Tampilkan postingan dengan label Friendship. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Friendship. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Agustus 2014

[FF] The Bad Boy - Chapter 1 : New Friends


Title : The Bad Boy

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Justin Bieber as Justin Bieber.
  2. Josh Hutcherson as Joshua Osbron.
  3. Austin Mahone as Dylan Rexford.
  4. Ariana Grande as Lily Madison.
  5. Bella Thorne as Vanessa Phyllis.
  6. AnnaSophia Robb as Daisy Wellington.
  7. Dakota Fanning as Lucy Clarimond.
Genre : Humor , Romance (maybe?) , Friendship , School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dalam ff ini adalah murni karangan author. Seluruh cast milik tuhan, orang tua, Beliebers, fans, dan yang berhak saja :D

A/N : FF ini terinspirasi dari game yang aku suka. Nama game itu adalah Bullworth Academy. Jika ada kesamaan cerita dan nama tokoh harap dimaklumi! FF ini udah pernah aku publish di akun wattpadku. Dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak! :)


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Chapter sebelumnya => The Bad Boy - Prolog






[Preview] The Bad Boy - Prolog

"Jadi apakah anda adalah Mr. Bieber?" Tanya pria tua itu.

"Ya. Dan ini adalah putraku Justin Drew Bieber. Aku berharap dengan dia tinggal dan bersekolah disini. Dia bisa menjadi anak remaja laki-laki yang baik"

"Oke Justin, kau akan diantar oleh Mrs. Stewart ke kamar asrama mu..."

"Ayo Justin. Ikut saya!!!"

"Uh... Okay!"

-
-

The Bad Boy (Chapter 1 : New Friends)

-
-

Justin diantar oleh Mrs. Stewart berjalan menuju asrama boy untuk tempat tinggalnya nanti. Letak asrama itu lumayan jauh dari gedung sekolah. Justin pun berjalan sambil memperhatikan keadaan sekitarnya. Sepi sekali, itulah kata yang terlintas dari pikiran seorang Justin Drew Bieber. 

.

.

.

.

.

Kini Justin dan Mrs. Stewart masuk kedalam sebuah gedung besar bertingkat bertuliskan Dorm Boys. Mereka pun masuk kedalam gedung itu. Masih seperti tadi, suasana di dalam gedung itu benar-benar sunyi senyap. Mereka melanjutkan perjalanan dan terhenti pada sebuah ruang kamar bertuliskan angka 8. 

"Nah ini adalah kamarmu Justin. Kau bisa masuk ke dalam dan membereskan semua barang-barang milikmu" Ucap Mrs. Stewart.

"Uhh--Okay..." Justin pun memutar bingkai pintu itu dan masuk ke dalam kamar tersebut.



.

.

.



Justin Pov

Aku membuka pintu itu dan masuk ke dalam kamar. Aku melihat ada tiga ranjang single di dalam kamar ini. Tapi aku sangat tidak menyukainya, karena kamar ini sangat sempit. Aku pun melihat-lihat keadaan kamar ini. Setelah aku melihat keadaan kamar, aku berpikir bukan hanya aku yang menempati kamar ini. Kenapa? Karena kamar ini sangat berantakan. Tidak mungkin jika kamar ini kosong dalam posisi berantakan. Aku yakin ada yang menempati kamar ini selain aku. Ah sudahlah! Ku hempaskan tubuh lelahku ini di atas sebuah ranjang. Aku memejamkan kedua mataku. Dan....

 

BRUUUKKK.....

 

Terdengar suara bantingan pintu yang keras itu hingga membuatku terkejut. Mataku terbelalak ketika melihat seorang remaja laki-laki masuk kedalam dan ada seorang remaja lainnya ikut masuk kesini. Kupikir mereka adalah teman sekamarku. Tapi apa iya?

"Oh, ayolah maafkan aku. Aku tidak sengaja melakukan itu. Biar aku perbaiki PSP milikmu...." Ucap remaja laki-laki yang memiliki rambut coklat tua dan mata hijau itu.

"Sudah lupakan saja, aku sudah memaafkanmu..." Ucap remaja yang lainnya sembari tersenyum kecil dan berjalan menuju sofa yang ada dikamar kami. "Hey, sepertinya kita kedatangan teman baru" Lanjutnya sambil melirik kearahku.

"Hi, kenalkan aku Joshua Osbron" Ucapnya sambil menjabat tanganku.

"Aku Justin Bieber" Ucapku. Lalu aku memutar kedua bola mataku menuju remaja yang sedang duduk di atas sofa. "Lalu kau siapa?"

"Aku Dylan Rexford. Apakah kau anak baru?"

"Um--Of Course!"

"Well. Dari manakah asalmu?" Tanya Dylan.

"Strartford, Ontario, Canada. Kau sendiri?"

"San Antonio, Texas, Amerika Serikat"

"Ohh. Texas? Cool..."

"Hey, apakah tidak ada yang mau tau dari mana aku berasal?" Ucap Joshua.

"Oh Josh, kurasa dari mana asalmu itu tidak penting bagi kami! Hahaha~" Dylan tertawa lepas melihat raut wajah Josh yang tampak konyol itu.

"Err.. Menyebalkan!!!" Josh mendengus kesal pada Dylan. Sepertinya mereka berdua memang sudah sangat akrab. "Well. Justin, untuk lebih dekat dengan kami. Bagaimana kalau kau ikut kami untuk makan siang diluar?" Ajak Josh.

"Makan siang diluar? Apa boleh?"

"Tentu saja, boleh. Jika sekolah sudah selesai, kami bebas kemana pun" Ucap Dylan.

"Asalkan kami kembali sebelum jam 9 malam" Ucap Josh melanjutkan kata-kata dari Dylan.

"Wow... Kupikir tinggal di asrama sangatlah ketat, tapi---"

Dylan bangkit dari sofa yang diduduki olehnya sejak tadi. "Yeah, awalnya aku juga berimajinasi seperti itu. Tapi kenyataannya asrama ini tidak seperti yang ada dalam imajinasiku. Haha~"

.

.

.

.

.

Aku, Josh, dan Dylan berjalan kaki menuju gerbang. Kami pun keluar dari asrama ini. Aku melihat Josh dan Dylan merebut paksa dua sepeda dari tangan pemiliknya yang masih termasuk siswa Musical Academic. Aku hanya terdiam melihat aksi kasar dari kedua bocah itu, sampai akhirnya Josh menyuruhku untuk naik kesepedanya. Aku dibonceng oleh Josh dengan berdiri dibelakang sambil memegang pundak Josh.

Josh dan Dylan mulai mengayuh sepeda dengan kilat. "Kita mau kemana?" Aku menoleh pada Dylan yang sedang mengendarai sepeda tepat disampingku.

"Entahlah. Apa kau ada ide?"

Aku menepuk keningku karena heran dengan kelakuan bodoh dua bocah itu. "Oh shit. Jadi kalian berdua mengendarai sepeda ini tanpa tujuan?" Dylan hanya tertawa mendengar ocehanku tadi. "Hmm---Bagaimana kalau kita makan ke Mc. Donald saja?"

"Nah, good idea Mr. Bieber" Ucap Josh sambil tetap mengendarai sepeda.

.

.

.

.

.

Kini kami bertiga telah tiba di Mc.Donald. Kami pun langsung turun dari sepeda dan langsung memparkirkannya. Setelah memparkirkan sepeda, kami bertiga masuk ke dalam Mc.Donald dan mencari tempat duduk yang kosong. 

"Okay, kalian ingin pesan apa?" 

"Aku cheeseburger" Ucap Josh.

"Kau pesan apa Dylan?"

"A--Aku? Umm... Kurasa aku ingin big mac, untuk minuman terserah kau saja"

"Umm... Okay wait!!!" Aku pun bangkit dari tempat dudukku. Dan....

"AWAAAASS JUSTEEENN!!!!" Terdengar suara teriakan Josh dan Dylan yang memekik.

 

BYUURRR.......

 

Sepertinya aku menabrak seseorang. Aku pun menoleh ke belakang untuk melihat yang terjadi. Oh tidak!!! Aku menabrak seorang gadis yang sedang membawa pesanannya. Minumannya tumpah mengenai makanannya dan sebagian lagi airnya berceceran di lantai. Gadis itu menatapku dengan sinis.

"KAU TELAH MENGACAUKAN MAKAN SIANGKU DAN TEMAN-TEMANKU!!!" Teriak gadis itu sambil mendorong tubuhku. Aku menabrak meja didekatku. Aku hanya menatap Josh dan Dylan, namun mereka berdua hanya membalas tatapanku dengan heran kemudian mengangkat bahu mereka keatas.

Aku pun berjalan mendekati tempat duduk gadis dan teman-teman dari gadis yang ku tabrak tadi. "Huh.... Hey, nona maafkan atas kecerobohanku yang tadi" 

"Kawan-kawan sebaiknya kita pergi dari sini. Kita cari tempat lain untuk makan siang kali ini!" Gadis berambut merah itu bangkit dari tempat duduknya, diikuti oleh kawan-kawannya.

"Maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja!"

"Apa? Maaf katamu? Kau pikir dengan kata maafmu itu bisa mengembalikan semuanya... HAH?" Ucap gadis itu lalu pergi meninggalkanku.

"Maaf atas perlakuan temanku ya. Dia memang sedang banyak masalah" Ucap gadis yang memiliki rambut coklat tua itu lalu mengikuti temannya pergi. 



.

.

.



Josh Pov

 

Malam ini aku mengalami insomnia. Aku pun duduk dan melihat Dylan telah tertidur pulas. Aku pun segera memutar bola mataku kearah tempat tidur Justin. Namun aku melihat Justin masih duduk melamun diatas ranjangnya. Entah apa yang sedang dia pikirkan. Tapi aku pikir dia sedang banyak masalah. Akupun berjalan menuju ranjangnya dan duduk tepat disampingnya.

"Justin...." Seruku. Namun tidak ada respon dari Justin dan dia masih melamun. "JUSTEEENN!!!!" Aku pun berteriak tepat disamping telinganya. 

"Aghhh!!!!" Justin mendekap mulutku dengan bantal yang dari tadi di genggamnya. Tidak, kupikir dia benar-benar ingin membuatku mati. "JOSH, APA-APAAN KAU INI? KAU INGIN MEMBUATKU JANTUNGAN?"

"I'm sorry. Habis dari tadi kuperhatikan, kau melamun saja. Kalau kau ada masalah cerita saja padaku! Tenang, aku bisa menjaga rahasia kawan..." Ucapku berbisik.

"Tidak, aku tidak ada masalah"

"Apa kau yakin?"

Justin mendorong tubuhku dan menutup tubuhnya dengan selimut. "Sudah pergi sana! Aku mau tidur" Justin mengusirku dari tempat tidurnya.



.

.

.

 

Author Pov

Malam yang gelap gulita kini sudah menjelma menjadi pagi yang cerah. Siswa dan Siswi Musical Academic pun harus menjalani aktivitas seperti biasanya.

 

KRIIINGG....... KRIIIINGG....... KRIIIIIIIINGGG...........

 

"Err.... A---Ada kebakaran... Kebakaran... Josh, Dylan bangun. Asrama kita kebakaran!!!!" Ucap Justin sambil menggoyang-goyangkan tubuh kedua temannya itu. "Aduh kalian ini susah sekali sih. Hey, bangun ada kebakaran!!!" Justin masih menggoyang-goyangkan tubuh kedua temannya itu dengan wajah yang panik.

"Hoooaammm...." Dylan menguap dan mulai membuka matanya.

"Hey Dylan bangun. Sudah tau ada kebakaran masih saja bersantai-santai"

"APA KAU BILANG KEBAKARAN?" Ucap Dylan dengan mata melotot.

"IYA.... AYO KITA BANGUNKAN JOSH!!!" Ucap Justin menarik tangan Dylan untuk turun dari ranjang.

"JOSH BANGUN KEBAKARAN!!!"

"Huh... Apa kalian yakin ada kebakaran ditempat ini?" 

Justin tidak habis pikir, kenapa Josh masih terlihat santai dalam ranjangnya. Padahal Justin yakin sekali bahwa ada kebakaran. "Yakin sekali Josh!"

"Ah sudah kalau kau tidak mau bangun, kami berdua saja yang keluar" Ucap Dylan menarik tangan Justin dan membawanya keluar. Namun, setelah keluar mereka heran karena suasana di asrama itu sangatlah tenang seakan-akan tidak terjadi apapun.

"Justin, katamu asrama kita kebakaran?"

Justin hanya menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal itu. "Uh... Aku tidak tau. Tapi tadi aku mendengar suara seperti alarm kebakaran"

"Oh Justin. Mungkin yang kau dengar itu bukan alarm kebakaran"

"Lalu itu ap---"

"Itu alarm pagi untuk kita bangun tidur bodoh!!!!" Ucap Dylan lalu masuk kedalam kamarnya dan meninggalkan Justin diluar.



.

.

.

 

Justin Pov

 

Baru dua hari saja aku tinggal di New York sudah banyak kejadian awkward yang menimpaku. Kupikir dengan tinggal disini justru akan membuatku semakin buruk. Apalagi jika aku terus bersama kedua temanku Josh dan Dylan yang memang memiliki sifat yang tidak jauh dariku. Suka mencari keributan, malas belajar, dan suka berlaku seenaknya, ya itulah kami. Hari ini adalah hari pertamaku untuk masuk ke kelas. Dan kau tau pelajaran pertama yang harus ku ikuti itu apa? Matematika, ya matematika pelajaran yang paling aku benci. Semoga saja ini tidak menjadi awkward moment lagi.

"Hey kau rambut jambul coklat!!!" Ucap seorang guru wanita sambil melihatku dengan sinis.

Aku melhat kiri dan kanan untuk memastikan bahwa guru itu benar-benar memanggilku. "Err.... Siapa? Aku?"

"Ya kau...." Wanita itu menunjukku dengan wajah penuh amarah.

"Kenapa?"

"Mana seragam milikmu?"

"Seragam? Aku belum mendapatnya, lagi pula aku adalah siswa baru disini" Jawabku santai.

"Aku tidak perduli dengan alasanmu itu. Sekarang kau minta seragam milikmu diruang pengambilan seragam!!!!"

"Apa? Aku harus mengambil seragam ditempat yang aku tidak tau???" Balasku dengan nada suara yang meninggi. Aku yakin setelah ini dia akan marah padaku.

"Bodoh.... Cari sendiri sana!!! Kau kan sudah besar"

"Okay... Baiklah!!!" Aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan keluar kelas dengan santainya.

 

.

.

.



Author Pov

 

Justin berjalan menuruni anak tangga. Dia bingung harus bertanya pada siapa. Tiba-tiba saja ada terdengar seseorang memanggilnya. Tunggu memanggilnya atau bukan ya? Atau jangan-jangan dia salah dengar.

"HEEEEEYY!!!!"

Justin menoleh pada sumber suara. Terlihat ada seorang gadis berkulit putih, berambut kuning pendek sebahu yang sedang mendekatinya. "What's up?" 

"Kau laki-laki yang kemarin mengacaukan acara makan siang ku bukan?"

Justin berusaha mengingat kejadian yang lalu. Dan benar, gadis yang ada dihadapannya itu adalah teman dari gadis yang Justin tabrak kemarin. "K--Kau mau a--pa? Jangan bilang kau datang kemari karena disuruh oleh kawanmu si rambut merah itu"

"Apa si rambut merah? Maksudmu Lily Madison?"

"Whatever.." Justin melipat kedua tangannya tepat didepan dadanya.

"Umm... Kenalkan aku Daisy Wellington" Ucap gadis itu sambil menjulurkan tangan.

"Justin Drew Bieber"

 

Justin dan Daisy pun berkenalan hingga mereka tampak lebih akrab. Daisy pun tidak segan menemani Justin untuk mengambil seragamnya. Hingga pada suatu tempat, terdengar suara teriakan seorang gadis memanggil nama 'Daisy'. Lantas siapakah yang memanggil Daisy?

 



-To Be Continued-






Rabu, 13 Agustus 2014

[FF] The Bad Boy - Prolog


Title : The Bad Boy

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Justin Bieber as Justin Bieber.
  2. Josh Hutcherson as Joshua Osbron.
  3. Austin Mahone as Dylan Rexford.
  4. Ariana Grande as Lily Madison.
  5. Bella Thorne as Vanessa Phyllis.
  6. AnnaSophia Robb as Daisy Wellington.
  7. Dakota Fanning as Lucy Clarimond.
Genre : Humor , Romance (maybe?) , Friendship , School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dalam ff ini adalah murni karangan author. Seluruh cast milik tuhan, orang tua, Beliebers, fans, dan yang berhak saja :D

A/N : FF ini terinspirasi dari game yang aku suka. Nama game itu adalah Bullworth Academy. Jika ada kesamaan cerita dan nama tokoh harap dimaklumi! FF ini udah pernah aku publish di akun wattpadku. Dan jangan lupa untuk meninggalkan jejak! :)


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Baca Juga => [FF Jin BTS] This Is Our Life






Justin Pov


Aku duduk sembari melihat-lihat pemandangan Kota New York dari dalam taxi yang ku tumpangi ini. Jujur saja ini adalah hari pertamaku berada di Kota New York. Dan kau tau aku di sini bukan untuk bersenang-senang. Karena ku pikir aku akan meneruskan hidupku bagaikan di dalam penjara.

"Ayah, apakah kau tidak ingin merubah keputusanmu untuk menaruhku di asrama dan se--" Belum selesai aku berbicara, ayah sudah memotong pembicaraanku.

"Justin, bukankah aku sudah memberikan kau kebebasan dalam memilih sekolah? Tapi ku pikir kau malah mensia-siakan semua itu. Kau bertingkah laku begitu buruk sampai-sampai kau membuat kesal para guru dan akhirnya kau dikeluarkan dari sekolah lamamu itu"

"Maafkan aku atas kejadian yang lalu. Tapi tolong ayah, aku tidak ingin tinggal di asrama" Ucapku memohon. Aku sadar memang semua itu adalah ulah nakalku yang sering membuat keributan disekolah lamaku dan aku dikeluarkan dari sekolah lamaku. Tapi apakah tidak ada kesempatan untukku memperbaikinya? Well... Memang penyesalan itu datang terlambat. "A-Apa tidak ada sekolah lain selain disana? M-Maksudku aku tidak ingin tinggal di asra-"

"Tidak Justin. Kurasa hanya sekolah itu yang mampu untuk merubah semua sikap burukmu itu"

"Huh... Whatever" 

Aku masih mengeluh kesal pada ayahku yang memaksaku untuk tinggal di asrama. Untuk menghilangkan kekesalanku pada ayah, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil I-phoneku dari dalam tas milikku. Aku pun memainkan game angry bird di I-phoneku. Namun, belum lama aku memainkan I-phoneku itu, tiba-tiba saja taxi yang kutumpangi berhenti. Hmm... Ku pikir kami sudah tiba di tempat tujuan. 

"Kita sudah sampai, sir!!!" Ucap supir taxi itu.

"Terima kasih, pak!" Ayahku membuka pintu taxi dan memberikan uang tips untuk supir taxi itu. "Justin ayo kita turun!!!"

"Grr... Menyebalkan" Gerutuku.

"Apa kau bilang?"

"N-Nothing dad..." Ucapku tersenyum kecut.

Aku dan ayahku turun dari taxi. Aku melihat gerbang tinggi dan di atasnya terdapat papan besar bertuliskan Musical Academic. Apa? Musik? Apakah ini adalah sekolah musik? Oh tidak, aku tidak pandai bermain musik. Kalau tau begitu, lebih baik kemarin aku kabur saja dari rumah. Huh... Kami pun masuk kedalam dan berjalan menuju ruang kepala sekolah. Sepi... Sangat sepi... Ya itulah yang aku rasakan ketika kami mulai masuk ke dalam hingga kami telah tiba di depan ruang kepala sekolah.


TOK... TOK... TOK....



Ayahku mengetuk pintu itu, lalu masuk kedalam dan aku tentu membuntutinya. Kulihat di dalam sudah ada seorang pria tua sedang duduk santai dan seorang wanita sedang berdiri disana. Kami pun berjabat tangan dengan mereka. Mereka menyambut kedatangan kami dengan ramah dan mempersilahkan kami untuk duduk.

"Jadi apakah anda adalah Mr. Bieber?" Tanya pria tua itu.

"Ya. Dan ini adalah putraku Justin Drew Bieber. Aku berharap dengan dia tinggal dan bersekolah disini. Dia bisa menjadi anak remaja laki-laki yang baik"

"Oke Justin, kau akan diantar oleh Mrs. Stewart ke kamar asrama mu..."

"Ayo Justin. Ikut saya!!!"

"Uh... Okay!"





-To Be Continued-


-
-
-


>> Next Chapter <<


"Nah ini adalah kamarmu Justin"

"Uhh... Okay..."

-
-

"Maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja!"

"Apa? Maaf katamu?"

-
-

"Err... A-Ada kebakaran..."

"APA KAU BILANG KEBAKARAN?"

-
-

"Umm... Kenalkan aku Daisy Wellington"

"Justin Drew Bieber"





Senin, 11 Agustus 2014

This Is Our Life (Chapter 1 : Back To School)


Title : This Is Our Life

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Jeon Yoora (OC).
  2. Bae Sunhee (OC).
  3. Jeon Jeongguk / Jungkook (BTS) as Jeon Jungkook.
  4. Kim Seokjin / Jin (BTS) as Kim Seokjin.
  5. Kim Taehyung / V (BTS) as Kim Taehyung.
  6. Min Yoongi / Suga (BTS) as Min Yoongi.
  7. Park Jimin / Jimin (BTS) as Park Jimin.
  8. Jung Hoseok / J-hope (BTS) as Jung Hoseok.
  9. Kim Namjoon / Rap Monster (BTS) as Kim Namjoon.
  10. Choi Junhong / Zelo (B.A.P) as Choi Junhong / Zelo.
Genre : Humor , Romance (maybe?), Friendship , School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Seluruh ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni karangan author. Taehyung sama Suga oppa punya author (*plaak! *digetok A.R.M.Y). Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, A.R.M.Y, Baby, diri mereka sendiri dan yang berhak saja :D

A/N : Jika ada kesamaan cerita atau nama tokoh harap dimaklumi. Itu hanya sebuah kebetulan. Oke? Jangan lupa tinggalkan jejak ya! ^^


Warning! Gaje, Typo, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.









"Apa jadinya jika hampir setiap hari kau bertemu dengan orang yang menurutmu menjengkelkan? Bukankah hari itu akan menjadi sesuatu yang buruk? Bahkan mungkin waktu akan terasa berjalan dengan sangat lambat".


-
-

This Is Our Life

-
-


"Yasudah, lebih baik kau pergi ke kamarmu! Bersihkan dirimu dan beristirahatlah!" Ucap eommanya. Jungkook pun mengangguk pelan.

"Kau tidak lupa letak kamarmu kan?" Tanya Yoora dengan nada sedikit mengejek. Jungkook memutar bola matanya malas. "Aish~ Kenapa noona bilang seperti itu? Aku kan tidak pelupa. Lagipula setiap liburan aku kan selalu kemari, jadi mana mungkin aku lupa letak kamarku!" Ucap Jungkook dengan sedikit kesal.

Yoora hanya terkekeh mendengar perkataan dongsaengnya itu. Jungkook pun mulai berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua rumahnya.


-
-

This Is Our Life (Chapter 1 : Back To School)

-
-


Pukul 07.00 PM KST.



Di kediaman Jeon Family.



Yoora tengah berjalan menuju kamar dongsaengnya -Jungkook- yang berada di lantai dua rumahnya. Setibanya ia di depan pintu kamar Jungkook, ia langsung mengetuk pintu kamar itu dengan keras.


Tok... Tok... Tok...


"Jungkookie, cepatlah turun! Eomma dan appa sudah menunggu untuk makan malam..." Teriak Yoora. Namun, hening tak ada jawaban yang keluar dari dalam kamar Jungkook.

"Kookie, apakah kau mendengarku?" Yoora pun berteriak dengan lebih keras lagi. Namun sama seperti sebelumnya, masih tak ada jawaban yang keluar dari dalam kamar Jungkook.

Yoora pun mengetuk-ngetuk pintu bercat coklat itu lebih keras dari sebelumnya. "Yak! Jungkook-ah apa yang sedang kau lakukan didalam sana eoh? Cepatlah turun! Eomma dan appa sudah menunggu untuk makan malam"


Cklek...


Tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka secara perlahan. Lalu munculah sesosok namja tampan dari balik pintu itu. "Aish~ Noona ini kerjaannya selalu menggangguku saja!" Gerutu Jungkook sambil menggaruk rambutnya.

"Omo! Kookie, kenapa wajahmu terlihat sangat kusut seperti ini huh?" Tanya Yoora sambil terkekeh pelan.

"Aish! Noona ini tidak tau ya? Tadi aku sedang tidur pulas, tapi noona malah datang dengan berteriak seperti tadi. Itu sangat mengganggu pendengaranku!" Gumamnya kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

Yoora mengacak rambut hitam milik Jungkook dengan pelan. "Sudahlah! Kau ini tak usah banyak protes! Lebih baik kau pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, setelah itu langsung pergi ke ruang makan! Eomma dan appa sudah menunggu sejak tadi..." Ucap Yoora. Jungkook hanya mengangguk setuju. Yoora pun tersenyum lalu berjalan menuju ruang makan.

.
.
.

Beberapa menit kemudian...

.
.
.


Tap Tap Tap


Terdengar suara langkah kaki milik seseorang yang sedang menuruni anak tangga. Ya, itu adalah suara langkah kaki milik seorang namja tampan yang bernama Jungkook. Ia sedang berjalan menuju ruang makan. Raut wajahnya terlihat seperti orang yang sedang mengantuk. Tak jarang juga tangannya mengucek kedua matanya yang masih lengket karena mengantuk itu. "Annyeong..." Sapanya pada tiga orang yang sudah terlebih dulu ada di meja makan. Ia segera mengambil tempat duduk di sebelah noona-nya.

"Omo! Kenapa wajahmu kusut begitu?" Tanya Appa Jungkook.

"Yak! Kookie, kenapa kau belum mencuci muka eoh? Bukankah tadi aku sudah menyuruhmu untuk mencuci muka dulu huh?"

"Aku malas noona, lagi pula setelah selesai makan aku akan langsung pergi ke kamarku lagi" Ucapnya.

"Hey kalian berdua! Tidak baik jika kalian terus berbicara di meja makan!" Ucap Eomma dari kedua bersaudara itu. Mereka pun langsung memulai makan malamnya.

Acara makan malam kali ini berjalan dengan sangat hening. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu dengan piring.

"Sudah selesai..." Ucap Jungkook setelah selesai menghabiskan makan malamnya. "Eomma, appa, aku mau kembali ke kamarku dulu ne?"

"Kenapa kau hanya bertanya pada eomma dan appa? Kau tidak bertanya padaku juga huh?" Gerutu Yoora. Sepertinya ia merasa keberadaannya tak dianggap.

"Noona yang cantik, aku mau kembali ke kamar dulu ne? Noona mau ikut atau tidak?" Tanya Jungkook dengan nada manja yang dibuat-buat. Membuat Yoora bergidik mendengarnya.

Yoora memutar bola matanya malas. "Berhenti mengucapkan sesuatu dengan nada seperti itu, Jungkook-ah! Itu sangat menjijikan..."

"Aish~ Noona ini menyebalkan sekali"

"Sudah, sudah! Jangan mulai lagi!"

"Ne, appa..." Ucap Yoora dan Jungkook bersamaan. Appa mereka hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua anaknya itu.

"Lebih baik kalian berdua cepat tidur! Besok adalah hari pertama kalian berdua masuk sekolah!" Ucap Eomma-nya. Yoora dan Jungkook pun mengangguk. Mereka berdua pun segera menuju ke kamar masing-masing.

-
-
-

-SKIP-

-
-
-

Sinar matahari pagi menyelinap masuk ke dalam kamar itu, cahanyanya menerpa ke wajah sang pemilik kamar yang tengah terlelap dalam mimpinya itu. "Hoaamm..." Ia menguap sambil membuka kedua matanya perlahan. Lalu mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, hingga ia terbiasa dengan keadaan disekitarnya.

Kini tangan kanannya meraba-raba meja yang berada di sebelah tempat tidurnya itu. Ia mencari keberadaan ponsel miliknya. "Mwo? Jam 6 lebih? Oh tidak! Yoora noona bisa mengomel lagi jika dia tau aku bangun kesiangan..." Ucap Jungkook -sang pemilik kamar- setelah melihat jam yang ada di ponsel miliknya itu. Ia pun bergegas menuju kamar mandi di kamarnya.

.
.

Mari kita beralih ke tempat yang lain! Atau lebih tepatnya kita lihat keadaan di kamar Jeon Yoora.

.
.

"Rambut sudah rapi, seragam, kaos kaki dan almamater juga sudah kupakai, buku dan alat tulis sudah ada di dalam tas. Nah, sekarang tinggal sarapan..." Ucap Yoora pada cermin yang memantulkan dirinya sendiri. Ia pun berjalan keluar kamar.

Ya, benar. Yoora sudah siap untuk berangkat ke sekolah, berbanding terbalik dengan adiknya yang baru bangun tidur dengan alasan 'Kesiangan' itu. Memang kedua bersaudara itu memiliki sifat yang sangat berbeda namun bisa saling melengkapi. Yoora yang dikenal sebagai gadis cerewet, rajin, namun kadang sifat kekanakannya muncul disaat yang tak terduga. Berbeda sekali dengan adiknya -Jungkook- yang memiliki sifat manja, namun di lain waktu bisa lebih dewasa dari Yoora, sekaligus... err... pemalas tentunya.

"Kookie, cepatlah turun! Kita harus segera berangkat, kalau tidak nanti kita bisa telat sampai di sekolah!!! Aku menunggumu di ruang makan..." Ucapnya saat melewati kamar Jungkook.

"Ne, sebentar lagi aku akan turun..." Samar-samar terdengar suara sahutan Jungkook dari dalam kamarnya. Yoora pun mengangguk tersenyum lalu pergi ke ruang makan.

.
.
.
.
.

"Ya! Jungkook-ah, kau ini kenapa lama sekali sih? Kau tidak tau ya ini jam berapa? Dan lagi, kau kemana kan jas almamatermu itu huh?" Tanya Yoora dengan sejuta pertanyaannya. "Huuhh~ Yoora noona mulai lagi deh. Padahal aku baru tiba di ruang makan..." Ucap Jungkook dalam batinnya.

"Noona, apa noona tidak melihat ini?" Tanya Jungkook sambil menunjuk almamater yang bertengger di bahu kanannya.

"Ah! Maksudku, kenapa almamater itu tidak kau kenakan huh? Kenapa almamater itu hanya kau letakan dibahumu saja? Kau ini kan anak baru, jadi seharusnya kau bisa mematuhi tata ter--" Belum selesai Yoora mengoceh, Jungkook sudah menyelanya.

"Noona, kalau kau cerewet terus seperti itu padaku, kapan kita akan berangkat ke sekolah? Dan sebenarnya tadi itu aku bangun kesiangan. Noona, ini sudah pukul 6 lewat 20 menit. Bukankah dengan noona cerewet seperti itu akan membuang banyak waktu dan membuat kita tambah kesiangan huh?"

"Aish~ Kau ini benar-benar! Dasar dongsaeng kurang ajar! Sekarang kau berani menceramahiku huh?" Ucap Yoora sambil menjewer telinga kiri Jungkook.

"Appo! Appo noona, appoooo! Aduh... Eomma, appa... Lihatlah anakmu yang tampan ini sedang disiksa oleh noonanya yang jahat. Hiks... Hiks..." Rengek Jungkook sambil memegangi tangan Yoora yang tengah menjewernya itu. Tentu saja rengekannya itu percuma, karena kedua orang tuanya masih berada di dalam kamar mereka yang letaknya agak jauh dari ruang makan.

"Ya! Kau bilang apa Jungkook? Noona jahat huh?" Kali ini jewerannya semakin keras.

"Appo, appo! Tidak, noona salah dengar kok! Tadi aku bilang noona itu cantik sekali. Aduh, noona lepaskan! Telingaku sakit tau..."

Akhirnya Yoora melepaskan jewerannya itu. Membuat Jungkook sedikit lega. "Itu akibatnya jika kau menceramahiku! Jadi jangan sekali-kali kau menceramahiku, oke?" Ucap Yoora sambil tersenyum evil. Jungkook hanya mendengus kesal.

"Cih! Peraturan macam apa itu? Dasar noona menyebalkan..." Pikir Jungkook. 

"Kalian berdua belum berangkat?" Tanya appa mereka yang baru saja muncul di ruang makan.

"Eh, appa? Ini kami baru saja mau berangkat. Kaja, Jungkook!"

"Appa, eomma, kami berangkat dulu ne..." Ucap Jungkook.

Mereka berdua pun berjalan menuju halte bus yang letaknya tidak jauh dari rumah mereka.

-
-

-SKIP-

-
-

Kini bus yang ditumpangi oleh Yoora dan Jungkook telah tiba di halte bus yang terletak di dekat gerbang sekolah mereka. Mereka berdua pun segera berjalan menuju gerbang sekolah yang masih terbuka dengan sangat lebar itu.

BTS HIGH SCHOOL. Ya, tulisan besar yang berada di dekat gerbang sekolah itu lah yang pertama kali Jungkook lihat, ketika memasuki gerbang sekolahnya.

"Yoora-ya!!!" Seseorang berteriak memanggil Yoora dari belakang. Yoora yang merasa terpanggil pun segera menoleh ke sumber suara.

"Sunhee, kau juga baru datang eoh?"

Sunhee menggeleng sambil tersenyum. "Tidak, aku sudah datang beberapa menit yang lalu. Hanya saja aku bosan dikelas, jadi ya aku jalan-jalan saja"

"Lalu dimana kelasmu?"

"Ah, tadi aku sudah melihat data pembagian kelas pada mading yang berada di lobby dan kau tau? Kita berdua sekelas lagi..."

"Mwo? Benarkah itu?" Tanya Yoora dengan mata yang berbinar-binar. "Ne, kita sekelas lagi..." Sunhee mengangguk cepat.

"Wow... Akhirnya!!!" Jerit Yoora histeris sambil memeluk Sunhee erat. Keduanya saling berpelukan dengan raut wajah bahagia, sedangkan Jungkook yang melihat adegan itu hanya mampu menggelengkan kepalanya.

"Hmm... Noonaku yang cantik, sepertinya aku akan mencari kelasku sendiri saja" Ucap Jungkook.

"Eh? Apa kau tak apa?" Tanya Sunhee. Jungkook menggelengkan kepalanya sembari tersenyum manis.

"Kau yakin mau mencarinya sendiri? Kau tak mau aku temani?" Kali ini Yoora yang bertanya.

Jungkook mengangguk. "Noona, aku ini sudah besar. Jadi aku bisa mencari kelasku sendiri"

"Oh, yasudah kalau begitu..."

"Noona, sunbae, aku permisi dulu ne! Aku mau mencari kelasku dulu..." Ucap Jungkook sambil membungkukan badannya, lalu ia berjalan menjauh meninggalkan Yoora dan Sunhee.

"Yoora-ya, apakah itu adikmu Jungkook yang sering kau ceritakan?"

"Ne, dia memang Kookie yang sering kuceritakan. Bagaimana menurutmu, dia sangat manis bukan?"

"Ne..." Sunhee mengangguk. "Dia sangat manis dan juga tampan"

"Tapi kau tidak menyukainya kan?"

"Ah, tentu saja tidak! Mana mungkin aku menyukai anak kecil seperti adikmu, Yoora-ya!" Ucap Sunhee sambil terkekeh.

.
.

Jungkook baru saja selesai melihat data pembagian kelas di lobby sekolahnya. Ia pun mulai berjalan menelusuri lorong sekolah yang cukup ramai itu. Namun, langkah kakinya terhenti, ketika seorang namja berambut hitam menepuk pelan bahunya dari belakang. "Jeon Jungkook, kau kah itu?"

Jungkook pun menoleh ke belakang. "Eh? Kau?" Ucap Jungkook sambil melepaskan headset berwarna putih yang sedari tadi menempel di kedua telinganya. "Jimin-ah, kenapa kau bisa ada disini? Apakah kau bersekolah disini juga?"

"Tentu saja, pabo! Memangnya kau pikir untuk apa aku berada disini huh?" Balas namja bernama Jimin itu. "Hey, Jungkook! Kupikir kau hanya bercanda, saat kau bilang akan kembali ke Seoul"

"Huh, memangnya waktu itu wajahku terlihat sedang bercanda eoh?" Ucap Jungkook sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ah, tidak, tidak..."

"Jimin-ah, sebenarnya aku tak menyangka jika kita bisa satu sekolah lagi" Ucap Jungkook.

Park Jimin adalah nama lengkap namja itu. Namja yang sedang bersama Jungkook. Usianya masih 16 tahun. Memiliki kulit putih dan rambut hitam. Tinggi badannya sedikit lebih pendek dari Jungkook. Ia dan Jungkook sudah berteman sejak mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Huh, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa masuk ke sekolah ini"

"Ah? Apa maksudmu?" Tanya Jungkook heran. Namun Jimin hanya menggelengkan kepalanya. "Oh ya, kau masuk kelas mana?" Tanya Jungkook lagi.

"10-2. Kalau kau?"

"Benarkah itu? Aku juga masuk kelas 10-2"

"Wah, berarti kita sekelas lagi ne?"

Jungkook mengangguk sambil tersenyum. Jungkook merasa sangat senang? Itu sudah pasti. "Kalau begitu aku duduk bersamamu saja ne?"

"Umm... Kalau itu..."

"Wae?" Tanya Jungkook heran.

"Mianhae Jungkook! Tapi sepertinya tidak bisa. Aku sudah punya teman sebangku" Ucap Jimin. Ia berharap Jungkook tidak kecewa padanya.

"Oh, tak apa kalau begitu..."

"Jimin-ah, kucari-cari ternyata kau ada disini eoh? Seenaknya saja kau meninggalkanku di lobby" Ucap namja berambut orange yang datang tiba-tiba.

"Ah, mianhae! Aku bertemu sahabatku yang baru saja kembali dari New York" Ucap Jimin sambil terkekeh pelan. "Oh iya, Jungkook-ah, ini dia teman sebangkuku. Namanya Taehyung"

"Kim Taehyung imnida" Ucap Taehyung sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Jeon Jungkook imnida" Sahut Jungkook.

"Oh, ya... Kau tidak marah kan kalau aku duduk bersama sahabatmu yang menyebalkan ini?" Tanya Taehyung sambil melirik Jungkook. Jungkook pun mengangguk sambil terkekeh.

Jimin menatap Taehyung dengan tatapan tajam. Taehyung yang sudah merasakan hawa berbahaya dari Jimin pun langsung berlari sambil menarik lengan Jungkook. Mereka berdua berlari menuju kelasnya dan tentunya meninggalkan Park Jimin sendirian.

"Yak! Taehyung-ah, apa maksudmu berkata seperti itu?" Teriak Jimin. Ia pun mengejar dua orang yang sudah pergi berlari lebih dulu.

.
.
.

Setelah berlari dari lantai dasar hingga lantai 4 gedung sekolahnya. Kini kedua namja itu mengatur napasnya. "Huh, melelahkan sekali..." Ucap Taehyung sambil mengelap keringat yang bercucuran di dahinya.

"Ayo kita harus segera mencari kelasnya!" Ajak Jungkook. Mereka pun mulai menelusuri ruang kelas yang berada di lantai 4 itu.

Langkah kaki keduanya terhenti, ketika mereka tiba tepat di depan pintu biru yang diatasnya terdapat tulisan 10-2 Classroom. "Nah, ini dia ruang kelas 10-2" Ucap Taehyung.

Mereka berdua masuk ke dalam kelas itu. Matanya menjelajah setiap sudut ruangan itu. Mencari tempat kosong yang dapat digunakan sebagai tempat duduk mereka selama setahun ke depan.

"Ah... Disana! Dekat jendela itu..." Tunjuk Taehyung pada tempat kosong di pojokkan ruangan. Mereka pun berjalan ke arah tempat duduk itu.

"Aku dan Jimin disini saja..." Ucap Taehyung sambil menduduki kursi kosong itu. Sedangkan Jungkook menempati kursi kosong yang berada di pojok kiri ruangan atau lebih tepatnya di belakang bangku milik Taehyung. (Ngerti maksudnya?)

"Kalian berdua jahat sekali meninggalkan aku sendiri..." Ucap Jimin yang tiba-tiba datang. Ia langsung menempati kursi kosong disebelah Taehyung.

"Mianhae..." Ucap Jungkook dan Taehyung bersamaan.

Di saat mereka bertiga sedang asik berbincang. Tiba-tiba saja ada seorang namja berambut blonde datang sambil membawa skateboard. "Annyeong! Apakah ini kursi kosong?" Tanyanya pada Jungkook. Ya, tentu saja karena memang kursi di sebelah Jungkook masih kosong.

"Ah... Tentu saja. Kalau kau mau, kau boleh menempatinya" Sahut Jungkook sambil tersenyum ramah.

"Gomawo! Siapa namamu?"

"Jeon Jungkook imnida, kalau kau siapa?"

"Choi Junhong imnida, kau boleh memanggilku Zelo" Ucap namja itu.

.
.
.

Yoora dan Sunhee baru saja tiba di depan pintu kelas barunya yang berada di lantai 2 gedung sekolahnya. Mereka pun berjalan memasuki ruangan yang cukup ramai itu. "Kita sekelas lagi dengan teman-teman kelas sepuluh..." Ucap Sunhee ketika sampai di tempat duduknya, barisan no 4 dari pojok kiri belakang.

"Mwo? Itu tandanya kita akan sekelas lagi dengan Kim Seokjin si namja menyebalkan itu?" Yoora terbelalak dengan ucapan Sunhee. 

"Sepertinya sih begitu..." Sunhee mengangguk sambil terkekeh pelan.

"Siapa yang kau bilang menyebalkan huh?" Tiba-tiba saja terdengar suara berat dari arah belakang mereka berdua. Mereka pun langsung menoleh ke sumber suara. Namja pemilik suara berat itu pun menutup manga (komik jepang) yang dibacanya sejak tadi.

"Ah? Seokjin-ah?" Ucap Sunhee sedikit gugup sekaligus terkejut.

Yoora hanya menatap datar ke arah Seokjin, namja pemilik suara berat tadi. Sepertinya ia sama sekali tidak tertarik untuk bertemu dengan namja dihadapannya itu. "Oh, ayolah! Bahkan bel masuk saja belum berbunyi, tapi kenapa aku harus bertemu dengan dia secepat ini huh?" Gumam Yoora dalam batinnya.

"Seokjin-ah temani aku ke kantin!" Ucap seorang namja lainnya yang baru datang itu.

Seokjin menoleh ke arah namja yang memanggilnya. Ia hanya menatap datar namja itu. "Ah, aku tidak mau..."

"Kau ini pelit sekali.. Temani aku sebentar saja!" Pintanya atau lebih tepatnya memaksa.

"Aku tidak mau, Jung Hoseok! Kau minta ditemani dengan Yoongi saja!"

"Yoongi belum datang, ayolah temani aku!" Ucap Jung Hoseok, nama namja tadi. Kali ini ia berbicara dengan nada memelas.

"Oh, iya. Aku lupa kalau teman sebangku ku belum datang" Ucap Seokjin sambil terkekeh pelan. "Hmm... Kalau begitu minta teman sebangku mu saja!" Sahutnya lagi sambil melanjutkan aktivitas membacanya yang sempat terhenti karena percakapan dua yeoja tadi.

"Namjoon juga belum datang"

"Yasudah, kalau begitu pergi sendiri saja sana!" Pinta Seokjin.

"Kalian berdua berisik sekali sih! Kalau mau ribut di tempat duduk kalian saja sana! Jangan disini...!" Ucap Yoora kesal.

"Apa maksudmu Yoora-ya? Ini kan tempat duduk Seokjin dan yang dibelakangnya adalah tempat dudukku bersama Namjoon" Ucap Hoseok sambil menunjuk tempat duduknya.

"Mwo? Apa katamu?"

"Ini tempat duduk kami berdua. Oh tidak! Lebih tepatnya ini adalah tempat dudukku dan Yoongi" Sahut Seokjin tanpa menatap Yoora.

"Jadi itu tempat duduk kalian?" Yoora membulatkan kedua bola matanya. Ia melirik kearah Sunhee yang juga terkejut.

"Aku sama sekali tidak tahu, kalau mereka berdua duduk di belakang kita" Ucap Sunhee sambil menggaruk rambutnya itu.

"BAE SUNHEE!!!" Teriak Yoora.





-To Be Continued-



-
-
-



>> Next Chapter <<


"Jangan berteriak seperti itu!"

"Memangnya apa masalahmu eoh?"

-
-

"Saya adalah wali kelas kalian"

"Apa benar dia wali kelas kita? Kenapa wajahnya imut sekali?"





Minggu, 13 Juli 2014

This Is Our Life (Prolog)


Title : This Is Our Life

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Jeon Yoora (OC).
  2. Bae Sunhee (OC).
  3. Jeon Jeongguk / Jungkook (BTS) as Jeon Jungkook.
  4. Kim Seokjin / Jin (BTS) as Kim Seokjin.
  5. Kim Taehyung / V (BTS) as Kim Taehyung.
  6. Min Yoongi / Suga (BTS) as Min Yoongi.
  7. Park Jimin / Jimin (BTS) as Park Jimin.
  8. Jung Hoseok / J-hope (BTS) as Jung Hoseok.
  9. Kim Namjoon / Rap Monster (BTS) as Kim Namjoon.
  10. Choi Junhong / Zelo (B.A.P) as Choi Junhong / Zelo.

Genre : Humor, Romance (maybe?), Friendship, School Life

Rating : T

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita dan OC dalam fanfiction ini adalah murni karangan author. V sama Suga oppa juga punya author (*plaak. Abaikan permirsa!). Seluruh cast punya allah, orang tua, agensi, A.R.M.Y, Baby dan yang berhak saja.


Warning! Typo, Gaje, OOC, dan penulisan tidak sesuai dengan EYD.



Baca juga FF EXO (Kim Jongin aka Kai) => Destiny.






"Apa jadinya jika hampir setiap hari kau bertemu dengan orang yang menurutmu menjengkelkan? Bukankah hari itu akan menjadi sesuatu yang buruk? Bahkan mungkin waktu akan terasa berjalan dengan sangat lambat"


-
-

This Is Our Life

-
-


Author Pov


Di sebuah cafe yang terbilang cukup ramai itu, terdapat dua orang yeoja yang tengah duduk santai sembari berbincang-bincang. Keduanya menempati meja yang terletak di dekat kaca bening, membuat siapapun yang duduk disana dapat melihat suasana di luar cafe.

"Jadi setelah ini kau langsung pergi ke bandara?" Tanya yeoja yang memilki nama lengkap Bae Sunhee itu kepada sahabatnya yang sedang membalas pesan singkat dari seseorang.

Yeoja berambut hitam panjang itu mengangguk pelan. "Ne, dia sudah memintaku untuk menjemputnya sekarang" Ucap yeoja itu sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya. Jeon Yoora, nama yeoja yang tadi membalas pesan singkat kepada seseorang itu.

Jeon Yoora adalah seorang gadis berusia 17 tahun. Ia memiliki rambut panjang berwarna hitam dan sepasang bola mata yang indah berwarna coklat tua. Yoora merupakan seorang siswi kelas tiga dari salah satu sekolah menengah atas yang berada di Seoul.

"Kalau begitu pergilah sekarang! Jangan membuatnya menunggu terlalu lama!"

"Tapi bagaimana denganmu, Sunhee-ya?" Tanya Yoora setelah berhasil menghabiskan segelas minuman yang ada dihadapannya itu.

Sunhee tersenyum manis kepada sahabatnya itu. "Jangan khawatir! Aku bisa pulang sendiri naik taksi, jadi kau pergi saja sekarang! Dia pasti sudah menunggumu!"

Jeon Yoora dan Bae Sunhee, mereka adalah sepasang sahabat yang bersekolah ditempat yang sama, bahkan dua tahun terakhir ini mereka selalu saja sekelas. Mereka berdua telah menjalin hubungan persahabatan itu sejak mereka berdua masih duduk dibangku kelas satu Senior High School.

"Apa benar tidak apa-apa?" Tanya Yoora.

"Aku tak apa-apa, pergilah sekarang!"

"Baiklah, kalau kau memaksaku aku akan pergi sekarang! Mianhae, karena aku tak bisa mengantarmu pulang ke rumah!" Ucap Yoora. Jujur saja, sebenarnya ia merasa tidak enak pada sahabatnya itu. Ia sudah meminta sahabatnya itu untuk menemaninya ke cafe siang ini dan sekarang ia harus meninggalkannya sendirian lalu membiarkan Sunhee pulang naik taksi. "Oh, tega sekali kau Jeon Yoora!" Gumamnya dalam hati. Yoora pun bangkit dari posisi duduknya.

"Yoora, hati-hati di jalan, ne!"

Yoora mengangguk. "Kau juga hati-hati! Baiklah aku pergi dulu. Sampai bertemu besok di sekolah!" Yoora pun mulai melangkahkan kedua kakinya menuju mobilnya yang terparkir di depan cafe. Setelah itu ia mengendarai mobilnya menuju bandara.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Saat ini jalanan di Kota Seoul terbilang cukup sepi.  Hal ini tentu membuat Yoora tak perlu berlama-lama untuk tiba di bandara tujuannya. Sesampainya di bandara, Yoora mengambil ponsel yang berada disaku jaketnya. Ia berniat untuk menghubungi seseorang yang telah menunggunya di bandara itu. Namun niatnya itu diurungkan ketika seseorang berteriak memanggil namanya.

"Yoora noona...!" Teriak seorang namja tampan dari kejauhan. Ia melambaikan tangan kanannya kearah Yoora. Yoora pun berjalan mendekati namja itu sambil tersenyum.

"Noona, aku rindu sekali padamu..." Ucap namja itu sambil memeluk tubuh mungil Yoora.

"Aku juga merindukanmu, Kookie!" Ucap Yoora pada namja tampan itu.

Namja tampan itu bernama lengkap Jeon Jungkook. Ia adalah adik kandung dari Jeon Yoora. Jungkook telah kembali ke Seoul karena ia telah menyelesaikan sekolah menengah pertamanya di New York. Usianya baru 15 tahun, terpaut 2 tahun lebih muda dari Yoora, noona-nya.

"Ayo kita pulang!" Ajak Yoora. Ia mulai berjalan menuju mobilnya. Jungkook hanya mengangguk dan mengikuti Yoora dari belakang. Langkah kaki keduanya terhenti tepat didepan pintu mobil yang dibawa oleh Yoora.

Yoora pun masuk ke dalam mobil mendahului Jungkook. "Apakah kau sudah siap?" Tanya Yoora setelah Jungkook masuk ke dalam mobil.

"Ne, aku sudah siap. Kajja!" Jungkook menganggukan kepalanya. Mobil itu pun mulai melaju dengan kecepatan sedang. Mereka berdua sedang menuju rumahnya.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Setelah satu jam melakukan perjalanan dari bandara, kini Yoora dan Jungkook telah tiba dirumahnya. Keduanya berjalan menuju ke dalam rumahnya. "Eomma, appa, kami sudah pulang..." Teriak Jungkook setelah berhasil membuka pintu rumahnya.

Tak lama setelah itu, eomma dan appa dari kedua kakak-beradik itu muncul dari arah ruang tengah. Mereka pun menghampiri anaknya yang masih berdiri di ambang pintu.

"Jungkook, akhirnya kau sampai jumpa" Ucap wanita paruh baya itu sambil memeluk putra bungsunya. Ekspresi kebahagiaan tampak tersirat diwajahnya. Sepertinya ia sangat bahagia melihat sosok yang ada dihadapannya itu.

"Aku rindu sekali pada eomma" Ucap Jungkook dengan nada yang sedikit manja.

"Jungkook, apa kau melupakan aku?" Ucap pria paruh baya itu.

"Tentu tidak appa! Aku ingat padamu, bahkan aku sangat merindukanmu..." Ucap Jungkook sambil melepaskan eommanya. Ia tersenyum pada appanya.

"Jadi bagaimana?" Tanya appanya.

"Eh? Apanya yang bagaimana?" Tanya Jungkook heran. Sungguh, ia tak mengerti maksud dari pertanyaan appanya itu.

"Bagaimana perasaanmu setelah meninggalkan asramamu di New York?"

"Itu... Sungguh berat sekali rasanya meninggalkan asrama yang sudah menjadi tempat tinggalku di New York selama tiga tahun terakhir ini. Tapi disisi lain aku merasa sangat bahagia karena aku akan berkumpul lagi bersama keluargaku di Korea" Ucap Jungkook sambil tersenyum. Manis sekali senyuman namja itu.

"Lalu apakah kau sudah melihat sekolah barumu?"

"Sepertinya aku belum melihatnya, appa!"

"Eum, tadi kami tidak melewati gedung sekolah. Kami melewati jalan yang lain. Kkk~" Ucap Yoora sambil terkekeh pelan.

"Oh, pantas saja kau tidak tahu. Kau bisa berangkat sekolah bersama kakakmu besok pagi!" Ucap appanya.

"Yasudah, lebih baik kau pergi ke kamarmu! Bersihkan dirimu dan beristirahatlah!" Ucap eommanya. Jungkook pun mengangguk pelan.

"Kau tidak lupa letak kamarmu kan?" Tanya Yoora dengan nada sedikit mengejek. Jungkook memutar bola matanya malas. "Aish~ Kenapa noona bilang seperti itu? Aku kan tidak pelupa. Lagipula setiap liburan aku kan selalu kemari, jadi mana mungkin aku lupa letak kamarku!" Ucap Jungkook dengan sedikit kesal.

Yoora hanya terkekeh mendengar perkataan dongsaengnya itu. Jungkook pun mulai berjalan menuju kamarnya yang terletak di lantai dua rumahnya.




-To Be Continued-



-
-
-



>> Next Chapter <<


"Jeon Jungkook, kau kah itu?"

"Eh? Kau?"

-
-

"Gomawo! Siapa namamu?"

"Jeon Jungkook imnida, kalau kau siapa?"

-
-

"Kita sekelas lagi dengan teman-teman kelas sepuluh..."

"Mwo? Itu tandanya kita akan sekelas lagi dengan . . . "





Selasa, 01 Juli 2014

Destiny (Chapter 3 : Late!)


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin a.k.a Kai (EXO).
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum a.k.a Key (SHINee).
  5. Oh Sehun (EXO).
  6. Do Kyungsoo (EXO).
  7. Kim Myungsoo a.k.a L (Infinite).
  8. Park Hyunae (OC).

Support Cast :
  1. Lee Donghae (Suju).
  2. Kim Taeyeon (SNSD).

Rating : T

Genre : Brothership, Family, Friendship, School Life, Gaje ._.

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita dan OC dalam ff ini adalah murni hasil pemikiran author. Seluruh cast adalah milik allah, orang tua, dan diri mereka sendiri.

Note : Fanfic ini juga dipublish di akun wattpad author. Bagi siapapun yang udah baca fanfic ini, diharapkan untuk bisa meninggalkan jejak :D


WARNING! Gaje, OOC, typo dan penulisan tidak mengikuti EYD.




HAPPY READING! ^^






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua ini adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


Kriiing . . . Kriiiing . . . Kriiiiiiiing . . . 


Jam 7 tepat, terdengar suara bel berbunyi yang menandakan bahwa jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Seluruh siswa dan siswi Kyungmin High School pun segera masuk ke dalam ruang kelasnya masing-masing. Terlihat sesosok seorang pria berstyle ala guru sedang berjalan masuk menuju ruang kelas 11-3.

"Selamat pagi anak-anak..." Sapa guru itu kepada seluruh muridnya.

"Selamat pagi pak..."

"Sepertinya hari ini kita kedatangan siswa baru. Apakah saya benar?"

"Ne, kau benar sonsaengnim!" Ucap seorang siswa berambut coklat gelap yang ternyata adalah teman sebangku Taemin.

"Aku mau kau maju ke depan untuk memperkenalkan diri kepada teman-temanmu!" Ucap pria itu. Kedua matanya melirik ke arah Kai yang sedang duduk di pojok ruangan itu.

Kai hanya menganggukan kepalanya lalu maju ke depan untuk memperkenalkan diri di hadapan teman-teman barunya. "Annyeong haseyo! Perkenalkan namaku Kai. Aku adalah siswa pindahan dari Los Angeles. Kuharap kalian bisa menerima kehadiranku disini. Terima kasih..." Kai pun membungkukan badannya.

"Terima kasih atas perkenalannya Kai-ssi. Sekarang kau boleh kembali ke tempat dudukmu!" Ucap guru itu sembari tersenyum.

"Mmm... Sonsaengnim, bolehkah aku tau namamu?"

Pria itu mengangguk. "Tentu saja. Namaku Lee Donghae. Disini aku mengajar bidang study sejarah. Apa masih ada yang ingin kau tanyakan?"

"A-Aniya...."

"Yasudah, kau bisa kembali ke tempat dudukmu!"

Kai menganggukan kepalanya sembari tersenyum. Ia pun berjalan menuju tempat duduknya.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Sudah tiga jam berlalu, namun Lee Donghae masih semangat untuk menyampaikan materi sejarah kepada seluruh muridnya. Tapi tidak dengan murid-muridnya, mereka terlihat sudah sangat jenuh dengan pelajaran itu. Bahkan Kai sudah menguap berkali-kali sampai kedua matanya berkaca-kaca karena menahan kantuk.


Kriiiiiing............ Kriiiiiiiiing.............


"YEAY!!!" Siswa-siswi kelas 11-3 bersorak bahagia setelah mendengar suara bel istirahat berbunyi. Donghae hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak muridnya itu.

"Saya rasa pelajaran hari ini cukup sampai disini. Jangan lupa untuk mengerjakan pr kalian dirumah!" Ucap guru itu lalu pergi meninggalkan ruang kelas itu.


Braaakkkkkk.........


"Yak! Apa-apaan sih kau ini?" Kai yang sedari tadi mengantuk merasa sangat terkejut, ketika Taemin menggebrak mejanya dengan keras.

"Mau pergi ke kantin bersama kami?" Tanya Taemin sambil tersenyum jahil.

"Kami? Apa maksudmu itu, huh? Jangan bilang kau mau mengajakku ke kantin bersama yeoja tadi" 

"Ah... Tenang saja, bukan bersama mereka kok"

"Lalu?"

"Bersama mereka..." Ucap Taemin. Kedua matanya melirik kearah teman sebangkunya dan teman sebangku Kai bergantian. "Bagaimana kau mau kan?"

"Ne, kajja!!!" Sahut Kai sambil mengangguk. Mereka berempat pun pergi menuju kantin sekolah.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kai dan kawan-kawannya telah tiba dikantin. Mereka pun menempati meja kosong yang cukup untuk memuat empat orang.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Taemin.

"Kau mau mentraktir kami ne?" Tanya Kai dengan mata berbinar-binar.

"Tidak! Aku sedang dalam masa pengiritan. Uang jajanku mulai menipis. Lagi pula aku kan tidak bilang mau mentraktir kalian. Aku hanya mau memesankan saja, tapi kalian bayar masing-masing..." Ucap Taemin terkekeh, sedangkan kawan-kawannya hanya bisa menggeleng-geleng kepala.

"Kalau begitu biar aku saja yang mentraktir kalian semua. Tapi hanya juice saja ne?" Ucap namja berkulit putih susu itu.

"Kau ini pelit sekali, Sehun-ah!" Celetuk Do.

"Kalau begitu, ia tidak jauh berbeda dengan Taemin!" Sahut Kai.

"Mwo? Kenapa aku?" Taemin memutar kedua bola matanya dengan kesal.

"Yak! Kau ini... Masih mending aku traktir, dari pada tidak sama sekali"

"Huh~ Yasudah, aku pesan jus mangga saja..." Ucap Do.

"Aku pesan jus alpukat..." Sahut Sehun sambil memberikan uang kepada Taemin.

"Kau mau pesan apa, huh?" Tanya Taemin sambil melirik Kai.

"Aku pesan jus alpukat juga..."

"Baiklah, kalian tunggu disini ya! Aku mau pesan jus dulu..." Ucap Taemin lalu pergi untuk memesan jus.


10 menit kemudian . . . .


Kini Taemin telah kembali dengan membawa sebuah nampan yang diatasnya terdapat 4 gelas jus buah yang tadi telah dipesannya.

"Kai, bukankah saat dikelas tadi kau bilang bahwa dirimu itu siswa pindahan dari LA?" Tanya Do sambil mengambil jus mangganya dari nampan.

Kai mengangguk. "Ne, aku memang siswa pindahan dari LA. Memangnya kenapa?"

"Tidak, aku hanya heran. Kenapa bahasa koreamu lancar dan bagus? Apa kau belajar bahasa korea disana?"

"Aish~ Memangnya kau tidak memperhatikan namaku tadi?" Tanya Kai.

"Apa maksudmu huh?" Do malah balik bertanya. "Bahkan kau tidak menyebutkan nama aslimu..." Sahut Sehun.

"Benarkah? Aish~ Kenapa aku bisa lupa?" Ucap Kai sambil menepuk dahinya. "Baiklah namaku adalah Kim Jongin. Kalian bisa memanggilku Kai"

"Hmm.. Kalau dari namamu-" Ucap Do namun belum selesai, karena sudah disela oleh temannya yang lain. "Kau orang korea asli ne?" Sela Sehun. Kai mengangguk sembari tersenyum. Ya, Kai memang warga korea asli. Dulu ia tinggal di Korea, hanya saja ia terpaksa pindah ke Los Angeles karena urusan bisnis orang tuanya.

"Jadi siapa namamu?" Tanya Kai pada namja berkulit putih susu itu.

"Aku Oh Sehun" Ucap namja berkulit putih susu itu.

"Aku Do Kyungsoo..." Sahut Do.

"Aku tak bertanya padamu. Lagipula kita kan sudah kenalan dikelas tadi.."

"Memangnya tidak boleh huh?" Ucap Do dengan sedikit kesal. Sedangkan yang lain hanya tertawa melihat Do.


Kriiiiing..... Kriiiiiing........


Bel tanda waktu istirahat selesai telah berbunyi. Seluruh siswa dan siswi pun terlihat mulai masuk kekelasnya masing-masing. "Ayo kita kembali ke kelas! Setelah ini Taeyeon Sonsaengnim akan mengajar!" Ajak Do dan Taemin bersamaan. Mereka berdua sudah berdiri dan bersiap-siap untuk menuju ke kelas.

"Yasudah, kalian berdua duluan saja ya!" Pinta Kai. Do dan Taemin hanya melongo mendengar ucapan Kai.

"Aish~ Memangnya kau dan aku mau kemana huh?" Tanya Sehun yang juga merasa heran dengan ucapan Kai.

"Kau antar aku ke toilet dulu ne?" Ucap Kai.

Sehun hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia melirik jam tangan hitam yang melingkar di lengan kirinya itu. "Tapi sekarang-"

"Ayolah Sehun! Bersikap baik pada teman barumu tidak masalah kan?" Ucap Kai sambil menyeret Sehun menuju toilet. Sedangkan Do dan Taemin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Do, sepertinya kita harus segera ke kelas!" Seru Taemin.

"Ne, kajja!" Do dan Taemin pun berlari menuju kelas mereka yang berada di lantai 3.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kini Do dan Taemin sudah berada di depan pintu kelasnya. Mereka pun mengatur napas yang sudah tak beraturan itu. Bagaimana tidak? Mereka berdua mulai berlari dari kantin yang letaknya di lantai dasar hingga menuju kelasnya yang berada di lantai 3 itu.

"Untung saja kita tidak telat masuk..." Ucap Do setelah duduk dibangkunya. Taemin yang mendengar ucapan Do hanya mengangguk setuju.

Cklek...

Pintu kelas itu terbuka dan langsung menampakkan sosok wanita cantik sedang berjalan memasuki ruang kelas 11-3. Kehadirannya membuat seluruh penghuni kelas itu terdiam membisu.

"Ssttt..." Bisik Do kepada Taemin yang duduk didepannya. "Kemana Sehun dan Kai?"

Taemin pun menoleh kebelakang dengan santainya. Sepertinya ia tidak menyadari bahwa sonsaengnimnya sudah menatapnya tajam. "Aku tidak tau. Mungkin mereka masih ada di toilet"

"Taemin pabo! Kenapa kau malah menoleh kebelakang dan berbicara dengan keras begitu?" Ucap Do sambil menepuk dahinya. Bisa-bisanya ia punya teman yang kelewat pabo.

"Mianhae, aku lupa..." Ucap Taemin sambil nyengir. Tangannya menggaruk rambutnya yang sama sekali tidak gatal itu.

"Yak! KIM TAEMIN, DO KYUNGSOO!" Teriak wanita itu dengan suara melengking. Hal itu sontak membuat seluruh penghuni kelas menutup kedua telinganya rapat-rapat.

"Aish~ Guru itu selalu saja teriak-teriak! Membuat telingaku sakit saja.." Keluh Hyora dengan suara super pelan. Bahkan Hyunae teman sebangkunya pun tidak dapat mendengar ucapan Hyora.

"N-Ne sonsaengnim..." Ucap Do dan Taemin dengan gugup.

"APAKAH KALIAN BERDUA LUPA INI JAM MENGAJAR SIAPA HUH?" Teriak wanita yang bernama lengkap Kim Taeyeon itu. Do dan Taemin hanya menggelengkan kepalanya. "LANTAS KENAPA KALIAN MASIH MENGOBROL? SEKARANG AKU MAU KALIAN BERDUA KELUAR DARI KELAS! CEPAT!!!" Teriaknya lagi sembari menunjuk pintu keluar. Do dan Taemin pun mengangguk pasrah. Mereka pun mulai melangkahkan kakinya untuk keluar kelas.

-
-
-
-
-

Kai Pov



"Ayolah Kai, percepat langkah kakimu itu!" Rengek Sehun yang sudah berjalan agak jauh didepanku. Hey, dia kenapa sih? Sejak keluar dari toilet tadi, ia selalu saja menyuruhku untuk berlari agar kami bisa lebih cepat tiba dikelas. Tapi aku jelas menolaknya, bukannya berlari aku malah sengaja berjalan melambat. Lagi pula kelas kami kan ada dilantai 3, memangnya aku mau berlari terus melewati tangga huh?

Tidak butuh waktu yang lebih lama lagi. Kini aku dan Sehun sudah berada tepat di depan pintu kelas 11-3. Ya, itu kelas kami berdua. Tanganku pun mulai mengetuk pintu itu.


TOK . . . TOK . . . TOK . . .


Setelah mengetuk pintu, tanganku langsung meraih kenop pintu itu. Lalu kubuka pintu ini dan aku melihat sosok wanita berambut coklat panjang tengah berdiri di depan kelas. Ia menatapku dan Sehun dengan tajam. Oke, entah mengapa sepertinya aku mulai merasakan hawa yang tidak enak. Aku dan Sehun mulai melangkahkan kaki menuju sonsaengnim itu. Tapi langkah kami tiba-tiba terhenti, ketika sonsaengnim itu berbicara.

"Darimana saja kalian berdua?" Ucapnya dengan nada yang terdengar seperti menyindir.

"Kami dari toilet bu..."

"APA KAU BILANG? DARI TOILET? KENAPA LAMA SEKALI? KALIAN TIDAK TAU JAM BERAPA INI?" Teriaknya yang membuat aku dan Sehun langsung menutup kedua telinga kami rapat-rapat.

"Maafkan kami sonsaengnim" Ucap Sehun.

"KALIAN BERDUA KELUAR DARI KELASKU!!!" Teriaknya lagi.

"Ta..tapi..."

"KUBILANG KELUAR DARI KELASKU!!! CEPAT!" Aku dan Sehun pun mengangguk pasrah. Kami berdua pun langsung keluar dari kelas.

"Sebaiknya kita kemana ya?" Tanyaku pada Sehun. Ya, sejak kami diusir oleh wanita menyebalkan itu, kami hanya berjalan tanpa tujuan. Dan sekarang kami berdua sedang menyusuri lorong-lorong lantai 2 yang terbilang cukup sepi ini.

"Kita ke kantin saja ne?" Tanya Sehun. Aku hanya mengangguk dan kami pun langsung berjalan menuju kantin sekolah.

-
-
-
-
-

Author Pov


Dua orang namja sedang duduk dikantin sekolahnya. Satu diantara mereka tengah mengaduk jus alpukat tanpa meminumnya sedikitpun dan namja lainnya tengah menopang dagunya. Mereka berdua terlihat seperti sedang bosan.

"Do, mianhae..." Ucap namja yang tengah menopang dagunya itu.

"Eh? Untuk apa?" Tanya Do sambil terus mengaduk jus alpukat dihadapannya itu.

"Gara-gara aku, kau jadi ikut-ikutan dikeluarkan dari kelas"

Do terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu. "Tidak masalah, Taemin-ah! Bukankah hal seperti ini sudah biasa terjadi?" Ucap Do. Memang Do terkenal sebagai anak yang baik dan pendiam dikelasnya, tapi ini bukanlah yang pertama kalinya ia dihukum oleh sonsaengnimnya itu. Ia sering sekali dihukum oleh sonsaengnimnya, karena ulah kedua sahabatnya yang usil itu. Siapa lagi kalau bukan Taemin dan Sehun.

"Kyaa~ Hantu..." Taemin terkejut ketika seseorang menepuk bahu kanannya dengan keras. Kedua tangannya menutupi wajah imutnya itu karena saking takutnya. *eh

"Dasar kau penakut! Memangnya ada hantu yang mempunyai wajah tampan sepertiku?" Ucap seseorang yang tadi menepuk bahu Taemin.

Taemin pun menoleh ke sumber suara. Dan ternyata itu orang yang disangkanya hantu itu adalah Kai. "Jangan terlalu percaya diri, aku jauh lebih tampan darimu!" Ucapnya kesal.

"Oh ya, kenapa kalian berdua bisa disini? Bukankah seharusnya kalian sudah masuk kelas lebih dulu?" Tanya Sehun yang sudah duduk disamping Do. "Apa kalian juga dikeluarkan dari jam Taeyeon Sonsaengnim?"

Do dan Taemin mengangguk. "Ne, kau benar Sehun-ah..." Ucap Taemin.


-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Dua jam sudah Kai dan teman-temannya menghabiskan waktu bersama di kantin sekolah mereka. Itu mereka lakukan karena mereka tidak diizinkan masuk kelas untuk mengikuti jam pelajaran Taeyeon Sonsaengnim. Hingga akhirnya bel pulang sekolah berbunyi dan seluruh siswa-siswi Kyungmin High School berhamburan keluar dari kelasnya.


Kriiiing.... Kriiing..... Kriiing...


"Akhirnya bel itu berbunyi juga..." Ucap Do yang memang sudah sangat suntuk.

"Ayo, kita ambil tas ke kelas lalu pulang!" Ajak Sehun sambil mulai berjalan menuju kelasnya. Ketiga temannya yang lain pun mengangguk setuju dan mengikuti Sehun dari belakang.





-To Be Continued-


-
-
-


>>Next Chapter<<

"Mau apa kau kemari huh?"

"Ah, tentu saja karena aku ingin berkunjung kemari"

-
-
-

"Kau, sungguh aneh..."

"Apanya yang aneh?"

-
-
-

"Taemin-ah! Kemana saja kau ini eoh? Aku menunggumu sejak tadi..."

"Mianhae, tadi aku pergi ke supermarket"





Selasa, 24 Juni 2014

Destiny (Chapter 2 : New School, New Friends)


Title : Destiny

Author : Dyan Rosdiana

Cast :
  1. Kim Jongin a.k.a Kai (EXO).
  2. Kim Hyora (OC).
  3. Lee Taemin (SHINee) as Kim Taemin.
  4. Kim Kibum a.k.a Key (SHINee).
  5. Oh Sehun (EXO).
  6. Do Kyungsoo (EXO).
  7. Kim Myungsoo a.k.a L (Infinite).
  8. Park Hyunae (OC).
Rating : T

Genre : Brothership, Family, Friendship, School Life, Gaje ._.

Lenght : Chaptered

Disclaimer : Ide cerita dan OC yang ada dalam ff ini adalah murni hasil karangan author. Seluruh cast milik allah, orang tua, dan milik diri mereka sendiri.

Note : FF ini juga diposting di akun wattpad author.


Warning! Gaje, OOC, typo, dan penulisan tidak mengikuti EYD.



Chapter sebelumnya => Chapter 1 : After 4 Years.



HAPPY READING! ^^






"Senang, bahagia, sedih dan perasaan yang tersakiti. Semuanya campur aduk menjadi satu. Walaupun begitu, semuanya tetap harus kujalani. Karena semua itu adalah takdir kehidupanku".


-
-

Destiny

-
-


Malam hari telah berganti menjadi pagi hari yang cerah. Kicauan burung-burung terdengar sangat merdu. Sinar matahari pagi telah masuk perlahan ke dalam sebuah kamar melalui jendela yang telah terbuka itu. Membuat salah satu penghuninya sedikit terusik. 

"Hoooaaamm....." Salah satu penghuni kamar itu mulai membuka kedua bola matanya secara perlahan. Ia mengerjapkan kedua matanya itu, lalu melihat sebuah jam dinding yang menempel di dinding kamarnya itu. "Hmm~ Masih setengah enam pagi. Ini pasti kerjaan eomma, masuk ke kamarku diam-diam dan membuka jendela itu"

CKLEEKK....

Terdengar suara pintu kamar terbuka. Menampakkan sosok seorang namja yang masih berpakaian piyama tidurnya sedang masuk ke dalam kamar itu secara perlahan. "Ah... Rupanya kau sudah bangun?"

"Ne, aku memang sudah bangun. Memangnya ada apa kau kemari hyung?" Tanya Taemin dengan wajah polosnya.

"Aish~ Paboo...! Tentu saja untuk membangunkanmu dan Kai" Ucap Key. Kedua matanya melirik sesosok namja yang masih tertidur pulas sambil memeluk gulingnya erat. "Dia masih tertidur eoh?" Tanyanya lagi. Taemin hanya menganggukan kepalanya.

Key pun berjalan mendekati namja yang tengah tertidur pulas itu. "Kai, ayo bangun! Ini sudah pagi. Kau harus pergi ke sekolah barumu!" Ucap Key sambil mengguncangkan tubuh namja berambut hitam itu. Namun, namja itu tidak merespon sama sekali. Ia justru semakin terlelap dalam tidurnya.

"Kai, dongsaengku yang tercinta! Ayo bangun! Nanti kau bisa telat nak!" Ucap Key yang masih berusaha membangunkan Kai. Tapi Kai tetap saja tidak merespon. Kali ini, ia memeluk gulingnya semakin erat.

Satu kali, dua kali, tiga kali, bahkan sampai sepuluh kali lebih Key berusaha membangunkan dongsaengnya itu dengan cara yang lembut. Namun tetap saja Kai tidak merespon. Ia justru semakin terlelap dalam tidurnya (Kai pikir, Key oppa lagi dongeng kali ya? ._.). Namun bukan Key namanya, jika dia tak berhasil membangunkan dongsaengnya itu. Key pun menarik napas dalam-dalam, lalu.....

"KAI, CEPAT BANGUN! KALAU TIDAK, KAU BISA TERLAMBAT!!!" Key berteriak sangat kencang tepat di sebelah telinga kanan Kai. Taemin yang masih duduk di ranjangnya pun hanya menggeleng-geleng kepala sembari menutup kedua pendengarannya itu.

Kai pun mulai terusik dari tidurnya. "Nanti saja ya hyung! Aku masih mengantuk sekali hyung!" Ucap Kai dengan kedua mata yang masih terpejam itu. Key pun semakin geram dengan Kai yang sangat sulit untuk dibangunkan. Ia pun berlari kecil menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar Kai dan Taemin.

Hana . . .

Dul . . .

Set . . . 


BYUURRRR............


"Yaaakkk!!! Apa-apaan ini?" Kai langsung terbangun ketika mendapati seluruh tubuh dan ranjangnya basah kuyup akibat ulah hyungnya itu. Ya, setelah Key kembali dari kamar mandi, ia membawa seember air ditangannya. Lalu langsung menumpahkan seember air itu kepada Kai yang masih tertidur pulas diatas ranjangnya itu. Taemin dan Key pun tertawa puas melihat kejadian itu.

"Itu adalah hadiah spesial untukmu, Jongin! Kau mendapatnya spesial dariku, karena kau susah sekali dibangunkan!" Sahut Key sambil tersenyum kemenangan.

"Huh... Kau jahat sekali, hyung!" Ucap Kai sambil mengerucutkan bibirnya.

"Biar saja. Aku ini kan memang jahat" Ucap Key dengan santainya. Ia melirik Taemin yang masih duduk diranjangnya. "Dan kau Taemin! Cepatlah mandi atau kau mau ku siram seperti Kai, huh?" Titah Key dengan mata yang melotot.

"N-Ne, hyung! Aku, aku, aku mau mandi saja..." Ucap Taemin yang langsung mengambil langkah seribu menuju kamar mandi.

"Hyung, kau harus bertanggung jawab atas semua ini. Lihatlah! Bukan hanya tubuhku saja yang basah kuyup, tapi ranjangnya juga basah" Rengek Kai dengan wajah memelas.

"Pabo! Tidak perlu merengek seperti itu! Kau kan tinggal menjemurnya di balkon saja!" Ucap Key dengan santainya. Ia pun beranjak dari kamar kedua dongsaengnya itu.

"Huh!!! Key hyung, kau sangat menyebalkan!!!" Gerutu Kai.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Kai Pov


Aku baru saja selesai mandi dan langsung bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Aku memakai seragamku lengkap karena ini adalah hari pertamaku bersekolah. Sekilas aku menoleh ke arah jam dinding di kamarku yang sudah menunjukkan pukul 06.20.

"Kai, cepatlah sedikit!!! Kita sudah telat!" Ucap Taemin yang sudah menungguku di depan pintu kamar. Aku hanya mengangguk, lalu mengambil tas hitam milikku. Aku dan Taemin pun berlari dengan tergesa-gesa menuruni beberapa anak tangga dan langsung menuju ruang makan.

"Kalian berdua kenapa?" Tanya ahjumma-ku dengan wajah penasaran. Ia menatapku dan Taemin secara bergantian.

"Kami, kami telat eomma. Ini semua gara-gara Kai" Ucap Taemin sambil melirikku. Apa-apaan dia huh? Menuduhku sembarangan.

Aku pun mendengus kesal. "Enak saja kau bicara! Ini semua gara-gara Key hyung!" Ucapku sambil menunjuk hyungku.

"MWO? Kenapa kau malah menyalahkan aku?"

"Ne, seandainya saja hyung tidak menyiram..."

"Siapa suruh kau susah dibangunkan?" Ucap Key hyung yang menyelaku berbicara.

"Hey, sudah, sudah! Hentikan!!! Ini adalah meja makan dan digunakan untuk tempat makan! Jadi ini bukan tempat untuk beradu mulut seperti ini..! Mengerti?" Ahjussi melerai kami berdua yang mulai beradu mulut. Kami pun hanya menganggukan kepala.

"Ppallii, Kai! Ini sudah jam 6.30. Mau sampai kapan kau berdiam diri seperti itu huh? Kita bisa telat..." Ucap Taemin sambil mengambil roti yang ada di meja makan.

"Aigo!!! Kau benar. Kajja kita berangkat sekarang! Ahjussi, Ahjumma, hyung kami berangkat dulu ne..." Ucapku sambil mengambil sepotong roti. Aku pun berlari mengejar Taemin yang sudah lebih dulu pergi keluar.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

Author Pov


Kyungmin High School



Sebuah mobil berwarna hitam tengah berhenti di parkiran. Pintu mobil pun terbuka dan langsung menampakkan dua sosok namja tampan yang baru saja keluar dari mobil itu. "Huh, untung saja tidak telat" Ucap Taemin.

"Jadi ini sekolahmu ya?" Tanya Kai sambil melihat sekelilingnya.

"Ne, ini sekolahku. Ayo kita ke ruang guru!" Ajak Taemin. Kai hanya mengangguk lalu mengikuti Taemin yang berjalan didepannya.

-
-
-

--SKIP--

-
-
-

"Jadi kau ya siswa pindahan dari LA itu?" Tanya seorang wanita berkacamata pada Kai yang duduk dihadapannya.

"Ne, sonsaengnim"

"Siapa namamu?"

"Kim Jongin"

"Sebentar ya! Akan aku carikan data milikmu!" Ucap wanita itu sembari mencari data milik Kai. "Hmm.. Kim Jongin, kau masuk kelas 11-3. Kau beruntung sekali karena tidak perlu mencari kelasnya lagi"

"M-Maksudnya?"

"Kau sekelas dengan Taemin-ssi" Ucap wanita itu sambil melirik ke arah Taemin yang duduk disamping Kai. "Oh ya, kau boleh ke kelas sekarang!"

"Gamsahamnida, sonsaengnim..."

-
-
-

--SKIP--

--
-

Kai Pov


Kini aku telah tiba tepat didepan pintu biru bertuliskan 11-3 Classroom. Taemin pun membuka pintu biru itu, lalu kami berdua masuk ke dalam ruang kelas 11-3.

"Sudah cukup ramai rupanya....." Batinku. Aku terus berjalan mengikuti Taemin yang sudah berjalan didepanku. Aku berusaha bersikap senormal mungkin, walaupun sebenarnya aku merasa risih karena seluruh murid dikelas ini terus menatapku dengan wajah bertanya-tanya. Entahlah apa yang sedang mereka pikirkan saat ini. Aku tidak tau.

"Kau duduk disana saja ya!" Pinta Taemin sambil menunjuk sebuah bangku kosong dibelakangnya. Aku pun hanya menganggukan kepalaku dan menaruh tasku di atas meja yang berada di pojok ruangan ini.

"Eh, ini tas siapa?" Tanyaku sembari menunjuk tas hitam disebelahku.

"Itu tas milik seorang siswa yang akan menjadi teman sebangkumu. Namanya Do Kyungsoo. Kau tenang saja, dia adalah siswa yang baik dan tidak bodoh sepertimu"

"Aish-- Apa-apaan kau ini?" Ucapku kesal. Sedangkan ia malah terkikik.

"TAEMIN!!! Akhirnya kau datang juga. Kenapa kau datang lambat sekali eoh? Dan sejak kapan rambut coklatmu itu dicat menjadi warna hitam seperti itu?" Ucap seorang yeoja berambut hitam sambil berjalan kearahku. Hey, apa dia sedang berbicara kepadaku? Tapi, tapi kenapa dia memanggilku Taemin? Dia sedang mengigaukah? Aneh! .__.

"Hmm... Taemin ada disini nona! Bukan disana..." Ucap Taemin dengan santainya. Yeoja tadi menoleh kearah Taemin. Sepertinya ia terkejut karena telah salah memanggil orang. Dan sekarang ia menoleh lagi kearahku. Tapi raut wajahnya berbeda dengan tadi, kali ini wajahnya terlihat seperti orang kebingungan.

"Aaaaahhhh.........." Jeritnya dengan keras. Aku pun sontak menutup kedua telingaku ini. Begitupun dengan Taemin, ia melakukan hal serupa denganku. Dan seluruh murid dikelas ini menatap kami bertiga heran.

"Yakk! Pabooo! Kau ingin membuat pendengaranku rusak karena jeritanmu itu ya?" Protes Taemin.

"M-Mianhae... Ta-Tapi itu ada hantuuuu! Wajahnya mirip sekali denganmu!" Ucap yeoja aneh itu sambil menunjukku.

"Apa kau bilang?" Ucapku kesal. Huh, enak saja dia bilang aku hantu.

"Kyaa!!! Hantunya bicara padaku" Ucapnya lagi. Kulihat Taemin malah tertawa melihat ulah yeoja tadi. Huh, sepertinya dia senang aku dibilang hantu.

"Hyora bisakah kau antar aku ke--" Ucap yeoja lainnya pada yeoja aneh dihadapanku yang ia panggil dengan Hyora. Yeoja yang baru datang itu menatapku heran. Oh tidak! Jangan bilang dia akan menyebutku hantu juga! "Taemin-ah kenapa kau tidak pernah memberitahuku bahwa kau memiliki saudara kembar?" Oh baguslah, rupanya yeoja ini tidak seheboh temannya.

"Hyunae, rupanya kau bisa melihat tuan hantu juga eoh?"

"Kau ini apa-apaan sih? Aku itu bukan HANTU" Ucapku dengan sengaja menekankan kata hantu.

"Kau yang apa-apaan tuan hantu? Untuk apa kau datang kemari dengan wajah mirip Taemin, huh?"

"Sudah kubilang aku ini bukan hantu! Aku manusia! Lihatlah kakiku dapat menapak ditanah!!! Jadi berhentilah menyebutku tuan hantu!" Ucapku kesal. Seenaknya saja memanggilku seperti itu. Dia itu babo atau bagaimana sih? ._.

"Suka-suka aku dong tuan hantu" Ucapnya dengan tampang 'watados'. Aish yeoja ini benar-benar membuatku kesal ._.

"Sudah-sudah! Kalian berdua berisik sekali sih" Ucap Taemin sambil berusaha melerai kami berdua. "Baiklah nona-nona, perkenalkan ya ini adalah saudaraku yang baru saja datang dari LA kemarin"

"Oh jadi kau ini benar-benar saudara kembarnya Taemin ya. Jeoneun Park Hyunae Imnida" Ucap yeoja berambut coklat panjang itu sambil mengulurkan tangan kanannya.

"Kim Jongin. Kau bisa memanggilku Kai. Dan satu lagi, aku dan Taemin memang saudara. Tapi kami bukan saudara kembar" Ucapku tersenyum sambil menjabat tangannya.

"Ne, walaupun kau melihat wajah kami seperti anak kembar. Tapi tetap saja ada yang berbeda dari wajah kami" Sahut Taemin.

"Ne, tentu saja wajahku lebih tampan. Sedangkan wajahmu itu lebih imut" Ucapku terkikik. Taemin hanya menatapku tajam.

"Hey, jangan lupakan bahwa aku juga ada disini..."

"Oh, iya. Aku sampai lupa, kalau kau ada disini. Namaku Kim Jongin atau kau bisa memanggilku Kai" Ucapku sambil mengulurkan tangan kepada yeoja aneh itu.

"Aku Kim Hyora" Ucap si yeoja aneh berambut hitam itu. Kami berdua saling berjabat tangan. Namun, aku sengaja mencengkram tangannya dengan keras. Hihi... Ini pembalasanku padamu nona menyebalkan.

"Aaaww... Lepaskan!" Rintihnya sambil melepaskan jabat tangan kami. Ia menatapku tajam. "Dasar tuan hantu menyebalkan!"

"Apa katamu?"

"TUAN HANTU MENYEBALKAN!!!"

"Hey, sudah-sudah!!! Hyora, lebih baik kau antar aku ke toilet ne? Sebentar lagi bel masuk berbunyi" Ajak Hyunae sambil menarik tangan temannya itu.

"Ne. Kajja!!!" Hyora pun pergi mengantar temannya ke toilet.

"Huh! Dasar yeoja aneh!!!" Gerutuku. Kulihat Taemin masih mentertawakanku. Dasar bocah menyebalkan. "Taemin, kalau kulihat sepertinya kau dengan yeoja tadi sudah sangat akrab ya?"

"Ah? Siapa?"

"Kau pabo! Kau dengan yeoja tadi. Hmm-- Maksudku Hyora" Ucapku kesal.

"Oh itu. Aku dan Hyora sudah bersahabat sejak kelas 1 SMP"

"Aku heran kenapa kau bisa bersahabat dengan yeoja heboh yang sangat menyebalkan dan cerewet itu?" Ucapku sambil menggelengkan kepalaku dengan cepat.

"Asal kau tau saja, dibalik itu semua dia adalah yeoja yang lembut dan perhatian. Itu yang membuatku selalu nyaman berada didekatnya" Ucap Taemin sambil tersenyum.

"Hmm... Sepertinya kau menyukainya ya?" Ucapku sambil menatapnya jail.

"Eh, tidak, tidak!!! Kami itu hanya bersahabat tidak lebih"

"Ah, jangan bohong! Mungkin benih cinta itu belum tumbuh..." Godaku lagi.

"Kau ini apa-apaan sih?" Taemin menatapku tajam. Aku memang sangat suka menggodanya. Habis dia juga menyebalkan sih. Hihihi....




-To Be Continued-


-
-
-


>> Next Chapter <<

"Annyeong haseyo! Perkenalkan namaku Kai. Aku adalah siswa pindahan dari Los Angeles"

"Terima kasih atas perkenalannya Kai-ssi"


-
-

"Kyaa~ Hantu..."

"Dasar kau penakut!"





 

Statistik

Statistik

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net SEO Stats powered by MyPagerank.Net

Berlangganan Melalui

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner