ya. Jeoneun Park Hyunae Imnida" Ucap yeoja berambut coklat panjang itu sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Kim Jongin. Kau bisa memanggilku Kai. Dan satu lagi, aku dan Taemin memang saudara. Tapi kami bukan saudara kembar" Ucapku tersenyum sambil menjabat tangannya.

"Ne, walaupun kau melihat wajah kami seperti anak kembar. Tapi tetap saja ada yang berbeda dari wajah kami" Sahut Taemin.

"Ne, tentu saja wajahku lebih tampan. Sedangkan wajahmu itu lebih imut" Ucapku terkikik. Taemin hanya menatapku tajam.

"Hey, jangan lupakan bahwa aku juga ada disini..."

"Oh, iya. Aku sampai lupa, kalau kau ada disini. Namaku Kim Jongin atau kau bisa memanggilku Kai" Ucapku sambil mengulurkan tangan kepada yeoja aneh itu.

"Aku Kim Hyora" Ucap si yeoja aneh berambut hitam itu. Kami berdua saling berjabat tangan. Namun, aku sengaja mencengkram tangannya dengan keras. Hihi... Ini pembalasanku padamu nona menyebalkan.

"Aaaww... Lepaskan!" Rintihnya sambil melepaskan jabat tangan kami. Ia menatapku tajam. "Dasar tuan hantu menyebalkan!"

"Apa katamu?"

"TUAN HANTU MENYEBALKAN!!!"

"Hey, sudah-sudah!!! Hyora, lebih baik kau antar aku ke toilet ne? Sebentar lagi bel masuk berbunyi" Ajak Hyunae sambil menarik tangan temannya itu.

"Ne. Kajja!!!" Hyora pun pergi mengantar temannya ke toilet.

"Huh! Dasar yeoja aneh!!!" Gerutuku. Kulihat Taemin masih mentertawakanku. Dasar bocah menyebalkan. "Taemin, kalau kulihat sepertinya kau dengan yeoja tadi sudah sangat akrab ya?"

"Ah? Siapa?"

"Kau pabo! Kau dengan yeoja tadi. Hmm-- Maksudku Hyora" Ucapku kesal.

"Oh itu. Aku dan Hyora sudah bersahabat sejak kelas 1 SMP"

"Aku heran kenapa kau bisa bersahabat dengan yeoja heboh yang sangat menyebalkan dan cerewet itu?" Ucapku sambil menggelengkan kepalaku dengan cepat.

"Asal kau tau saja, dibalik itu semua dia adalah yeoja yang lembut dan perhatian. Itu yang membuatku selalu nyaman berada didekatnya" Ucap Taemin sambil tersenyum.

"Hmm... Sepertinya kau menyukainya ya?" Ucapku sambil menatapnya jail.

"Eh, tidak, tidak!!! Kami itu hanya bersahabat tidak lebih"

"Ah, jangan bohong! Mungkin benih cinta itu belum tumbuh..." Godaku lagi.

"Kau ini apa-apaan sih?" Taemin menatapku tajam. Aku memang sangat suka menggodanya. Habis dia juga menyebalkan sih. Hihihi....




-To Be Continued-


-
-
-


>> Next Chapter <<

"Annyeong haseyo! Perkenalkan namaku Kai. Aku adalah siswa pindahan dari Los Angeles"

"Terima kasih atas perkenalannya Kai-ssi"


-
-

"Kyaa~ Hantu..."

"Dasar kau penakut!"





Jumat, 20 Juni 2014

Destiny (Chapter 1 : After 4 Years)


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin a.k.a Kai (EXO).
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum a.k.a Key (SHINee).
  5. Oh Sehun (EXO).
  6. Do Kyungsoo (EXO).
  7. Kim Myungsoo a.k.a L (Infinite).
  8. Park Hyunae (OC).
  9. Sisanya temukan sendiri ya! .__.v
Rating : T

Genre : Brothership, Family, Friendship, School Life, Gaje .__.

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita fanfic ini adalah murni hasil pemikiran author. Seluruh cast milik allah, orang tua dan diri mereka masing-masing.

Note : FF ini juga aku posting di akun wattpad author.


Warning! Gaje, OOC, typo, penulisan tidak sesuai EYD, alur cerita berantakan.



Chapter sebelumnya => Destiny (Prolog).



HAPPY READING! ^^







"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


Sinar matahari pagi telah menyapa seluruh penduduk yang berada di Kota LA. Menggantikan malam yang gelap gulita.


Knock . . . Knock . . . Knock . . .


Seorang wanita paruh baya tengah mengetuk pintu kamar berwarna coklat kayu itu. "Kim Jongin, ayo bangun! Ini sudah pagi. Kau ingat kan harus berangkat hari ini?"

" . . . " Tak ada satupun jawaban yang terdengar dari dalam kamar.

"Cepatlah bangun anakku yang tampan!" Seru wanita itu lagi. Kali ini ia menggedor-gedor pintu dengan sangat keras. Membuat si pemilik kamar menjadi terusik.

"Aku masih sangat mengantuk, eomma!" Teriak kai dari dalam kamarnya.

"Tapi kalau begini terus, kau bisa tertinggal pesawat nanti" 

"Aish! Ini kan hari minggu. Biasanya aku selalu bangun siang setiap hari minggu, karena hanya di hari inilah aku bisa merasakan free." Gerutu kai. Tetapi mengingat hari ini adalah hari bersejarah dalam hidupnya, ia pun mulai membuka kedua matanya secara perlahan. Lalu duduk sambil mengerjapkan matanya. Setelah itu ia langsung menuju ke kamar mandi dengan perasaan malas.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kai Pov


Setelah selesai mandi dan sarapan pagi, aku membawa barang-barang milikku yang telah kumasukkan ke dalam koper sebelumnya menuju bagasi mobil. Dan dengan berat hati, ku langkahkan kedua kakiku ini untuk masuk ke dalam mobil milik ayahku.

"Apakah kau sudah siap?" Tanya appaku.

Aku mengangguk sembari tersenyum tipis. "Ne. Aku siap, appa! Kajja!" Lalu mobil yang kutumpangi ini pun mulai berjalan perlahan menuju bandara.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Laju mobil yang kutumpangi ini telah terhenti. Itu pertanda bahwa aku telah tiba di tempat tujuan. Ya, dimana lagi kalau bukan Bandara Internasional of LA. Aku pun mulai melangkahkan kakiku untuk menuruni mobil ini. Lalu aku mengambil koper besar yang tersimpan di bagasi.

"Jaga dirimu baik-baik ya anakku!" Ucap eommaku sembari memeluk erat tubuhku ini. Hangat! Ya, hangat sekali pelukan ini. Pelukan dari seorang ibu untuk anaknya. Sudah lama aku tak merasakan pelukan ini. Andai saja ia tak mementingkan pekerjaannya atau mungkin bisa untuk sekedar memberikan waktunya untukku. Mungkin aku akan sering mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu.

"Ku harap kau akan berhenti membuat masalah lagi nak!" Ucap appaku sambil mengacak-acak rambut hitamku ini. Oh tuhan! Aku ingin mendapatkan kasih sayang dan kehangatan dari keluarga ini.

"Ne. Aku berangkat ke Korea dulu" Ucapku sambil tersenyum manis kepada kedua orang yang sangat kucintai ini. Dengan berat hati ku langkahkan kedua kaki ini menuju pesawat yang akan membawaku terbang ke Korea Selatan. Sambil berjalan sesekali aku menoleh pada orang tuaku, lalu melambai-lambaikan tangan kananku kepada mereka.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Author POV


SEOUL, KOREA SELATAN


Setelah tertidur selama penerbangan berlangsung, Kai pun mulai membuka kedua matanya lebar. Ia mulai melangkahkan kakinya untuk turun dari pesawat yang ditumpanginya itu.

Kini, sepasang bola mata berwarna gelap itu tengah sibuk mencari seseorang yang telah dimintanya untuk menjemputnya setiba di Korea. Namun, sepertinya orang yang di cari tidak ada. "Huh... Dimana dia? Padahal sudah kusuruh untuk menjemputnya! Bahkan aku juga sudah memberitahu keberangkatan ku tadi. Jadi seharusnya bocah itu sudah memperkirakan bahwa aku akan tiba sekarang" Gerutu kai. Tangan kanannya tengah mencari suatu benda yang ia simpan di kantong celananya.

"KAAAIIIIII..........." Terdengar teriakan seseorang dari kejauhan. Remaja laki-laki yang berteriak tadi pun segera berlari mendekati Kai yang tengah berdiam diri disamping koper besarnya itu.

Kai hanya tersenyum manis ketika mendapati sosok yang ia cari sejak telah berada dihadapannya. Ia pun langsung memeluk erat tubuh remaja laki-laki itu. "Taemin, aku sangat rindu padamu!!!"

"Oh, kau masih mengingat wajahku rupanya! Aku juga sangat merindukanmu saudaraku!" Balas remaja yang bernama Kim Taemin itu. *Di ff ini marganya Taemin aku rubah jadi Kim ya, saudara-saudara! :D*

"Pabo! Bagaimana bisa aku melupakan wajahmu? Kau lupa ya, wajahmu itu mirip sekali denganku! Ya, walaupun begitu tetap saja sih wajahku yang lebih tampan" Ucap Kai sambil melepas pelukannya lalu tertawa kecil.

Taemin yang mendengarnya hanya menatap Kai dengan tajam. "Kau terlalu percaya diri bocah! Aaah... Kau ini sama saja seperti dulu!" Ucap Taemin kesal.

"Benarkah???"

"Ne. Kau itu dari dulu sampai sekarang tetap menyebalkan! Sudahlah, ayo kita ke mobil!" Ajak Taemin. Kai hanya mengangguk saja.

Mereka berdua pun melangkahkan kakinya menuju mobil milik Keluarga Taemin. Setelah tiba di depan mobil yang telah berisikan seorang supir tampan, kai dan taemin pun masuk ke dalam mobil itu. Mereka berdua mengambil kursi kosong yang ada di belakang.

"Aish, pabo! Kenapa tak ada satupun dari kalian yang duduk di depan?" Tanya supir tampan itu.

"Aku sedang malas duduk di depan, hyung!" Ucap Taemin.

"Aku juga hyung..." Timpal Kai.

"Yakk! Sepertinya kalian berdua ingin membuatku terlihat seperti supir pribadi kalian ya? Pokoknya salah satu dari kalian berdua harus ada yang duduk di depan! Atau aku akan meninggalkan kalian berdua disini dan kalian pulanglah naik taxi!" Omel si pemuda tampan itu.

"Kai, kau saja ya yang duduk di depan! Kau tidak mau kan mendengar ocehan key hyung yang susah berhenti itu kan?" Ucap Taemin sambil mengeluarkan jurus aegyo-nya. Membuat Kai ingin muntah-muntah setelah melihatnya. *Piss ._.v

Ya, Kim Kibum a.k.a Key adalah kakak kandung Taemin. Usianya hanya berjarak dua tahun lebih tua dari usia Kai dan Taemin. Menurut Taemin, Key adalah kakak laki-laki yang sangat galak, cerewet dan menyebalkan. Namun dibalik itu semua, Key adalah orang yang sangat perhatian terhadap keluarganya. Key itu seperti eomma kedua baginya.


PLETAK!!!


"Yakk! Appo, hyung! Hiks.. Hiks..." Taemin hanya meringis ketika sebuah jitakan mendarat di kepalanya dengan keras. Tangannya tak berhenti mengelus kepalanya yang sakit.

"Kau bilang apa barusan?" Tanya Key dengan mata melotot.

"Molla! Aku sudah lupa..." Sahut Taemin dengan juteknya. *Ceritanya ngambek nih?* :p

"Hmm~ Baiklah. Aku yang duduk di depan" Ucap Kai setelah berpikir panjang. *Yailah, mikirnya lama amat ya! Nungguin Taemin dipukul dulu, baru jawab* :D

Setelah Kai pindah ke kursi depan, mobil pun mulai melaju dengan perlahan. Kai hanya melihat pemandangan Kota Seoul yang sudah lama tak ia jumpai dari dalam mobil.

"Sudah lama sekali ya, aku tidak kesini" Ucap Kai memecahkan keheningan yang berlangsung sejak tadi.

"Ne, sudah 4 tahun lamanya" Sahut Key yang tetap fokus menyetir.

"Dan sejak saat itu juga kau tak pernah sekalipun menginjakkan kedua kakimu itu dirumah kami" Ucap Taemin dengan nada kesal. Kai dan Key yang mendengar ucapan Taemin hanya tertawa saja. "Ish... Kalian berdua kenapa malah mentertawakan aku? Memangnya ada yang lucu?" Taemin mengerucutkan bibirnya. Sepertinya kali ini ia telah bertambah kesal karena ulah dua manusia yang menurutnya aneh itu.

"Kai, kau tau tidak? Sewaktu Taemin baru tau, bahwa ternyata kau akan pindah dan menetap di LA...." Ucap Key namun terpotong, karena adiknya menyela.

"Hyung, diamlah!" Pinta Taemin.

Kai hanya menatap keduanya dengan heran. "Lanjutkan saja, hyung! Jangan pedulikan Taemin".

"Dia men.... Mmmpht...." Sebelum Key menyelesaikan ucapannya, Taemin langsung membekap mulut dan hidung Key dari belakang. Kai yang melihat kejadian itu pun hanya bisa melongo. Ia menatap kedua saudaranya dengan bertanya-tanya.

"Rupanya adik dan kakak sama-sama aneh..." Ucap Kai dalam batinnya.

Key yang tengah dibekap oleh adiknya itu pun,  berusaha untuk melepaskan tangan Taemin dari dirinya. Akhirnya ia mencubit tangan Taemin sekeras-kerasnya.

"Aaaaahhhh....." Jerit Taemin dan langsung menjauhkan tangannya dari Key. "Aish.. Appo, hyung! Kau tega sekali padaku. Kau jahat hyung!" Ucapnya manyun. Membuat suasana menjadi dramatis. *lebay* :D

"Enak saja kau bicara! Bukannya kau yang jahat padaku?"

"Memang apa buktinya kalau aku jahat padamu hyung?"

"Ya tuhan! Taemin, kau tidak sadar ya? Kau hampir saja membunuhku tadi. Kau membekapku sampai aku sesak napas!" Gerutu Key.

Taemin yang baru menyadari semuanya, hanya tertawa kecil menunjukkan sederet giginya yang putih itu. "Mianhae, hyung!"

"Ehm... Eh, tadi kau mau bicara apa hyung?" Tanya Kai yang masih penasaran.

"Dia menangis selama seminggu setelah kau pergi ke LA" Ucap Key dengan cepatnya.

Kai tertawa dengan sangat kerasnya setelah mendengar ucapan Key. "Benarkah itu? Oh Taemin, kau sungguh memalukan! Hahaha...."

"Tuhkan benar dugaanku. Dia pasti akan mentertawakan aku! Uh... Kau menyebalkan hyung!" Ucap Taemin kesal.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kini mobil yang dikendarai oleh Kai dan dua saudaranya itu telah berhenti tepat di depan sebuah rumah besar bertingkat dua itu. Mereka pun segera turun dari mobil dan segera masuk ke dalam rumah itu.

"Eomma, appa, kami sudah pulang dengan seseorang" Teriak Taemin.

"Kai, kau kah itu?" Tanya seorang wanita paruh baya yang tidak lain adalah eomma-nya Taemin dan Key. Ia tengah berlari kecil menuju orang yang ditanyanya itu. Ia langsung memeluk erat tubuh remaja itu.

"Sebaiknya jangan terlalu erat memeluknya! Kau tidak lihat ya, dia sudah sesak napas" Ucap seorang pria yang baru datang itu.

"Ah... Maafkan aku" Ucap eomma-nya Taemin lalu melepas pelukannya.

Kai tersenyum sembari menganggukan kepalanya. "Ne, tak apa ahjumma"

"Sudah lama tak melihatmu, ternyata sekarang kau sudah besar ya!" Ucap appa-nya Taemin sambil mengacak-acak rambut hitam milik Kai.

"Aish, tentu saja ahjussi. Masa aku harus kecil terus" Ucap Kai. Kedua matanya melirik kearah Taemin yang berdiri didekatnya.

"Wae? Kenapa kau melirikku?" Protes Taemin. Semua orang tertawa kecuali Taemin, ia justru manyun karena kesal.

"Sudah, sudah! Taemin, lebih baik kau mengajak Kai ke kamarmu!" Ucap eomma-nya. Taemin hanya mengangguk, lalu membawa Kai pergi ke kamarnya.

-
-
-

--SKIP

-
-
-

Kai Pov



Kini aku telah berada di kamar Taemin. Kamar ini terlihat sangat teduh, karena bercatkan warna biru muda. Di sana terdapat dua tempat tidur single yang terpisahkan oleh meja dan lampu tidur. Ya, dapat kupastikan itu adalah tempat tidurku dan Taemin.

"Nah, ini dia kamarku. Dan mulai sekarang, kamar ini juga kamarmu" Ucap Taemin.

Aku mengangguk. Lalu berjalan ke salah satu tempat tidur itu, lalu merebahkan diri. Baru saja aku ingin memejamkan kedua mataku, si cerewet Taemin menggangguku.

"KAU JANGAN TIDUR DISANA!" Teriaknya kencang membuatku membuka kedua mataku ini.

"Memangnya kenapa?" Aku mengangkat kedua alisku. Heran? Tentu saja heran. Memangnya aku melakukan kesalahan? Atau jangan-jangan...

"Itu tempat tidurku! Kau pergilah dari sana!!!" Ucapnya sambil menyeretku untuk menjauh dari tempat tidurnya. Huh... Benarkan dugaanku. Aku pun langsung pindah ke tempat tidur yang lainnya. Lalu aku merebahkan diri dan memejamkan kedua mataku.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Pukul 07.00 PM KST.


Aku dan saudara-saudaraku tengah makan malam bersama di ruang makan. Disini kami sangat menikmati seluruh hidangan di meja makan. Ya, semua ini adalah masakan ahjummaku.

"Kai, besok adalah hari pertamamu bersekolah di sekolah baru. Jadi ku harap besok kau bisa bangun lebih awal" Ucap ahjussi.

"Memangnya aku akan sekolah dimana, ahjussi?"

"Kau akan satu sekolah dengan Taemin. Jadi besok kalian berdua harus berangkat bersama, ne?" Tanya ahjussi sambil melirik aku dan Taemin. Kami berdua pun hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah selesai makan malam, aku diajak Taemin untuk bermain PS dikamar. Kami pun langsung pergi menuju ke kamar dengan bersemangat.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Pukul 12.30 AM KST.



Lima jam sudah kami bermain. Ya, dari dulu selalu saja begitu. Kalau kami sudah bermain bersama pasti tak akan ingat waktu.

"Aish! Kau curang kai" Ucap Taemin sembari mengacak-acak rambut coklat miliknya. Ia terlihat sangat frustasi.

Aku tertawa geli melihat kelakuan bocah yang satu ini. "Enak saja kau bicara! Kau saja yang pabo. Tak bisa bermain..." Ledekku.

"Aaahh... Sudahlah! Aku mau tidur saja" Ucapnya ngambek. Lalu berjalan ke tempat tidurnya. "Lebih baik kau tidur! Besok kau harus bangun pagi"

"Ne, aku akan tidur" Ucapku lalu mematikan ps yang sejak tadi menyala. Aku pun berjalan ke tempat tidur. Merebahkan diri dan menutup kedua mataku.





- To Be Continued -


-
-
-


>> Next Chapter <<

"Kalian berdua kenapa?"

"Kami, kami telat eomma! Ini semua gara-gara Kai"

-
-

"Ini tas siapa?"

"Itu tas milik seorang siswa yang akan menjadi teman sebangkumu"

-
-

"Huh! Dasar yeoja aneh!!!"

"Ah? Siapa?"





 

Statistik

Statistik

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Berlangganan Melalui

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner